Ketiganya melihat pantulan sebuah arloji dalam air. Bergerak mengikuti bayangan arloji, nelayan berhasil menemukan Fransen yang jauh dari kondisi baik.
Menurut Hamilton, Fransen kembali dibawa ke Whangamata untuk mendapatkan perawatan karena hipotermia dan kelelahan.
"Merupakan keajaiban bahwa nelayan tersebut masih hidup setelah kejadian. Tanpa tindakan cepat dari ketiga pria yang menyelamatkannya, kejadian ini pasti akan berakibat tragis," katanya.
Hamilton berterima kasih kepada para nelayan karena telah menyelamatkan nyawa pria tersebut.
Di sisi lain, pihak berwenang masih berupaya untuk mencari keberadaan perahunya.
"Polisi sangat berterima kasih kepada trio bermata elang ini karena telah melakukan panggilan untuk menyelidiki sesuatu yang tampak di luar kebiasaan," tuturnya.
"Perahunya mungkin hilang, tapi nelayan masih memegang arlojinya," tambah Hamilton.
Baca juga: Kisah Nelayan NTT yang Terombang-ambing Selama 3 Hari di Perairan Australia
Sementara itu, dilansir dari CNN, Kamis, salah satu penyelamat, James Mcdonnell mengatakan, upaya penyelamatan bermula saat mereka melihat pantulan benda berkilau.
"Maksud saya, kami berada 16 kilometer di belakang Pulau Mayor dan tidak ada perahu yang terlihat," kata dia.
"Tapi tentu saja, saat kami semakin dekat, terlihat jelas ada seseorang yang sedang melambaikan tangan," sambungnya.
Kapten kapal penyelamat Max White menuturkan, prioritas mereka adalah membawa pria tersebut ke dalam kapal dan membuatnya tetap terjaga.
"Dia sangat membutuhkan air, jadi saya membawa sedikit air hangat di kapal dan jus cranberry. Beri dia apa yang kami bisa dan coba buat dia berbicara dan pastikan dia tetap terjaga sebaik mungkin," tutupnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.