Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Profil Mooryati Soedibyo, Pendiri Mustika Ratu yang Meninggal di Usia 96 Tahun

Kompas.com - 24/04/2024, 09:15 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya,
Ahmad Naufal Dzulfaroh

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pendiri brand kosmetik Mustika Ratu, Bandoro Raden Ayu Mooryati Soedibyo Poerbo Hadiningrat, meninggal dunia di usia 96 tahun pada Rabu (23/4/2024) pukul 01.00 WIB.

Kabar meninggalnya Mooryati dikonfirmasi oleh pihak keluarga dalam keterangan resmi yang diterima Kompas.com, Rabu.

Jenazah akan disemayamkan di rumah duka di Jalan Mangunsarkoro Nomor 69 Menteng, Jakarta Pusat.

"Akan diberangkat ke peristirahat terakhir di Tapos, Bogor dari rumah duka setelah Dzuhur," kata pihak keluarga.

Baca juga: Sosok Melitha dan Melisha Sidabutar, Penyanyi Kembar yang Tanggal Lahir-Meninggal Sama

Profil Mooryati Soedibyo

Perempuan kelahiran Solo, 5 Januari 1928 ini dikenal sebagai pendiri Mustika Ratu dan kontes kecantikan, Puteri Indonesia.

Harian Kompas, 2 Desember 1995 mencatat, Mooryati merupakan cucu dari dari Raja Surakarta Susuhunan Paku Buwono X.

Sejak usia tiga tahun, ia telah digembleng neneknya dan tinggal bersama di Keputren Keraton.

Melalui Mustika Ratu, Mooryati menjadi pionir dalam industri produk kecantikan, jamu, dan kesehatan baik berskala nasional maupun global.

Mustika Ratu didirikan karena ia memiliki hobi meminum jamu. Mooryati kemudian mengembangkan usahanya paada 1973.

Baca juga: Profil Lawrence Wong, Calon Perdana Menteri Singapura Pengganti Lee Hsien Loong

Perjuangan membangun bisnis

Masih dari sumber yang sama, alumni jurusan bahasa Inggris, Universitas Saraswati Solo ini merintis bisnisnya dengan modal Rp 25.000.

Pada mulanya, Mooryati meramu sendiri minuman beras kencur di garasi rumah bersama dua orang pembantunya.

Beras kencur dipilih sebagai produk pertamanya, karena dianggap paling gampang.

"Bisa dikerjakan malam hari, paginya langsung saya bawa ke arisan atau ditawarkan dari rumah ke rumah," kata suami Soedibyo Purbo Hadiningrat ini dalam sebuah wawancara.

Untuk menjamin mutu, bahan baku jamu dibeli langsung dari Solo, Jawa Tengah.

Kala itu, Mooryati harus pulang balik Jakarta-Solo sekali seminggu naik bis malam, karena modal terbatas.

Halaman Berikutnya
Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com