Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Astronot di Luar Angkasa Menua Lebih Lambat Dibanding Manusia di Bumi, Apa Sebabnya?

Kompas.com - 22/03/2024, 07:30 WIB
Diva Lufiana Putri,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Konsep pelebaran waktu di ruang angkasa merupakan sebuah realitas mencengangkan dari teori relativitas Albert Einstein.

Teori yang diungkapkan oleh fisikawan teoretis kelahiran Jerman ini berpendapat, waktu yang diketahui bukanlah suatu konstanta, tetapi variabel yang dapat dipengaruhi oleh kecepatan dan gravitasi.

Implikasi dari teori relativitas telah dikonfirmasi melalui berbagai eksperimen. Bagi para astronot, teori ini menandakan mereka mengalami waktu yang berbeda dengan manusia di Bumi.

Oleh karena itu, para astronot yang mengorbit Bumi di luar angkasa akan mengalami fenomena penuaan lebih lambat.

Baca juga: Mengenang Kelahiran Albert Einstein, Sang Jenius Pembuka Tabir Alam Semesta


Waktu di luar angkasa sedikit berbeda dengan Bumi

Dilansir dari Times of India, Rabu (20/3/2024), pelebaran waktu gravitasi (gravitational time dilation) adalah konsep yang dituangkan dalam teori relativitas umum Einstein.

Konsep ini menggambarkan bagaimana kehadiran massa membengkokkan struktur ruang dan waktu, menyebabkan waktu berlalu dengan kecepatan berbeda tergantung pada kekuatan medan gravitasi.

Di luar angkasa, yang jauh dari Bumi, tarikan gravitasinya lebih lemah, sedangkan waktu bergerak sedikit lebih cepat.

Meski dampaknya sangat kecil, hal ini berimbas pada astronot yang mengalami waktu dengan kecepatan sedikit berbeda dibanding mereka yang ada di permukaan Bumi.

Di sisi lain, pelebaran waktu atau dilatasi waktu (time dilation) menjadi konsekuensi dari adanya teori Einstein, teori relativitas khusus.

Konsep tersebut menjelaskan, ketika suatu benda bergerak lebih cepat, waktu yang dibutuhkan benda tersebut akan melambat dibandingkan pengamat yang diam.

Astronot yang melakukan perjalanan dengan kecepatan tinggi untuk mengelilingi Bumi mengalami pelebaran waktu seperti ini.

Imbasnya, dibandingkan manusia di Bumi, penuaan yang dialami para astronot di luar angkasa sana sedikit lebih lambat.

Baca juga: Alami 16 Kali Matahari Terbit dan Terbenam dalam Sehari, Bagaimana Astronot Tidur di Stasiun Antariksa?

Paradoks kembar

Einstein dan persamaan teori relativitas khususnya yang terkenalKompas.com/SILMI NURUL UTAMI Einstein dan persamaan teori relativitas khususnya yang terkenal
Dikutip dari Business Insider, Senin (2/1/2023), contoh klasik untuk menggambarkan kondisi ini adalah skenario atau paradoks kembar.

Salah satu kembaran meluncur dengan pesawat ruang angkasa yang melaju mendekati kecepatan cahaya, sedangkan kembarannya tetap di Bumi.

Ketika si kembar penjelajah luar angkasa kembali ke Bumi, usianya baru beberapa tahun lebih tua dari pertama kali meluncur.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com