Pada Januari 2008 Pemerintah Jepang mengesahkan Hukum Metabo. Aturan ini dinamai sesuai dengan sindrom metabolik, yakni sekelompok kondisi seperti tekanan darah meningkat, kadar gula darah tinggi, kelebihan lemak tubuh di sekitar pinggang dan kadar kolesterol abnormal.
Kondisi tersebut untuk mencegah meningkatnya risiko penyakit jantung, stroke, dan diabetes.
"Jika Anda memiliki sindrom metabolik atau salah satu komponen dari sindrom metabolik, perubahan gaya hidup yang agresif dapat menunda atau bahkan mencegah berkembangnya masalah kesehatan yang serius," bunyi undang-undang tersebut.
Untuk mencapai tujuannya menyusutkan populasi yang kelebihan berat badan, pemerintah mengenakan sanksi keuangan pada perusahaan dan pemerintah daerah yang gagal memenuhi target tertentu.
Aturan tersebut memaksa negara mengharuskan perusahaan dan pemerintah daerah mengukur lingkar pinggang warga antara usia 45 dan 74 tahun sebagai bagian dari pemeriksaan tahunan mereka.
Jumlah tersebut mewakili lebih dari 56 juta warga atau sekitar 44 persen dari seluruh populasi, menurut The New York Times.
Mereka yang melebihi batas pemerintah yakni 33,5 inci atau 85 cm untuk pria dan 35,4 inci atau 90 cm untuk wanita, dan memiliki penyakit terkait berat badan akan diberikan pedoman diet jika setelah tiga bulan mereka tidak menurunkan berat badan.
Beberapa perusahaan besar seperti Matsushita, produsen Panasonic dan NEC perusahaan komputer pribadi bisa didenda mencapai 19 juta dollar AS atau hampir Rp 300 miliar jika gagal dalam target pengukuran lingkar pinggang.
Kewajiban mengukur lingkar pinggang tidak hanya bagi karyawannya tetapi juga keluarga dan pensiunan mereka.
Lantas, bagaimana jika terlanjur gendut? Bagi karyawan yang bertubuh gemuk harus mengikuti konseling dan program diet yang ditetapkan pemerintah.
Selain itu, mereka juga melakukan program wajib olahraga 30 menit sebelum mulai kerja, wajib naik turun tangga saat kerja di kantor, pola diet makanan sehat di kantin dan larangan cemilan kemasan dan makanan olahan.
Baca juga: Mengapa Mata Karakter Anime Jepang Berukuran Besar?
Dilansir dari Coach Nine (73/2017), banyak orang Jepang memilih mengendarai transportasi umum. Hal yang wajar mengigat negara ini memiliki jaringan transportasi umum yang baik, berupa bus dan kereta.
Orang Jepang juga lebih suka menghabiskan waktu berjalan-jalan di sekitar kota maupu olahraga berjam-jam. Jika tidak, mereka mungkin terlihat mengendarai sepeda walaupun harus berjalan di jalur pegunungan.
Setiap harinya, orang Jepang yang tinggal di perkotaan akan berjalan rata-rata 8.000 langkah sehari. Ini artinya orang dengan berat badan 45 kilogram mampu membakar 220 kalori dalam waktu sehari.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.