"Lalu tiba-tiba air laut membanjiri kereta sangat tinggi, sangat deras. Air masuk sekitar 20 meter dari laut, dan seluruh kereta terisi air. Lalu terjatuh," ujarnya.
Dia menuturkan, guncangan ombak membuat kereta berputar berulang-ulang dan terguling hingga empat kali sebelum akhirnya tersangkut di sebuah bukit kecil.
Baca juga: 7 Fakta Tsunami Aceh 26 Desember 2004: Gempa Setara Bom 100 Gigaton
Setidaknya ada 802 orang yang tewas dengan ratusan lain masih belum ditemukan dalam peristiwa tersebut.
“Hanya sedikit orang yang lolos hidup-hidup, antara 10 dan 20 orang,” kata petugas medis, Dr JM Jayatilake.
Dikutip dari LankaLibrary, tak jelas berapa orang yang selamat. Namun, pihak kepolisian mengatakan masinis kereta masih hidup.
Meski sempat ada kecelakaan tragis yang menewaskan ratusan orang, namun jalur kereta api Queen of the Sea akhirnya dibuka kembali pada 20 Februari 2005, dikutip dari Independent.
Jalur kereta tersebut kembali dibuka sebagai simbol kemajuan dalam kesulitan yang ekstrem.
Adapun kereta api yang melintas jalur itu, yakni kereta baru yang dicat dengan warna biru cerah dan kuning.
Baca juga: INFOGRAFIK: Mengenang 15 Tahun Tsunami Aceh
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.