Meskipun telah lama digaungkan, intensitas kampanye ini meningkat, terutama sejak tahun 2020.
Undang-Undang Penolakan Ideologi dan Budaya Reaksioner diperkenalkan pada 2020 dan berisi tentang larangan bagi masyarakat Korea Utara untuk mendistribusikan, menonton, atau mendengarkan konten budaya apa pun yang dianggap anti-sosialis.
Selain jeans, Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un juga melarang beberapa produk budaya lain seperti potongan rambut jenis mullet, tindik, dan kaos bermerek karena dianggap sebagai simbol gaya hidup kapitalis.
Selain itu, rambut yang berbentuk runcing dan rambut yang diwarnai juga tidak lagi diizinkan untuk digunakan di Korea Utara, dikutip dari The Guardian.
Anggota organisasi pemuda yang dikelola negara sering bertindak sebagai “polisi fesyen” bagi Korea Utara.
Pemuda yang tergabung dalam organisasi tersebut juga melarang orang mengenakan pakaian yang terlihat terlalu “asing” bagi warga dan pemerintah.
Baca juga: Anak Berusia 2 Tahun Dihukum Seumur Hidup di Korea Utara, Ini Alasannya
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.