Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hal yang Boleh dan Tidak Boleh Dilakukan pada Masa Tenang Pemilu 2024

Kompas.com - 12/02/2024, 21:30 WIB
Erwina Rachmi Puspapertiwi,
Mahardini Nur Afifah

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Komisi Pemilihan Umum (KPU) menetapkan masa tenang Pemilu 2024 berlangsung mulai Minggu (11/2/2024) hingga Selasa (13/2/2024).

Dikutip dari Peraturan KPU Nomor 15 tahun 2023 Pasal 1, masa tenang adalah masa yang tidak dapat digunakan untuk melakukan aktivitas kampanye Pemilu.

Selama masa tenang, terdapat beberapa hal yang masih boleh dilakukan maupun dilarang dilakukan oleh tim kampanye dan peserta pemilu, media massa, serta lembaga survei.

Baca juga: Pemilu 2024, Ini yang Harus Dibawa ke TPS Saat Mencoblos


Hal yang boleh dilakukan pada masa tenang

Anggota KPU Surabaya Naafilah Astri Swarist mengungkapkan, selama masa tenang, tim kampanye dan peserta Pemilu 2024 dianjurkan untuk mempersiapkan diri menyikapi hasil perolehan suara.

"Sudah selesai menunjukkan citra diri selama masa kampanye 75 hari. Karena itu, sekarang saatnya mempersiapkan diri terhadap hasil Pemilu," jelas dia, saat dihubungi Kompas.com, Senin (12/2/2024). 

Menurut Naafilah, selama masa tenang, partai politik (parpol) diperbolehkan melakukan penyelenggaraan bimbingan teknis bagi saksi-saksi yang akan ditempatkan di tempat pemungutan suara (TPS) pada hari pemungutan suara.

Sementara itu, lanjutnya, media massa dianjurkan untuk mendorong partisipasi publik dan menjaga iklim kondusif menjelang pesta demokrasi. 

"(Pemberitaan yang dibolehkan bagi media massa) ya persiapan menghadapi tanggal 14 (Februari), datang ke TPS. Jadi, mendorong partisipasi masyarakat (untuk memilih)," lanjutnya.

Ketua KPU Kabupaten Wonogiri Satya Graha menambahkan, peserta pemilu, tim kampanye, dan partai politik tetap dapat melakukan aktivitasnya tanpa melibatkan pemilih.

"Pertemuan internal, konsolidasi partai, pemantapan saksi tanpa melibatkan masyarakat (boleh dilakukan)," ujarnya saat dihubungi Kompas.com secara terpisah, Senin.

Baca juga: Simak, Ini Kriteria Surat Suara Sah pada Pemilu 2024

Hal yang dilarang pada masa tenang

Ilustrasi politik uang saat serangan fajar jelang hari pemungutan suara pemilu.KOMPAS.com Ilustrasi politik uang saat serangan fajar jelang hari pemungutan suara pemilu.
Sementara itu, diberitakan Kompas.com (11/2/2024), berikut sejumlah hal yang tidak boleh dilakukan selama masa tenang Pemilu. Berikut larangan masa tenang Pemilu.

1. Larangan bagi pelaksana, peserta, dan/atau tim kampanye

Pelaksana, peserta, dan/atau tim kampanye dilarang melakukan kampanye berupa mengadakan pertemuan terbatas dan/atau tatap muka, penyebaran bahan kampanye, pemasangan alat peraga lampanye di tempat umum, media sosial, atau iklan, rapat umum, dan sebagainya.

Tim kampanye juga dilarang memberikan imbalan agar pemilih memilih peserta Pemilu tertentu, memilih partai politik tertentu, ataupun tidak menggunakan hak pilihnya.

2. Larangan bagi media massa

Media massa, baik cetak, daring, media sosial, dan lembaga penyiaran dilarang menyiarkan berita, iklan, rekam jejak peserta pemilu, atau bentuk lainnya yang mengarah kepada kepentingan kampanye yang merugikan atau menguntungkan peserta Pemilu.

3. Larangan bagi lembaga survei

Lembaga survei dilarang mempublikasikan hasil survei atau jajak pendapat Pemilu.

Baca juga: Kenali Apa itu Serangan Fajar dalam Pemilu, Contoh Aksi, dan Hukumnya

Halaman:

Terkini Lainnya

Buku Panduan Sastra Mengandung Kekerasan Seksual, Kemendikbud Ristek: Sudah Kami Tarik

Buku Panduan Sastra Mengandung Kekerasan Seksual, Kemendikbud Ristek: Sudah Kami Tarik

Tren
Adakah Manfaat Berhenti Minum Kopi?

Adakah Manfaat Berhenti Minum Kopi?

Tren
BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 31 Mei-1 Juni 2024

BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 31 Mei-1 Juni 2024

Tren
[POPULER TREN] Bayi Tertabrak Fortuner, Orangtua Bisa Dipidana? | Mahasiswa UM Palembang Diduga Plagiat Skripsi Lulusan Unsri

[POPULER TREN] Bayi Tertabrak Fortuner, Orangtua Bisa Dipidana? | Mahasiswa UM Palembang Diduga Plagiat Skripsi Lulusan Unsri

Tren
Parlemen Israel Loloskan RUU yang Menyatakan UNRWA sebagai Organisasi Teroris

Parlemen Israel Loloskan RUU yang Menyatakan UNRWA sebagai Organisasi Teroris

Tren
Apakah Haji Tanpa Visa Resmi Hukumnya Sah? Simak Penjelasan PBNU

Apakah Haji Tanpa Visa Resmi Hukumnya Sah? Simak Penjelasan PBNU

Tren
Satu Orang Meninggal Dunia Usai Tersedot Turbin Pesawat di Bandara Amsterdam

Satu Orang Meninggal Dunia Usai Tersedot Turbin Pesawat di Bandara Amsterdam

Tren
Pria Jepang yang Habiskan Rp 213 Juta demi Jadi Anjing, Kini Ingin Jadi Hewan Berkaki Empat Lain

Pria Jepang yang Habiskan Rp 213 Juta demi Jadi Anjing, Kini Ingin Jadi Hewan Berkaki Empat Lain

Tren
9 Orang yang Tak Disarankan Minum Teh Bunga Telang, Siapa Saja?

9 Orang yang Tak Disarankan Minum Teh Bunga Telang, Siapa Saja?

Tren
MA Ubah Syarat Usia Calon Kepala Daerah, Diputuskan 3 Hari, Picu Spekulasi Jalan Mulus bagi Kaesang

MA Ubah Syarat Usia Calon Kepala Daerah, Diputuskan 3 Hari, Picu Spekulasi Jalan Mulus bagi Kaesang

Tren
Profil Budi Djiwandono, Keponakan Prabowo yang Disebut Bakal Maju Pilkada Jakarta 2024

Profil Budi Djiwandono, Keponakan Prabowo yang Disebut Bakal Maju Pilkada Jakarta 2024

Tren
Tapera dan Kekhawatiran Akan Korupsi Asabri-Jiwasraya Jilid 2

Tapera dan Kekhawatiran Akan Korupsi Asabri-Jiwasraya Jilid 2

Tren
Sarkofagus Ramses II Ditemukan berkat Hieroglif dengan Lambang Nama Firaun

Sarkofagus Ramses II Ditemukan berkat Hieroglif dengan Lambang Nama Firaun

Tren
Kapan Pengumuman Tes Online Tahap 2 Rekrutmen Bersama BUMN 2024?

Kapan Pengumuman Tes Online Tahap 2 Rekrutmen Bersama BUMN 2024?

Tren
Saat Korea Utara Terbangkan Balon Udara Berisi Sampah dan Kotoran ke Wilayah Korsel...

Saat Korea Utara Terbangkan Balon Udara Berisi Sampah dan Kotoran ke Wilayah Korsel...

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com