Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jepang Catat Rekor Tertinggi Kasus Infeksi Bakteri Streptokokus yang Berbahaya

Kompas.com - 16/03/2024, 09:00 WIB
Alinda Hardiantoro,
Mahardini Nur Afifah

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kasus infeksi bakteri streptokokus yang berbahaya dan potensial mematikan di Jepang tercatat mencapai rekor paling tinggi sepanjang trimester pertama 2024. 

Tingkat kematian akibat infeksi bakteri streptokokus hemolitik akut yang menyebar di Negeri Sakura ini mencapai 30-70 persen, atau lebih tinggi dibandingkan tahun 2023.

Baca juga: Kisah WNI yang Anaknya Dapat Makan Siang Gratis di Jepang: Dipantau Ahli Gizi dan Bisa Pilih Makanan Halal

Menurut catatan National Institute of Infectious Diseases (NIID), per 25 Februari 2024, jumlah kasus streptokokus hemolitik di Jepang mencapai 378.

Jika melihat penyebaran kasusnya, angka kejadian penyakit ini diproyeksi 40 persen lebih tinggi dibanding total kasus pada 2023, yakni 941 kasus.

Belum diketahui secara pasti penyebab penyebaran bakteri menular tersebut. Tapi, bakteri ini bisa memicu sindrom syok toksik streptokokus, yang apabila tidak ditangani dengan tepat dan cepat bisa menimbulkan kematian.

"Masih banyak faktor yang belum diketahui terkait mekanisme di balik streptokokus yang fulminan (parah dan tiba-tiba). Kami belum bisa menjelaskannya," ungkap NIID, dilansir dari The Guardian, Jumat (15/3/2024). 

Saat ini Kementerian Kesehatan Jepang tengah menyelidiki secara intensif jenis patogen yang menyebar di Jepang ini.

Baca juga: Warga Jepang Dilarang Sentuh Kucing, Apa Sebabnya?

Apa itu infeksi streptokokus?

Dikutip dari MSD Manual, infeksi streptokokus adalah penyakit yang disebabkan spesies streptococcus.

Streptokokus adalah bakteri gram positif berbentuk bola-bola atau coccal yang menimbulkan sejumlah gejala penyakit.

Bakteri ini biasanya menjadi penyebab radang tenggorokan, radang paru-paru, atau infeksi lainnya.

Gejala infeksi bakteri streptokokus

Infeksi bakteri streptokokus bisa menyerang siapa saja tanpa memandang usia. Infeksi ini bisa menyerang anak-anak, orang dewasa, sampai kalangan lansia.

Biasanya, infeksi ini tidak berbahaya. Tapi, penyakit akibat bakteri ini bisa menjadi infeksi berat pada kalangan lansia, bayi, penderita penyakit kronis, atau orang yang daya tahan tubuhnya sedang lemah. 

Jika tidak ditangani dengan tepat, gejala infeksi bakteri streptokokus bisa berkembang parah menimbulkan penyakit lainnya, seperti radang tenggorokan parah, radang amandel berat, pneumonia (radang paru-paru), atau meningitis (radang selaput otak). 

Pada kasus yang akut dan berat, infeksi bakteri streptokokus bisa menyebabkan sepsis atau infeksi darah, memicu kegagalan beberapa organ, dan nekrosis atau matinya jaringan sejumlah bagian tubuh.

Gejala infeksi bakteri streptokokus mirip dengan penyakit flu, sehingga sering terlambat diketahui.

Halaman:

Terkini Lainnya

Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Tren
Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Tren
Saya Bukan Otak

Saya Bukan Otak

Tren
Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Tren
Bus Pariwisata Kecelakaan di Kawasan Ciater, Polisi: Ada 2 Korban Jiwa

Bus Pariwisata Kecelakaan di Kawasan Ciater, Polisi: Ada 2 Korban Jiwa

Tren
8 Misteri di Piramida Agung Giza, Ruang Tersembunyi dan Efek Suara Menakutkan

8 Misteri di Piramida Agung Giza, Ruang Tersembunyi dan Efek Suara Menakutkan

Tren
Mengenal Apa Itu Eksoplanet? Berikut Pengertian dan Jenis-jenisnya

Mengenal Apa Itu Eksoplanet? Berikut Pengertian dan Jenis-jenisnya

Tren
Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Tren
7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

Tren
Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU 'Self Service', Bagaimana Solusinya?

Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU "Self Service", Bagaimana Solusinya?

Tren
Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Tren
Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia Sepanjang 2024 Usai Gagal Olimpiade

Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia Sepanjang 2024 Usai Gagal Olimpiade

Tren
6 Manfaat Minum Wedang Jahe Lemon Menurut Sains, Apa Saja?

6 Manfaat Minum Wedang Jahe Lemon Menurut Sains, Apa Saja?

Tren
BPJS Kesehatan: Peserta Bisa Berobat Hanya dengan Menunjukkan KTP Tanpa Tambahan Berkas Lain

BPJS Kesehatan: Peserta Bisa Berobat Hanya dengan Menunjukkan KTP Tanpa Tambahan Berkas Lain

Tren
7 Rekomendasi Olahraga untuk Wanita Usia 50 Tahun ke Atas, Salah Satunya Angkat Beban

7 Rekomendasi Olahraga untuk Wanita Usia 50 Tahun ke Atas, Salah Satunya Angkat Beban

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com