Linda membenarkan, rutin donasi darah memiliki banyak manfaat bukan hanya bagi penerima atau resipien, tetapi juga donor.
Adapun rutin donasi darah yang dimaksud, dapat dilakukan setiap 2,5-3 bulan sekali atau 4-6 kali dalam setahun.
"Hasil penelitian membuktikan, donor darah nantinya akan merasakan kualitas hidup yang meningkat dari sebelumnya," ujarnya.
Selain pengaruh tak langsung pada tekanan darah, berikut manfaat donasi darah bagi kesehatan donor:
Menurut Linda, mereka yang secara aktif mendonasikan darah pasti akan mendapati jantung yang jauh lebih sehat.
Penelitian pada American Journal of Epidemology membuktikan, donor darah aktif cenderung berisiko rendah mengalami penyakit jantung.
Donor darah juga memiliki resiko 88 persen lebih rendah terkena serangan atau penyakit jantung.
Tak hanya itu, mereka pun mengurangi resiko hingga 33 persen menderita penyakit kardiovaskular lainnya.
"Terbukti bukan, perbuatan mulia ini tak hanya bermanfaat bagi sang penerima saja?" lanjut Linda.
Konsistensi melakukan donasi darah membantu memperbaiki sel darah yang tua dan rusak, sehingga sirkulasi tubuh lebih sehat.
Kondisi tersebut lambat-laun membantu menurunkan risiko berbagai penyakit kronis.
Tubuh secara berkala akan memperbarui sel-sel darah. Namun, proses ini ternyata berbeda antara seseorang yang melakukan donasi darah dan tidak.
"Bagi mereka yang konsisten mendonasikan darah, regenerasi sel darah merah akan terjadi 48 jam pascadonasi darah," kata Linda.
Selama waktu tersebut, volume darah akan benar-benar terganti dengan yang baru. Barulah 4-8 minggu ke depan, sel darah baru telah terbentuk dan membantu fungsi setiap organ.
"Dengan begini, tubuh akan terlihat jauh lebih segar dan sehat, serta produktif melakukan berbagai aktivitas," sambungnya.
Linda menambahkan, seseorang yang berniat mendonasikan darahnya akan diperiksa terlebih dahulu untuk memastikan bahwa kondisi tubuhnya prima.
Oleh karena itu, sebelum donasi, pasti akan mendapatkan pemeriksaan gratis dari dokter atau tenaga ahli.
Dari sana donor akan mengetahui bagaimana tekanan darah, kadar hemoglobin, hingga berat badan.
"Jadi, tak perlu takut lagi untuk melakukan donasi darah dengan alasan kekurangan darah," ucap Linda.
Selain pemeriksaan kesehatan, donor juga akan mendapat pemeriksaan analisis darah secara gratis.
Sebab saat donasi darah, sampel akan diperiksa di laboratorium untuk mengetahui apakah donor mengalami penyakit tertentu atau tidak.
Cara ini juga dapat digunakan untuk mendeteksi penyakit, seperti sifilis, HIV, hepatitis, atau penyakit lainnya.
"Langkah ini untuk memastikan apakah memenuhi syarat menjadi donor darah atau tidak karena penyakit menular tersebut akan menular melalui transfusi darah yang dilakukan oleh penerima," tandas Linda.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.