Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menilik Samarkand, Kota Tua yang Merangkum Kekejaman dan Seni Menjadi Satu

Kompas.com - 21/11/2023, 14:00 WIB
Diva Lufiana Putri,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

Dengan menara masjid yang menjulang dan kubah raksasa, semua bangunan terbuat dari ubin biru bercorak yang berasal dari ratusan tahun silam.

Kini, kota ini didapuk sebagai permata dalam triptych (gambar dalam tiga bagian) kota-kota bersejarah Uzbekistan, bersama dengan Khiva dan Bukhara.

Baca juga: Deretan Bahasa Paling Tua di Dunia yang Masih Digunakan, Ada Sansekerta dan Arab

Banyak masjid, madrasah, dan makam megah

Saat menginjakkan kaki di Samarkand, pengunjung akan menemui Registan Square, sebuah alun-alun dan kompleks pendidikan yang dibangun pada Abad Pertengahan.

Kompleks tersebut terdiri dari satu buah masjid dan tiga gedung madrasah besar, yakni Madrasah Ulugh Beg, Madrasah Sher-Dor, dan Madrasah Tilla-Kari.

Sekolah-sekolah Islam yang dibangun antara abad ke-15 dan ke-17 ini dengan sempurna merangkum Jalur Sutra pada masa lampau lantaran menjadi pusat pembelajaran dan perdagangan.

Kota ini juga dilengkapi kompleks pemakaman megah dengan interior luar biasa yang berasal dari abad ke-14.

Di antara banyaknya makam, salah satu yang paling populer adalah tempat peristirahatan terakhir bernama Gur-e-Amir Samarkand, sebuah mausoleum Amir Timur alias Timur Lenk.

Mausoleum atau bangunan makam mewah ini dibangun setelah kematian sosok pendiri Dinasti Timuriyah pada 1405.

Tak hanya itu, Registan Square di dalam Samarkand juga dilengkapi sebuah masjid bersejarah, Bibi Khanum, yang menjulang tinggi menghiasi kota.

Masjid Bibi Khanum dibangun Timur Lenk setelah melancarkan serangan ke India pada akhir abad ke-14.

Bangunan aslinya memiliki 450 pilar marmer dan dibangun dengan mengerahkan hampir 100 ekor gajah.

Adapun menurut legenda, Masjid Bibi Khanum dibangun oleh istri kesayangan Timur untuk menghormati kepulangannya setelah perjalanan panjang penuh penjarahan.

Hingga saat ini, masjid tersebut tetap menjadi salah satu masjid terbesar di Asia Tengah yang dapat menampung sekitar 10.000 jemaah sekaligus.

Baca juga: Apa Itu Sumbu Filosofi Yogyakarta yang Diusulkan Jadi Warisan Budaya Tak Benda UNESCO?

Warisan dunia UNESCO

Di sisi lain, kota ini juga mewarisi peninggalan cucu Timur Lenk, Ulugh Beg, seorang ilmuwan yang berminat di bidang matematika dan astronomi.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com