Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Motif Pembunuhan Pria di Karawang yang Didalangi oleh Istrinya

Kompas.com - 17/01/2024, 13:30 WIB
Alicia Diahwahyuningtyas,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Seorang pria berinisial AS (32) ditemukan tewas di pinggir irigasi Sasak Misran, Desa Cibalongsari, Kecamatan Klari, Karawang, Jawa Barat, Selasa (9/1/2024) sekitar pukul 00.17 WIB.

Awalnya, AS diduga tewas karena menjadi korban begal. Namun, setelah dilakukan penyelidikan, polisi mengungkapkan bahwa AS adalah korban pembunuhan berencana.

Dalang dari pembunuhan berencana tersebut istri korban, Ossy Claranita (32).

Saat ditemukan, korban dalam keadaan bersimbah darah. Selain itu, korban juga mengalami luka di bagian leher, dada, dan perut. 

Lantas, apa motif dari pembunuhan berencana yang didalangi istri di Karawang tersebut?

Baca juga: 5 Fakta Pembunuhan Berantai di Wonogiri, Korban Dikubur di Bawah Kasur


Motif pembunuhan karena sakit hati

Polisi sebelumnya telah memeriksa 17 saksi dan melakukan analisis terhadap sejumlah rekaman CCTV.

Dari pemeriksaan CCTV terungkap motif pembunuhan AS bukanlah pembegalan, melainkan pembunuhan berencana.

Kepala Polres Karawang AKBP Wirdhanto Hadicakson mengatakan, polisi telah menetapkan tiga orang tersangka dalam kasus pembunuhan berencana tersebut.

Pertama, polisi menetapkan Ossy Claranita sebagai otak pembunuhan, Pandu (19) adik ipar korban, dan RZ sebagai eksekutor.

"Dua tersangka sudah kami amankan. Ada pun eksekutor, RZ, sedang kami buru," ujarnya dikutip dari Kompas.com, Selasa (16/1/2024).

Wirdhanto menyebutkan, motif pembunuhan berencana tersebut didasari karena rasa sakit hati dan permasalahan ekonomi.

Disebutkan hubungan rumah tangga AS dan Ossy sudah tak lagi harmonis dan sering terjadi percekcokan.

Tak hanya itu, korban bahkan disebut sudah tidak memenuhi kebutuhan ekonomi, sering marah, dan tidak pulang ke rumah.

"Motifnya dendam dan sakit hati, karena tersangka mengaku sering dimarahi korban. Mereka sudah tidak harmonis, oleh karena itu istri korban berupaya menjadi dalang skenario supaya korban ini dibunuh," ungkapnya dikutip dari Kompas.com, Selasa.

Baca juga: Polemik Tembak Mati Begal di Medan, Disebut Sama Sadis dengan Pelaku

Istri korban diduga berselingkuh

Selain itu, polisi juga mengungkapkan bahwa korban diduga mengetahui istrinya berselingkuh atau memiliki pria idaman lain (PIL).

Korban juga sempat mengungkapkan ingin bercerai, namun pelaku tidak mau.

"Saat ini tersangka OC memiliki PIL (pria idaman lain) dan kemudian ada skenario menarik di mana kalau misalnya itu korban dicerai istri, ada kesepakatan bahwa harta tidak bisa dibagi dan menjadi milik korban," ungkap Wirdhanto.

"Tapi kalau misalnya meninggal dunia, dia (Ossy) bisa menjadi waris, dan masalah status sosialnya akan berbeda antara janda cerai dan mati. Maka muncul skenario menghabisi nyawa korban dengan seolah-olah dibegal," imbuhnya.

Wirdhanto mengatakan, saat ini pihaknya telah mengamankan beberapa barang bukti, berupa Buku Kepemilikan Kendaraan Bermotor (BPKB) dan Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) korban, helm korban, pakaian korban, ponsel, sandal, dan motor milik korban.

Terkait perbuatan elaku, tersangka dijerat dengan Pasal 340 KUHPidana jo pasal 56 dan atau Pasal 365 ayat (3) KUHPidana jo Pasal 56 KUHPidana dan atau Pasal 338 KUHPidana.

"Ancaman hukuman pidana paling lama 20 tahun atau seumur hidup," kata Wirdhanto.

Baca juga: 4 Modus Begal Rekening dan Cara Antisipasinya

Kronologi kejadian

Wirdhanto mengatakan, Ossy ternyata telah merencanakan pembunuhan korban sejak dua minggu sebelum kejadian. Kemudian Pandu menyewa RZ dengan memberinya imbalan sebesar Rp 1,5 juta.

Para tersangka sempat ingin membunuh AS dengan cara diracun. Kemudian dipilih cara untuk menghilangkan nyawa seolah pembegalan terjadi.

"Kemudian dipilih oleh para pelaku dengan mengelabui seolah dibegal, karena melihat kebiasaan korban yang sering pulang malam hari," kata dia.

Kronologi pembunuhan berencana bermula saat Ossy pergi ke Bandung, sedangkan Pandu dan RZ bersiap-bersiap melakukan pembunuhan.

Saat itu Pandu beralasan jika kendaraannya mogok. Ia meminta AS yang merupakan kakak iparnya untuk menjemput dan membantu mendorong motornya yang mogok.

Tak beberapa lama kemudian, korban datang dan menjemput pelaku. Di sisi lain, pelaku sudah bersama eksekutor bersiap untuk menjalankan pembunuhan tersebut.

Saat sampai di lokasi gelap, pelaku langsung mengeksekusi korban dan korban tewas ditempat dengan 7 luka senjata tajam.

Kemudian AS ditemukan dalam kondisi bersimbah darah pada Selasa (9/1/2024) malam. Jasadnya ditemukan masih mengenakan helm di kepala. 

(Sumber: Kompas.com/Farida Farhan | Editor: Glori K. Wadrianto, Rachmawati)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

5 Manfaat Minum Teh Earl Grey Setiap Hari, Mengusir Sedih dan Menurunkan Berat Badan

5 Manfaat Minum Teh Earl Grey Setiap Hari, Mengusir Sedih dan Menurunkan Berat Badan

Tren
Ramai Larangan 'Study Tour' Imbas Tragedi Bus Ciater, Menparekraf: Bukan Salah Kegiatan

Ramai Larangan "Study Tour" Imbas Tragedi Bus Ciater, Menparekraf: Bukan Salah Kegiatan

Tren
50 Instansi yang Sudah Umumkan Formasi CPNS dan PPPK 2024, Mana Saja?

50 Instansi yang Sudah Umumkan Formasi CPNS dan PPPK 2024, Mana Saja?

Tren
Catat, Ini 5 Ikan Tinggi Purin Pantangan Penderita Asam Urat

Catat, Ini 5 Ikan Tinggi Purin Pantangan Penderita Asam Urat

Tren
BMKG: Wilayah Ini Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 17-18 Mei 2024

BMKG: Wilayah Ini Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 17-18 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Warga Israel Rusak Bantuan Indomie untuk Gaza, Gletser Terakhir di Papua Segera Menghilang

[POPULER TREN] Warga Israel Rusak Bantuan Indomie untuk Gaza, Gletser Terakhir di Papua Segera Menghilang

Tren
Deretan Insiden Pesawat Boeing Sepanjang 2024, Terbaru Dialami Indonesia

Deretan Insiden Pesawat Boeing Sepanjang 2024, Terbaru Dialami Indonesia

Tren
Asal-usul Gelar 'Haji' di Indonesia, Warisan Belanda untuk Pemberontak

Asal-usul Gelar "Haji" di Indonesia, Warisan Belanda untuk Pemberontak

Tren
Sosok Hugua, Politisi PDI-P yang Usul agar 'Money Politics' Saat Pemilu Dilegalkan

Sosok Hugua, Politisi PDI-P yang Usul agar "Money Politics" Saat Pemilu Dilegalkan

Tren
Ilmuwan Temukan Eksoplanet 'Cotton Candy', Planet Bermassa Sangat Ringan seperti Permen Kapas

Ilmuwan Temukan Eksoplanet "Cotton Candy", Planet Bermassa Sangat Ringan seperti Permen Kapas

Tren
8 Rekomendasi Makanan Rendah Kalori, Cocok untuk Turunkan Berat Badan

8 Rekomendasi Makanan Rendah Kalori, Cocok untuk Turunkan Berat Badan

Tren
Kronologi dan Fakta Keponakan Bunuh Pamannya di Pamulang

Kronologi dan Fakta Keponakan Bunuh Pamannya di Pamulang

Tren
Melihat 7 Pasal dalam RUU Penyiaran yang Tuai Kritikan...

Melihat 7 Pasal dalam RUU Penyiaran yang Tuai Kritikan...

Tren
El Nino Diprediksi Berakhir Juli 2024, Apakah Akan Digantikan La Nina?

El Nino Diprediksi Berakhir Juli 2024, Apakah Akan Digantikan La Nina?

Tren
Pria di Sleman yang Videonya Viral Pukul Pelajar Ditangkap Polisi

Pria di Sleman yang Videonya Viral Pukul Pelajar Ditangkap Polisi

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com