KOMPAS.com - Jelang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024, sejumlah kader ternama Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) justru memutuskan untuk keluar.
Selain itu, PDI-P tercatat juga memecat beberapa kadernya karena mereka memilih mendukung calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) lain.
Diketahui, PDI-P telah mengusung Ganjar Pranowo-Mahfud MD sebagai capres-cawapres untuk Pilpres 2024.
Keluarnya beberapa kader dari partai berlambang banteng itu terjadi di tengah menguatnya isu dukungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk capres-cawapres nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Lantas, siapa sajakah kader PDI-P yang keluar dan dipecat jelang Pilpres 2024?
Baca juga: Alasan Maruarar Sirait Keluar dari PDI-P, Singgung Nama Jokowi
Maruarar Sirait menjadi nama terbaru yang keluar dari PDI-P pada Senin (15/1/2024) malam.
Maruarar bahkan telah mengembalikan kartu tanda anggota (KTA) ke kantor DPP PDI-P, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta.
Keputusannya untuk mundur dari PDI-P karena ingin mengikuti Jokowi. Menurutnya, Jokowi adalah kepala negara yang sangat disayangi rakyat.
Hal tersebut dapat dibuktikan dari tingkat kepuasan publik kepada Jokowi yang dinilai terus meningkat.
"Beliau (Jokowi) sudah memperjuangkan banyak hal. Bagaimana tegas menghadapi radikalisme, bagaimana membuat mayoritas saham Indonesia di Freeport dan bagaimana juga membantu rakyat kecil dan juga memindahkan ibukota adanya pemerataan," kata Maruarar dikutip dari Kompas.com, Senin.
Baca juga: Resmi Keluar PDI-P karena Ikuti Jokowi, Berikut Profil Maruarar Sirait
Wali Kota Medan yang juga menantu Jokowi, Bobby Nasution dipecat oleh DPC PDI-P Medan pada 10 November 2023.
Keputusan tersebut diambilusai Bobby menyatakan dukungannya terhadap Prabowo-Gibran pada Pilpres 2024.
Surat pemberhentian Bobby ditandatangani oleh Ketua DPC PDI-P Medan dengan nomor surat 217 /IN/DPC-29.B-26.B/XI/2023 tertanggal 10 November 2023.
Bendahara PDI-P Medan, Boydo Panjaitan menjelaskan, Bobby diberhentikan karena telah terbukti melakukan tindakan pelanggaran kode etik dan disiplin anggota partai.
Hal tersebut dilakukan Bobby dengan tidak mematuhi peraturan dan keputusan PDI-P karena mendukung pasangan capres-cawapres lain yang diusung oleh partai politik lain.