Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Teh Panas Vs Es Teh, Mana yang Lebih Baik untuk Kesehatan?

Kompas.com - 24/02/2024, 08:00 WIB
Alicia Diahwahyuningtyas,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Teh dikonsumsi oleh banyak orang, baik dalam bentuk seduhan panas atau adukan dingin menyegarkan.

Selain rasanya yang khas, banyak orang menyukai teh karena minuman ini kaya akan beberapa antioksidan.

Teh juga mengandung kafein meskipun jumlahnya jauh lebih sedikit dibandingkan dengan kopi, dikutip dari onlymyhealth (19/1/2021).

Oleh karena itu, teh mungkin pilihan yang jauh lebih baik untuk mereka yang sensitif terhadap kafein.

Lantas, sehat mana antara teh panas dan es teh?

Baca juga: 7 Efek Samping Terlalu Banyak Minum Teh dalam Sehari, Apa Saja?


Teh panas vs es teh

Berikut ini perbandingan kandungan dan manfaat di antara keduanya:

1. Antioksidan lebih tinggi saat disebuh dalam keadaan dingin

Teh terkenal dengan sifat antioksidannya yang baik untuk melindungi tubuh dari radikal bebas penyebab penyakit.

Namun, jumlah antioksidan yang masuk ke dalam tubuh juga bergantung pada jenis daun yang digunakan dan seberapa panas Anda menyeduhnya.

Jumlah antioksidan maksimum ditemukan dalam teh putih dan itu bisa didapatkan jika didiamkan dalam waktu lama. Hal ini juga biasa terjadi pada teh hijau.

Jadi jika Anda ingin memaksimalkan asupan antioksidan, ada baiknya Anda menikmatinya dengan es atau dalam keadaan dingin.

2. Teh panas dapat meningkatkan risiko kanker

Konsumsi teh panas telah dikaitkan dengan berbagai manfaat kesehatan berdasarkan berbagai penelitian.

Misalnya, teh hijau dikenal dengan efek antikanker dan pencegahan kemo karena kaya akan profil antioksidan yang mengandung epigallocationchin-3-gallate, quercetin, kaempferol, dan lainnya.

Kendati demikian, konsumsi teh panas yang berlebih juga telah dikaitkan dengan risiko kanker. Hal itu diungkapkan oleh sebuah penelitian tahun 2018, dilansir dari Times of India.

Selain itu, kemungkinan terkena penyakit ini lebih tinggi pada orang yang merokok dan minum alkohol.

Studi lain yang diterbitkan dalam International Journal of Cancer pada tahun 2019 mengungkapkan, minum teh segera setelah direbus dapat meningkatkan risiko terkena kanker esofagus.

Baca juga: Bisa Dicampurkan ke Dalam Teh, Ini Manfaat Kesehatan Madu Murni

3. Es teh baik untuk penderita obesitas

Ilustrasi es teh manis, dampak negatif es teh manis saat cuaca panas, efek es tehSHUTTERSTOCK/Elena Veselova Ilustrasi es teh manis, dampak negatif es teh manis saat cuaca panas, efek es teh
Es teh yang diminum tanpa tambahan gula atau pemanis apa pun akan bermanfaat untuk orang yang mencoba menurunkan berat badan.

Selain itu, es teh mungkin juga baik untuk orang gemuk yang menderita masalah hipertensi dan masalah kardiovaskular lainnya.

4. Cita rasa lebih nikmat saat panas

Teh panas atau pun es teh, keduanya memiliki cita rasa yang nikmat.

Namun demikian, cita rasa yang lebih nikmat dari teh bisa didapatkan saat dinikmati dalam kondisi panas.

Saat menyesap teh panas, tubuh manusia lebih mampu merasakan aroma dan rasa yang kuat dibanding saat meminumnya dalam kondisi dingin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Kelas BPJS Kesehatan Dihapus, Kemenkes Sebut KRIS Sudah Bisa Diterapkan

Kelas BPJS Kesehatan Dihapus, Kemenkes Sebut KRIS Sudah Bisa Diterapkan

Tren
Paus Fransiskus Umumkan 2025 sebagai Tahun Yubileum, Apa Itu?

Paus Fransiskus Umumkan 2025 sebagai Tahun Yubileum, Apa Itu?

Tren
Bisakah Cairkan JHT BPJS Ketenagakerjaan Tanpa Paklaring Usai Resign?

Bisakah Cairkan JHT BPJS Ketenagakerjaan Tanpa Paklaring Usai Resign?

Tren
Apa Itu Gerakan Blockout 2024 yang Muncul Selepas Met Gala dan Merugikan Taylor Swift juga Zendaya?

Apa Itu Gerakan Blockout 2024 yang Muncul Selepas Met Gala dan Merugikan Taylor Swift juga Zendaya?

Tren
Balon Udara Meledak di Ponorogo, Korban Luka Bakar 63 Persen, Polisi: Masuk Ranah Pidana

Balon Udara Meledak di Ponorogo, Korban Luka Bakar 63 Persen, Polisi: Masuk Ranah Pidana

Tren
Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Tren
Harta Prajogo Pangestu Tembus Rp 1.000 Triliun, Jadi Orang Terkaya Ke-25 di Dunia

Harta Prajogo Pangestu Tembus Rp 1.000 Triliun, Jadi Orang Terkaya Ke-25 di Dunia

Tren
Media Asing Soroti Banjir Bandang Sumbar, Jumlah Korban dan Pemicunya

Media Asing Soroti Banjir Bandang Sumbar, Jumlah Korban dan Pemicunya

Tren
Sejarah Lari Maraton, Jarak Awalnya Bukan 42 Kilometer

Sejarah Lari Maraton, Jarak Awalnya Bukan 42 Kilometer

Tren
Rekonfigurasi Hukum Kekayaan Intelektual terhadap Karya Kecerdasan Buatan

Rekonfigurasi Hukum Kekayaan Intelektual terhadap Karya Kecerdasan Buatan

Tren
Basuh Ketiak Tanpa Sabun Diklaim Efektif Cegah Bau Badan, Benarkah?

Basuh Ketiak Tanpa Sabun Diklaim Efektif Cegah Bau Badan, Benarkah?

Tren
BPJS Kesehatan Tegaskan Kelas Pelayanan Rawat Inap Tidak Dihapus

BPJS Kesehatan Tegaskan Kelas Pelayanan Rawat Inap Tidak Dihapus

Tren
Cara Memindahkan Foto dan Video dari iPhone ke MacBook atau Laptop Windows

Cara Memindahkan Foto dan Video dari iPhone ke MacBook atau Laptop Windows

Tren
Video Viral Pusaran Arus Laut di Perairan Alor NTT, Apakah Berbahaya?

Video Viral Pusaran Arus Laut di Perairan Alor NTT, Apakah Berbahaya?

Tren
Sosok Rahmady Effendi Hutahaean, Eks Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta yang Dilaporkan ke KPK

Sosok Rahmady Effendi Hutahaean, Eks Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta yang Dilaporkan ke KPK

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com