Sebelumnya, para peneliti mengisolasi fag dari mulut manusia karena mereka mencari fag yang dapat mengobati bakteri umum yang menginfeksi akar gigi.
"Selain itu, mereka juga mencari fag dalam berbagai kotoran hewan ternak, seperti sapi dan ayam," kata Stafford.
Dilansir dari laman resmi University of Sheffield (21/9/2023), tim tersebut telah bekerja sama dengan Taman Margasatwa Yorkshire selama kurang lebih satu tahun.
Hingga kini, tim telah mengumpulkan fag dari babon Guinea (Papio papio), jerapah (Giraffa), babi Visayans (Sus cebifron), dan binturong (Arctictis binturong), serta berbagai jenis lemur.
Baca juga: Para Ilmuwan Temukan Golongan Darah Baru, Apa Namanya?
Setelah para peneliti mendapatkan sampel kotoran, mereka menambahkan air, menghaluskannya menjadi bubur, lalu menyaring campuran kotoran tersebut hingga hanya virus yang tersisa.
"Jadi, sekarang sudah jauh dari kata bau," kata Stafford.
Selanjutnya, mereka memindahkan bakteri di wadah laboratorium ke fag yang telah disaring untuk menentukan kuman mana yang dapat diinfeksi oleh fag tersebut. Ini nantinya akan menunjukkan fag mana yang akan berguna untuk perawatan manusia.
Selain itu, mereka juga mengekstrak DNA dari fag untuk membandingkan genetika mereka dengan virus yang telah didata sebelumnya, menguji stabilitas, ketahanan panasnya, serta mengambil gambar mikroskopis untuk melihat bentuk dan ukurannya.
Baca juga: Keanu Reeves Jadi Nama Senyawa Bakteri yang Baru Ditemukan Ilmuwan, Mematikan seperti John Wick
Saat ini tim tengah berfokus untuk menemukan fag yang dapat membantu mengobati infeksi kaki pada penderita diabetes. Infeksi ini merupakan komplikasi umum bagi mereka yang kadar gula darahnya tidak terkendali dengan baik dengan pengobatan.
Di tempat lain, uji klinis sedang berlangsung atau akan dimulai untuk menguji terapi fag untuk infeksi semacam itu.
Selain itu, beberapa uji coba tahap awal yang telah selesai menunjukkan, pengobatan tersebut aman pada manusia.
"Penting untuk tidak berpikir bahwa Anda akan mengambil kotoran dan menaruhnya di kaki orang. Pada akhirnya, Anda membuat sebuah produk, seperti obat atau salep," ujar Stafford.
Jadi, terlepas dari mana fag dalam pengobatan ini awalnya ditemukan, fag yang berakhir di obat-obatan telah dimurnikan, ditumbuhkan di laboratorium, dan disimpan dengan aman di bawah kondisi yang terkendali.
Sementara itu, Stafford dan rekan-rekannya sedang berupaya merumuskan campuran fag yang dapat diuji sebagai pengobatan antibakteri.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.