Jika seseorang tidak mampu melakukan salah satu dari tiga permintaan, dapat dicurigai memiliki indikasi stroke.
Berbeda, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menggunakan akronim dalam bahasa Indonesia, SEGERA KE RS.
"Kalau di Kemenkes, kebetulan saya yang buat akronimnya, memakai istilah SEGERA KE RS untuk tanda awal stroke," ungkap Pukovisa.
Dikutip dari laman Kemenkes, tanda-tanda stroke yang dimaksud, antara lain:
Baca juga: Mengenal Silent Stroke dan Bahayanya, Kondisi di Mana Stroke Terjadi Tanpa Gejala
Stroke adalah kondisi saat aliran darah ke bagian otak terhenti, sehingga sel-sel otak tidak mendapatkan oksigen dan nutrisi yang dibutuhkan.
Sel tersebut pun mati dalam beberapa menit dan dapat menyebabkan kerusakan otak yang berlangsung lama, cacat jangka panjang, bahkan kematian.
Stroke yang berimbas pada kelumpuhan dapat menyerang siapa saja. Namun, orang dengan kondisi kesehatan tertentu berisiko lebih tinggi terkena penyakit ini.
Dilansir dari Kompas.com, Selasa (12/10/2021), beberapa faktor dapat meningkatkan risiko seseorang terkena stroke, yaitu:
Ras dan etnis, seperti catatan bahwa orang keturunan Afrika-Amerika memiliki risiko lebih tinggi terkena stroke.
Faktor lain yang dapat memengaruhi, termasuk penggunaan alkohol dan narkoba, tidak cukup aktivitas fisik, kolesterol tinggi, pola makan buruk, dan kegemukan atau obesitas.
Baca juga: Wanita di AS Alami Stroke Usai Naik Wahana Permainan di Pekan Raya
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.