Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bangun Tidur Tidak Merasa Segar tapi Justru Pegal-pegal dan Lelah, Apa Penyebabnya?

Kompas.com - 01/10/2023, 07:15 WIB
Aulia Zahra Zain,
Farid Firdaus

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebuah unggahan mengenai kondisi badan yang terasa pegal-pegal dan lelah saat bangun tidur, ramai di media sosial.

Unggahan itu dibagikan melalui akun X @convomfs, pada Sabtu (30/9/2023).

Pernah ga sih lu baru bangun tidur tapi badan rasanya kayak abis digebukin warga,” tulis narasi dalam unggahan tersebut.

Dalam narasi itu, pengunggah mengaku ketika bangun tidur bukannya merasa segar, tapi justru pegal-pegal dan lelah.

Unggahan tersebut menuai beragam komentar dari warganet. Beberapa warganet juga mengungkapkan hal yang sama.

Gue nderrr. Kalau org bilang “tidur istirahat biar badan fresh” manaa ada, badan gue tiap bangun tidur malah tambah sakit,” tulis akun @phuwinsimper.

“Pernah banget ampe mau bergerak mesti delay beberapa menit buat mastiin intensitas sakitnya segimana parah wkwkwk,” komentar akun @Me_benice.

Pernah, ini biasanya kalau gue lagi mimpi dikejar orang/jurig kalo ga gitu mimpi lagi naik ke jalan tanjakan busett bangun tidur bukannya makin seger malah makin ga karuan nih badan,” ujar akun @azuraziutzi.

Lantas, mengapa bangun tidur tidak merasa segar, tapi justru lelah dan pegal-pegal?

Penjelasan praktisi kesehatan tidur

Praktisi kesehatan tidur dan konsultan utama Snoring & Sleep Disorder Clinic RS Mitra Kemayoran Andreas Prasadja menjelaskan, durasi tidur menentukan seseorang dapat bangun dalam keadaan segar atau tidak.

Menurut dia, jika memang sudah cukup tidur tapi ketika bangun merasa tidak segar, kemungkinan terdapat penyakit gangguan tidur pada orang tersebut.

“Jika ada orang yang bangun tidur tapi tidak segar, ada gejala penyakit yang namanya hipersomnia, yaitu kantuk secara berlebihan,” ujarnya ketika dihubungi Kompas.com, Sabtu (30/9/2023).

Baca juga: Berapa Banyak Air Putih yang Perlu Diminum Setelah Bangun Tidur?

Andreas mengatakan, gejala hipersomnia sebenarnya banyak dialami kalangan anak muda.

Sementara penyakit tidur yang paling banyak dialami masyarakat Indonesia adalah obstructive sleep apnea (OSA) atau tidur mendengkur.

“Kurang lebih sekitar 18 persen atau mungkin bisa lebih data orang Indonesia dengan gejala OSA. Masalahnya, orang di Indonesia masih menganggap bahwa mendengkur saat tidur adalah hal yang wajar,” jelasnya.

“Padahal, itu merupakan tanda bahaya. Kenapa? Karena kalau sampai ada gangguan pernapasan, akibatnya bisa terkena penyakit diabetes, jantung, stroke, kematian, dan gangguan ereksi pada pria,” lanjutnya.

Baca juga: Beberapa Bahaya Tidur dengan Kucing Kesayangan, Apa Saja?

Tidak ada hubungannya dengan mimpi

Andreas mengungkapkan, tidur kemudian ketika bangun merasa pegal-pegal dan lelah tidak ada hubungannya dengan mimpi.

“Itu hanyalah mitos. Yang membuat dia tiap bangun tidak segar itu bukan mimpinya, tapi ada gangguan dalam tidurnya yang harus dilihat lebih dalam lagi,” ujarnya.

Menurut Andreas, mimpi saat tidur itu bagus untuk seseorang.

Mimpi pada saat tidur merupakan hal yang paling penting untuk mempertahankan kemampuan otak, konsentrasi, daya ingat, dan ereksi pada pria.

“Cuma kalau isi mimpinya tidak berkesan, mereka tidak akan mengingat. Kalau mimpinya berkesan, mereka akan ingat,” terang dia.

Andreas mengungkapkan, setiap orang bisa bermimpi empat sampai enam kali setiap malam.

Baca juga: Selain Insomnia, Ini 4 Macam Gangguan Tidur pada Lansia, Apa Saja?

Cara agar tidak merasa lelah saat bangun tidur

Andreas mengungkapkan, cara agar bisa tidur nyenyak dan bangun tidak merasa lelah, yaitu dengan tidur yang cukup dan tidak memiliki penyakit tidur.

Sebab, jika sudah tidur cukup, seseorang tidak akan mengantuk lagi.

“Kalau masih mengantuk, berarti masih ada yang kurang antara durasi tidur atau kualitas tidur,” kata dia.

Sementara itu, jika kualitas tidur sudah cukup, namun ketika bangun masih tetap tidak segar, berarti masih ada penyakit tidur atau hipersomnia.

Baca juga: Penyebab dan Cara Mengatasi Gangguan Tidur Mengigau

Jam tidur yang teratur

Menurut Andreas, jam tidur yang teratur memengaruhi seseorang agar bisa memiliki kualitas tidur baik.

“Harus cukup tidur. Kebutuhan tidur dewasa itu tujuh sampai sembilan jam. Kalau kurang ya masih ngantuk, artinya masih kurang tidur dan memiliki jam tidur yang rumit,” ujarnya.

Andreas juga mengatakan, tidak ada pantangan terkait makanan dan minuman yang dikonsumsi tubuh sehari-hari agar bangun tidur tidak merasa pegal-pegal dan lelah.

“Justru kita utamakan dulu jam tidurnya. Jam tidur serta kualitas tidur yang baik membuat metabolisme tubuh menjadi baik,” tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

NASA Akan Bangun Jalur Kereta Api di Bulan untuk Memudahkan Kerja Astronot

NASA Akan Bangun Jalur Kereta Api di Bulan untuk Memudahkan Kerja Astronot

Tren
Pasien Pertama Penerima Donor Ginjal Babi Meninggal Dunia, Sempat Bertahan Hidup 2 Bulan

Pasien Pertama Penerima Donor Ginjal Babi Meninggal Dunia, Sempat Bertahan Hidup 2 Bulan

Tren
Peneliti Ungkap Ras Kucing yang Miliki Harapan Hidup Paling Lama, Jenis Apa?

Peneliti Ungkap Ras Kucing yang Miliki Harapan Hidup Paling Lama, Jenis Apa?

Tren
Bagaimana Nasib Uang Nasabah Paytren Pasca Ditutup? Ini Kata Yusuf Mansur

Bagaimana Nasib Uang Nasabah Paytren Pasca Ditutup? Ini Kata Yusuf Mansur

Tren
Jaringan Sempat Eror Disebut Bikin Layanan Terhambat, BPJS Kesehatan: Tetap Bisa Dilayani

Jaringan Sempat Eror Disebut Bikin Layanan Terhambat, BPJS Kesehatan: Tetap Bisa Dilayani

Tren
Seekor Kucing Mati Setelah Diberi Obat Scabies Semprot, Ini Kronologi dan Penjelasan Dokter Hewan

Seekor Kucing Mati Setelah Diberi Obat Scabies Semprot, Ini Kronologi dan Penjelasan Dokter Hewan

Tren
Riwayat Kafe Xakapa di Lembah Anai, Tak Berizin dan Salahi Aturan, Kini 'Tersapu' oleh Alam

Riwayat Kafe Xakapa di Lembah Anai, Tak Berizin dan Salahi Aturan, Kini "Tersapu" oleh Alam

Tren
Video Viral Detik-detik Petugas Damkar Tertabrak hingga Kolong Mobil

Video Viral Detik-detik Petugas Damkar Tertabrak hingga Kolong Mobil

Tren
Izin Paytren Aset Manajemen Dicabut OJK, Ini Alasannya

Izin Paytren Aset Manajemen Dicabut OJK, Ini Alasannya

Tren
Kelas BPJS Kesehatan Dihapus, Kemenkes Sebut KRIS Sudah Bisa Diterapkan

Kelas BPJS Kesehatan Dihapus, Kemenkes Sebut KRIS Sudah Bisa Diterapkan

Tren
Paus Fransiskus Umumkan 2025 sebagai Tahun Yubileum, Apa Itu?

Paus Fransiskus Umumkan 2025 sebagai Tahun Yubileum, Apa Itu?

Tren
Bisakah Cairkan JHT BPJS Ketenagakerjaan Tanpa Paklaring Usai Resign?

Bisakah Cairkan JHT BPJS Ketenagakerjaan Tanpa Paklaring Usai Resign?

Tren
Apa Itu Gerakan Blockout 2024 yang Muncul Selepas Met Gala dan Merugikan Taylor Swift juga Zendaya?

Apa Itu Gerakan Blockout 2024 yang Muncul Selepas Met Gala dan Merugikan Taylor Swift juga Zendaya?

Tren
Balon Udara Meledak di Ponorogo, Korban Luka Bakar 63 Persen, Polisi: Masuk Ranah Pidana

Balon Udara Meledak di Ponorogo, Korban Luka Bakar 63 Persen, Polisi: Masuk Ranah Pidana

Tren
Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com