Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kondisi Lidah Bisa Jadi Tanda Stroke, seperti Apa?

Kompas.com - 23/11/2023, 08:00 WIB
Diva Lufiana Putri,
Farid Firdaus

Tim Redaksi

  • S (smile), meminta orang untuk tersenyum.
  • T (talk and speak a simple sentence), meminta orang untuk berbicara dan mengucapkan kalimat sederhana.
  • R (raise both arms), meminta orang untuk mengangkat kedua tangan.

Jika seseorang tidak mampu melakukan salah satu dari tiga permintaan, dapat dicurigai memiliki indikasi stroke.

Berbeda, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menggunakan akronim dalam bahasa Indonesia, SEGERA KE RS.

"Kalau di Kemenkes, kebetulan saya yang buat akronimnya, memakai istilah SEGERA KE RS untuk tanda awal stroke," ungkap Pukovisa.

Dikutip dari laman Kemenkes, tanda-tanda stroke yang dimaksud, antara lain:

  • Senyum tidak simetris (mencong ke satu sisi), tersedak, sulit menelan air minum secara tiba-tiba.
  • Gerak separuh anggota tubuh melemah tiba-tiba.
  • Bicara pelo atau tiba-tiba tidak dapat bicara, tidak mengerti kata-kata, atau bicara tidak nyambung.
  • Kebas atau baal, serta rasa kesemutan pada separuh tubuh.
  • Rabun, pandangan satu mata kabur yang terjadi secara tiba-tiba.
  • Sakit kepala hebat yang muncul tiba-tiba dan tidak pernah dirasakan sebelumnya serta gangguan fungsi keseimbangan, seperti terasa berputar, gerakan sulit dikoordinasi, tremor, gemetar, sempoyongan.

Baca juga: Mengenal Silent Stroke dan Bahayanya, Kondisi di Mana Stroke Terjadi Tanpa Gejala

Penyebab stroke

Stroke adalah kondisi saat aliran darah ke bagian otak terhenti, sehingga sel-sel otak tidak mendapatkan oksigen dan nutrisi yang dibutuhkan.

Sel tersebut pun mati dalam beberapa menit dan dapat menyebabkan kerusakan otak yang berlangsung lama, cacat jangka panjang, bahkan kematian.

Stroke yang berimbas pada kelumpuhan dapat menyerang siapa saja. Namun, orang dengan kondisi kesehatan tertentu berisiko lebih tinggi terkena penyakit ini.

Dilansir dari Kompas.com, Selasa (12/10/2021), beberapa faktor dapat meningkatkan risiko seseorang terkena stroke, yaitu:

  • Tekanan darah tinggi.
  • Diabetes.
  • Penyakit jantung, seperti fibrilasi atrium (denyut jantung tak teratur) atau penyakit lain dapat menyebabkan pembekuan darah dan stroke.
  • Merokok: Merokok dapat merusak pembuluh darah dan meningkatkan tekanan darah.
  • Riwayat stroke, baik dari diri sendiri atau keluarga.
  • Usia, seiring bertambahnya usia, risiko stroke meningkat.

Ras dan etnis, seperti catatan bahwa orang keturunan Afrika-Amerika memiliki risiko lebih tinggi terkena stroke.

Faktor lain yang dapat memengaruhi, termasuk penggunaan alkohol dan narkoba, tidak cukup aktivitas fisik, kolesterol tinggi, pola makan buruk, dan kegemukan atau obesitas.

Baca juga: Wanita di AS Alami Stroke Usai Naik Wahana Permainan di Pekan Raya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Terkini Lainnya

Viral, Video Pelajar di Yogyakarta Dikepung Usai Tertinggal Rombongan

Viral, Video Pelajar di Yogyakarta Dikepung Usai Tertinggal Rombongan

Tren
Daftar Pelayanan Rawat Inap Rumah Sakit yang Tidak Menerapkan KRIS

Daftar Pelayanan Rawat Inap Rumah Sakit yang Tidak Menerapkan KRIS

Tren
Pohon Purba Beri Bukti Musim Panas 2023 adalah yang Terpanas dalam 2.000 Tahun

Pohon Purba Beri Bukti Musim Panas 2023 adalah yang Terpanas dalam 2.000 Tahun

Tren
7 Makanan Tinggi Kalori yang Menyehatkan, Cocok untuk Menaikkan Berat Badan

7 Makanan Tinggi Kalori yang Menyehatkan, Cocok untuk Menaikkan Berat Badan

Tren
Sosok Kemal Redindo, Anak SYL yang Minta Uang ke Pejabat Kementan untuk Aksesori Mobil

Sosok Kemal Redindo, Anak SYL yang Minta Uang ke Pejabat Kementan untuk Aksesori Mobil

Tren
Sejumlah Pemerintah Daerah Larang dan Batasi 'Study Tour', Pengamat Pendidikan: Salah Sasaran

Sejumlah Pemerintah Daerah Larang dan Batasi "Study Tour", Pengamat Pendidikan: Salah Sasaran

Tren
Gerbang Dunia Bawah di Siberia Semakin Terbuka Lebar Imbas Es Mencair

Gerbang Dunia Bawah di Siberia Semakin Terbuka Lebar Imbas Es Mencair

Tren
Viral, Video Penumpang KRL Terperosok Celah Peron Stasiun Sudirman

Viral, Video Penumpang KRL Terperosok Celah Peron Stasiun Sudirman

Tren
WNA Rusia Mengaku Dideportasi Usai Ungkap Kasus Narkoba, Ini Kata Polda Bali dan Imigrasi

WNA Rusia Mengaku Dideportasi Usai Ungkap Kasus Narkoba, Ini Kata Polda Bali dan Imigrasi

Tren
Video Viral Petugas Dishub Medan Disebut Memalak Pedagang Martabak, Ini Faktanya

Video Viral Petugas Dishub Medan Disebut Memalak Pedagang Martabak, Ini Faktanya

Tren
21 Layanan yang Tidak Ditanggung BPJS Kesehatan dalam Perpres Nomor 59 Tahun 2024, Apa Saja?

21 Layanan yang Tidak Ditanggung BPJS Kesehatan dalam Perpres Nomor 59 Tahun 2024, Apa Saja?

Tren
Rincian Penerimaan Gratifikasi Rp 23,5 Miliar Eks Kepala Bea Cukai DIY Eko Darmanto

Rincian Penerimaan Gratifikasi Rp 23,5 Miliar Eks Kepala Bea Cukai DIY Eko Darmanto

Tren
Persib Bandung Gandeng Pinjol sebagai Sponsor, Bagaimana Aturannya?

Persib Bandung Gandeng Pinjol sebagai Sponsor, Bagaimana Aturannya?

Tren
Berkaca pada Kasus Anak Depresi karena HP-nya Dijual, Psikolog: Kenali Bocah yang Berpotensi Depresi

Berkaca pada Kasus Anak Depresi karena HP-nya Dijual, Psikolog: Kenali Bocah yang Berpotensi Depresi

Tren
BMKG Keluarkan Peringatan Dini Gelombang Tinggi 15-16 Mei 2024, Ini Daftar Wilayahnya

BMKG Keluarkan Peringatan Dini Gelombang Tinggi 15-16 Mei 2024, Ini Daftar Wilayahnya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com