Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menilik Samarkand, Kota Tua yang Merangkum Kekejaman dan Seni Menjadi Satu

Kompas.com - 21/11/2023, 14:00 WIB
Diva Lufiana Putri,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Samarkand, sebuah kota di Uzbekistan, adalah salah satu kota tertua di dunia yang masih terus dihuni dari generasi ke generasi.

Didirikan sekitar 700 SM, kota ini menjadi pusat pertemuan budaya serta pembelajaran dan perdagangan pada masa kejayaan Jalur Sutra.

Jalur Sutra adalah sebuah jalur perdagangan melalui Asia yang menghubungkan antara belahan dunia Timur dan Barat.

Dimulai dari China hingga Mediterania, jalur perdagangan pada masa kuno ini turut melintasi wilayah Samarkand.

Dilansir dari CNN, Kamis (16/11/2023), kota ini disebut sebagai permata yang terletak di tenggara Uzbekistan.

Keindahannya telah menyihir para penyair, termasuk novelis dan penyair Inggris James Elroy Flecker (1884-1915) yang mengabadikan Samarkand dalam salah satu puisinya:

"For lust of knowing what should not be known, we take the Golden Road to Samarkand."

Secara harfiah, karya James Elroy memiliki arti, "Demi nafsu mengetahui apa yang tidak boleh diketahui, kami mengambil Jalan Emas menuju Samarkand."

Baca juga: Catalhoyuk, Bangunan Permukiman Kuno Tertua yang Masih Berdiri Kokoh

 

Peninggalan penguasa kejam yang cinta seni

Pada periode awal Islam dari abad ke-7, Samarkand berkembang pesat sampai terjadi perusakan oleh Genghis Khan, pendiri Kekaisaran Mongol, pada 1220.

Hingga abad ke-14, Timur Lenk menjadikan Samarkand sebagai ibu kota kerajaan yang besar.

Dikutip dari Kompas.com, Rabu (20/2/2019), Timur Lenk adalah sosok pendiri Dinasti Timuriyah di Persia serta Asia Tengah.

Dia dikenal karena kekejamannya ketika menaklukkan India dan Rusia hingga Laut Mediterania, serta cita rasanya akan seni.

Sepanjang langkahnya membangun kekaisaran yang melintasi Asia dan Eropa di akhir abad ke-14, menurut catatan para sejarawan, Timur Lenk telah membunuh sekitar 5 persen penduduk Bumi.

Namun, dilansir dari laman BBC, Kamis (7/1/2016), sosoknya juga mewariskan sejumlah peninggalan berbentuk keindahan bangunan.

Samarkand, kota gurun yang dulu merupakan ibu kota kekaisaran global Timur Lenk, sangatlah eksotis dan megah, penuh dengan masjid, madrasah, serta mausoleum.

Dengan menara masjid yang menjulang dan kubah raksasa, semua bangunan terbuat dari ubin biru bercorak yang berasal dari ratusan tahun silam.

Kini, kota ini didapuk sebagai permata dalam triptych (gambar dalam tiga bagian) kota-kota bersejarah Uzbekistan, bersama dengan Khiva dan Bukhara.

Baca juga: Deretan Bahasa Paling Tua di Dunia yang Masih Digunakan, Ada Sansekerta dan Arab

Banyak masjid, madrasah, dan makam megah

Registan Square di Samarkand, Uzbekistan.Wikimedia/Jama sadikov Registan Square di Samarkand, Uzbekistan.

Saat menginjakkan kaki di Samarkand, pengunjung akan menemui Registan Square, sebuah alun-alun dan kompleks pendidikan yang dibangun pada Abad Pertengahan.

Kompleks tersebut terdiri dari satu buah masjid dan tiga gedung madrasah besar, yakni Madrasah Ulugh Beg, Madrasah Sher-Dor, dan Madrasah Tilla-Kari.

Sekolah-sekolah Islam yang dibangun antara abad ke-15 dan ke-17 ini dengan sempurna merangkum Jalur Sutra pada masa lampau lantaran menjadi pusat pembelajaran dan perdagangan.

Kota ini juga dilengkapi kompleks pemakaman megah dengan interior luar biasa yang berasal dari abad ke-14.

Di antara banyaknya makam, salah satu yang paling populer adalah tempat peristirahatan terakhir bernama Gur-e-Amir Samarkand, sebuah mausoleum Amir Timur alias Timur Lenk.

Mausoleum atau bangunan makam mewah ini dibangun setelah kematian sosok pendiri Dinasti Timuriyah pada 1405.

Tak hanya itu, Registan Square di dalam Samarkand juga dilengkapi sebuah masjid bersejarah, Bibi Khanum, yang menjulang tinggi menghiasi kota.

Masjid Bibi Khanum dibangun Timur Lenk setelah melancarkan serangan ke India pada akhir abad ke-14.

Bangunan aslinya memiliki 450 pilar marmer dan dibangun dengan mengerahkan hampir 100 ekor gajah.

Adapun menurut legenda, Masjid Bibi Khanum dibangun oleh istri kesayangan Timur untuk menghormati kepulangannya setelah perjalanan panjang penuh penjarahan.

Hingga saat ini, masjid tersebut tetap menjadi salah satu masjid terbesar di Asia Tengah yang dapat menampung sekitar 10.000 jemaah sekaligus.

Baca juga: Apa Itu Sumbu Filosofi Yogyakarta yang Diusulkan Jadi Warisan Budaya Tak Benda UNESCO?

Warisan dunia UNESCO

Di sisi lain, kota ini juga mewarisi peninggalan cucu Timur Lenk, Ulugh Beg, seorang ilmuwan yang berminat di bidang matematika dan astronomi.

Berbagai karyanya dikenang dalam Observatorium Ulugh Beg, sebuah bangunan yang berdiri sejak 1420-an di sebuah bukit menghadap Samarkand.

Bangunan ini menampilkan pengukuran historis jalur Matahari selama setahun, hanya selisih satu menit dari pengukuran yang digunakan ilmuwan saat ini.

Dengan sejarah lebih dari 2.500 tahun, Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) pun menambahkan Samarkand ke dalam daftar warisan dunia pada 2001.

Kaya akan peninggalan budaya dan situs bersejarah, kota ini masih menjadi salah satu pusat transportasi dan pusat budaya di Uzbekistan.

Kota Samarkand juga masih dilingkupi banyak universitas dan lembaga penelitian ilmiah untuk menunjang perkembangan ilmu pengetahuan di masa kini.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Google Perkenalkan Produk AI Baru Bernama Project Astra, Apa Itu?

Google Perkenalkan Produk AI Baru Bernama Project Astra, Apa Itu?

Tren
9 Potensi Manfaat Edamame untuk Kesehatan, Termasuk Mengurangi Risiko Diabetes

9 Potensi Manfaat Edamame untuk Kesehatan, Termasuk Mengurangi Risiko Diabetes

Tren
Warganet Keluhkan Harga Tiket Laga Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia 2026 yang Mahal, PSSI: Kami Minta Maaf

Warganet Keluhkan Harga Tiket Laga Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia 2026 yang Mahal, PSSI: Kami Minta Maaf

Tren
Korban Banjir Bandang Sumbar Capai 67 Orang, 20 Masih Hilang, 3 Belum Teridentifikasi

Korban Banjir Bandang Sumbar Capai 67 Orang, 20 Masih Hilang, 3 Belum Teridentifikasi

Tren
5 Manfaat Minum Teh Earl Grey Setiap Hari, Mengusir Sedih dan Menurunkan Berat Badan

5 Manfaat Minum Teh Earl Grey Setiap Hari, Mengusir Sedih dan Menurunkan Berat Badan

Tren
Ramai Larangan 'Study Tour' Imbas Tragedi Bus Ciater, Menparekraf: Bukan Salah Kegiatan

Ramai Larangan "Study Tour" Imbas Tragedi Bus Ciater, Menparekraf: Bukan Salah Kegiatan

Tren
50 Instansi yang Sudah Umumkan Formasi CPNS dan PPPK 2024, Mana Saja?

50 Instansi yang Sudah Umumkan Formasi CPNS dan PPPK 2024, Mana Saja?

Tren
Catat, Ini 5 Ikan Tinggi Purin Pantangan Penderita Asam Urat

Catat, Ini 5 Ikan Tinggi Purin Pantangan Penderita Asam Urat

Tren
BMKG: Wilayah Ini Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 17-18 Mei 2024

BMKG: Wilayah Ini Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 17-18 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Warga Israel Rusak Bantuan Indomie untuk Gaza, Gletser Terakhir di Papua Segera Menghilang

[POPULER TREN] Warga Israel Rusak Bantuan Indomie untuk Gaza, Gletser Terakhir di Papua Segera Menghilang

Tren
Deretan Insiden Pesawat Boeing Sepanjang 2024, Terbaru Dialami Indonesia

Deretan Insiden Pesawat Boeing Sepanjang 2024, Terbaru Dialami Indonesia

Tren
Asal-usul Gelar 'Haji' di Indonesia, Warisan Belanda untuk Pemberontak

Asal-usul Gelar "Haji" di Indonesia, Warisan Belanda untuk Pemberontak

Tren
Sosok Hugua, Politisi PDI-P yang Usul agar 'Money Politics' Saat Pemilu Dilegalkan

Sosok Hugua, Politisi PDI-P yang Usul agar "Money Politics" Saat Pemilu Dilegalkan

Tren
Ilmuwan Temukan Eksoplanet 'Cotton Candy', Planet Bermassa Sangat Ringan seperti Permen Kapas

Ilmuwan Temukan Eksoplanet "Cotton Candy", Planet Bermassa Sangat Ringan seperti Permen Kapas

Tren
8 Rekomendasi Makanan Rendah Kalori, Cocok untuk Turunkan Berat Badan

8 Rekomendasi Makanan Rendah Kalori, Cocok untuk Turunkan Berat Badan

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com