Bahkan, bukan hanya telur, induk keong jenis ini juga perlu dimusnahkan demi keberlangsungan tanaman di Indonesia.
"Selama induknya masih ada, mereka akan bertelur lagi di tempat lain dan mungkin berhasil menetas," kata dia.
Belum lagi, setiap bertelur, induk keong mas akan mengeluarkan sekitar 200 hingga 500 butir telur yang tampak seperti gerombolan butiran merah muda.
Moluska air tawar ini juga mampu bertelur 15 sampai 20 kali selama hidupnya, dengan daya menetas mencapai 85 persen.
"(Itu akan) menambah jumlah populasi keong mas yang dapat menjadi buldoser bagi tanaman padi muda," kata Slamet.
Baca juga: Sebagian Kota di Florida Dikarantina akibat Serangan Siput Raksasa Afrika yang Mematikan
Sementara itu, dikutip dari Kompas.com, Jumat (28/8/2023), keong atau siput merupakan salah satu hama tanaman.
Gejala serangan siput ditandai dengan patahnya ranting-ranting muda, dan dedaunan yang mengalami kerusakan.
Jejak siput berupa lendir yang mengering merupakan salah satu ciri khas adanya serangan hama ini.
Meski dampak serangan siput tidak serius, tetapi serangan pada bibit di pesemaian sangatlah merugikan.
Sebagai contoh, siput menyerang tanaman kangkung dengan cara menggerogoti batang dan daun, sehingga kangkung menjadi busuk.
Selain itu, siput merupakan vektor penyakit layu bakteri. Oleh karenanya, perlu pengendalian untuk mengurangi penyebaran hama siput, salah satunya dengan menghancurkan telur siput.
Berikut langkah-langkah atau cara untuk mengendalikan siput: