Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Asal-usul Nama Benua Eropa

Kompas.com - 01/11/2023, 19:15 WIB
Muhammad Zaenuddin

Penulis

KOMPAS.com - Eropa adalah salah satu dari tujuh benua di dunia. Ia merupakan benua terkecil kedua dan terdiri dari kurang lebih 50 Negara.

Benua ini sering kali dijuluki sebagai “semenanjungnya semenanjung”, karena ia merupakan sebuah semenanjung dari benua besar Eurasia.

Semenanjung adalah bagian daratan yang menjorok ke laut, sehingga dikelilingi oleh air pada tiga sisinya.

Dikutip dari laman National Geographic, Eropa berbatasan dengan Samudra Arktik di utara, Samudra Atlantik di barat, serta Laut Mediterania, Laut Hitam, dan Laut Kaspia di selatan.

Semenanjung utama Eropa adalah Iberia, Italia, dan Balkan, yang terletak di Eropa selatan, serta Skandinavia dan Jutlandia, yang terletak di Eropa utara.

Baca juga: Mengapa Kawasan Eropa Utara Disebut Skandinavia?


Keterhubungan antara semenanjung-semenanjung tersebut menjadikan Eropa sebagai kekuatan ekonomi, sosial, dan budaya yang dominan.

Terkait penamaannya, Eropa sudah ada sebagai konstruksi konseptual jauh sebelum para ahli geografi mulai memperdebatkan apakah ada tujuh atau enam benua di dunia.

Diketahui, orang Yunani kuno membagi dunia menjadi tiga unit utama, yakni Eropa, Asia, dan Libya, yang mengacu pada bagian utara Afrika.

Pembagian itulah yang digunakan ahli geografi dan astronomi, Ptolemeus, ketika menyusun peta dunia dalam Geographike hyphegesis (Panduan Geografi) pada abad ke-2 Masehi.

Baca juga: Mengenal Asal-usul Internet, Berikut Sejarah Perkembangannya

Lantas, dari mana nama Eropa berasal?

Asal-usul nama Eropa

Asal-usul nama benua eropa.iStockphoto/PeskyMonkey Asal-usul nama benua eropa.

Salah satu teori tentang asal-usul nama Eropa yang cukup, diyakini berasal dari bahasa Yunani, karena merupakan nama seorang putri dalam mitologi Yunani.

Salah satu versi mitologi tertua mengidentifikasi Europa sebagai satu dari Oceanides, 3.000 peri laut yang menempati tingkat lebih rendah dalam hierarki mitologi Yunani.

Europa adalah salah satu dari hanya 41 dewa kecil yang dianggap layak untuk disebutkan namanya.

Namun, dengan menggunakan pendekatan linguistik, beberapa ahli percaya bahwa asal-usul nama Eropa bersifat deskriptif.

Baca juga: Sering Dikira Sama, Ini Perbedaan Uni Soviet dan Rusia

1. Dari bahasa Yunani kuno

Dilansir dari laman Britannica, menurut sebuah teori, Eropa berasal dari bahasa Yunani kuno eurys (lebar) dan ops (wajah atau mata) untuk membentuk frasa “memandang luas”.

Frasa tersebut digunakan sebagai deskripsi untuk garis pantai Eropa yang luas seperti yang terlihat dari perspektif kapal maritim Yunani.

Lebih jauh lagi, para ahli percaya frasa ini memiliki makna yang berkaitan dengan “daratan”.

Para petualang yang mendekat ke daratan utara melaporkan adanya sistem pegunungan dan lembah sungai yang jauh lebih besar dibandingkan wilayah Mediterania.

Selain itu, daratan tersebut memiliki iklim yang sangat berbeda dari Yunani, serta hutan purba dan padang rumput yang luas.

Baca juga: Sejarah di Balik Nama Union Jack, Julukan Bendera United Kingdom

2. Dari bahasa Semit Akkadia

Ahli lain berpendapat bahwa asal-usul nama Eropa ditemukan dalam bahasa Semit Akkadia yang digunakan di Mesopotamia kuno.

Mereka menunjuk pada kata erebu yang berarti “matahari terbenam”. Alasannya, dari sudut pandang Mesopotamia, matahari yang terbenam di barat sedang turun di Eropa.

Dengan alasan tersebut, para ahli juga mengutip kata Akkadia asu, untuk matahari terbit, yang menurut mereka merupakan asal muasal nama Asia.

Dari titik nol Mesopotamia, matahari yang terbit dari timur akan naik dari Asia.

Baca juga: Sering Dikira Sama, Ini Perbedaan antara Holland dan Belanda

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang

Terkini Lainnya

Kemendikbud Rekomendasikan 177 Karya Sastra di Sekolah, Ada 'Bumi Manusia'

Kemendikbud Rekomendasikan 177 Karya Sastra di Sekolah, Ada "Bumi Manusia"

Tren
Hasil Tes Online 1 Rekrutmen BUMN Diumumkan 22 Mei 2024, Klik rekrutmenbersama2024.fhcibumn.id

Hasil Tes Online 1 Rekrutmen BUMN Diumumkan 22 Mei 2024, Klik rekrutmenbersama2024.fhcibumn.id

Tren
UKT Semakin Mahal dan Janji Prabowo Gratiskan Biaya Kuliah di Kampus Negeri

UKT Semakin Mahal dan Janji Prabowo Gratiskan Biaya Kuliah di Kampus Negeri

Tren
Jarang Diketahui, Ini 5 Manfaat Minum Madu Campur Lemon

Jarang Diketahui, Ini 5 Manfaat Minum Madu Campur Lemon

Tren
Catat, Ini 4 Suplemen yang Bisa Sebabkan Kepala Pusing

Catat, Ini 4 Suplemen yang Bisa Sebabkan Kepala Pusing

Tren
Cerita Ed Dwight, Butuh 60 Tahun Sebelum Wujudkan Mimpi Terbang ke Luar Angkasa

Cerita Ed Dwight, Butuh 60 Tahun Sebelum Wujudkan Mimpi Terbang ke Luar Angkasa

Tren
Kisah Bocah 7 Tahun di Nepal Tak Sengaja Telan Pensil Sepanjang 10 Cm

Kisah Bocah 7 Tahun di Nepal Tak Sengaja Telan Pensil Sepanjang 10 Cm

Tren
Lulusan SMK Sumbang Pengangguran Terbanyak, Menaker: Selama Ini Memang 'Jaka Sembung'

Lulusan SMK Sumbang Pengangguran Terbanyak, Menaker: Selama Ini Memang "Jaka Sembung"

Tren
Penelitian Ungkap Mikroplastik Sekarang Terdeteksi di Testis Manusia

Penelitian Ungkap Mikroplastik Sekarang Terdeteksi di Testis Manusia

Tren
Kuning Telur Direbus hingga Keabuan Disebut Tidak Sehat, Benarkah?

Kuning Telur Direbus hingga Keabuan Disebut Tidak Sehat, Benarkah?

Tren
Presiden Iran Meninggal, Apa Pengaruhnya bagi Geopolitik Dunia?

Presiden Iran Meninggal, Apa Pengaruhnya bagi Geopolitik Dunia?

Tren
Tanda Seseorang Kemungkinan Psikopat, Salah Satunya dari Gerakan Kepala

Tanda Seseorang Kemungkinan Psikopat, Salah Satunya dari Gerakan Kepala

Tren
5 Pillihan Ikan untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Bantu Tubuh Lebih Sehat

5 Pillihan Ikan untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Bantu Tubuh Lebih Sehat

Tren
Apakah Masyarakat yang Tidak Memiliki NPWP Tak Perlu Membayar Pajak?

Apakah Masyarakat yang Tidak Memiliki NPWP Tak Perlu Membayar Pajak?

Tren
BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 21-22 Mei 2024

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 21-22 Mei 2024

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com