Berdasarkan pernyataan pihak istana dan Nasdem, terdapat perbedaan mengenai siapa pihak yang mengadakan pertemuan antara Jokowi dan Surya Paloh.
Pengamat politik sekaligus Direktur Eksekutif Setara Institute, Halili Hasan mengungkapkan ada perbedaan arti dari siapa pihak yang mengadakan pertemuan tersebut.
"Pertemuan ini menunjukkan bahwa elite politik kunci di Republik ini sedang reaktif terhadap perkembangan politik mutakhir pasca-Pemilu 2024," ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Senin (19/2/2024).
Halili mengungkapkan, jika Jokowi yang mengundang Surya Paloh maka ini menunjukkan kepentingannya melanjutkan agenda "cawe-cawe" politik yang sudah lama dilakukan.
Kalau yang mengundang Jokowi, tambah dia, ini bisa menjadi penegas Jokowi berencana meninggalkan PDI-P yang sejauh ini merupakan partai terkuat di DPR RI.
"Jokowi pada dasarnya sudah lama keluar dari PDI-P. Tapi kalau dia aktif mengundang Surya Palih, berarti Jokowi benar-benar ingin merancang strategi politik untuk melawan kekuatan PDI-P di DPR," tegas Halili.
Dia menilai Jokowi "keluar dari PDI-P" karena tampak berseberangan dengan partai pengusungnya tersebut selama Pemilu 2024. Kondisi tersebut membuat Jokowi aktif mencari dukungan politik lain di luar PDI-P.
Sebaliknya jika undangan pertemuan berasal dari Surya Paloh, Halili menyebut kondisi ini dapat berarti ada niatan Partai Nasdem ingin merapat ke pihak lain yang dinilai punya kekuasaan politik di masa depan.
"Kalau yang memiliki inisiatif bertemu adalah Surya Paloh maka ini menunjukkan Nasdem ingin merapat ke kekuasaan dalam konstelasi politik ke depan yang hari ini riil dipimpin oleh Jokowi," tambahnya.
Jika Surya Paloh yang bernisiatif mengundang Jokowi, Halili menilai tindakan tersebut menegaskan adanya pengakuan Jokowi menjadi aktor politik penting yang menentukan konstelasi politik Indonesia.
"Surya Paloh pasti berhitung dengan dinamika politik hari ini untuk bisa mencari cantolan politik ketika dinamika Pemilu tidak menguntungkan Nasdem. Kita belajar dari sejarah politik bahwa Nasdem tidak pernah di luar kekuasaan," jelas dia.
Meski begitu, Halili menegaskan, pilihan langkah Surya Paloh tidak akan secara otomatis mengubah suara pemilih paslon 01, Anies-Muhaimin yang berseberangan dengan Jokowi dan paslon 02.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.