Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alasan Semakin Banyak Anak Muda di China Enggan Menikah

Kompas.com - 07/08/2023, 20:00 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

 

Tuntutan biaya

Dalam sebuah survei, banyak kaum muda mengatakan dirinya terhalang oleh biaya yang harus ditanggung oleh seorang anak melalui sistem pendidikan China yang kejam.

Ketika wanita di kota mencapai tingkat baru kemandirian finansial dan pendidikan, pernikahan bukanlah kebutuhan ekonomi bagi mereka.

Sementara para pria mengaku tidak mampu untuk menikah karena tekanan budaya untuk memiliki rumah dan mobil bahkan sebelum mereka mulai berkencan.

Ketidakstabilan selama tiga tahun terakhir karena pandemi menambah tekanan-tekanan ini, membentuk kembali harapan banyak anak muda tentang membangun sebuah keluarga.

"Jika anak muda tidak percaya diri tentang masa depan, sangat sulit bagi mereka untuk berpikir tentang berumah tangga dan menikah," kata peneliti senior di Australia’s Victoria University, Xiujian Peng.

Baca juga: Pelaut Angkatan Laut AS Dituduh Bagikan Rahasia Negara ke China

Tidak aman secara ekonomi

Banyak pria mengatakan mereka menunda pernikahan karena merasa tidak aman secara ekonomi.

Karena preferensi budaya untuk anak laki-laki selama kebijakan satu anak pemerintah, yang berakhir pada tahun 2016, China memiliki sekitar 35 juta lebih banyak laki-laki daripada perempuan.

Kondisi ini memicu persaingan ekonomi untuk menikah.

Seorang warga bernama Xu Xi (30) meninggalkan pekerjaannya di sebuah perusahaan teknologi multinasional untuk sebuah perusahaan milik negara tahun ini.

Ia menginginkan lebih banyak keamanan kerja, meskipun dia mengambil potongan gaji 50 persen dan sekarang menghasilkan sekitar 28.000 dollar AS setahun.

Setelah beralih, ia merasa siap untuk melamar pacarnya tahun depan, tetapi mengatakan mereka tidak berencana memiliki anak karena biayanya terlalu mahal.

Baca juga: Mata-mata China Diduga Menyusup, Ini Siasat Taiwan

Berdampak pada populasi

Di China, penurunan pernikahan berkorelasi dengan penurunan angka kelahiran.

Tahun lalu, populasi China menyusut untuk pertama kalinya sejak awal 1960-an, ketika terjadi kelaparan yang meluas.

Karenanya, pemerintah terus mengampanyekan propaganda untuk mendesak anak muda agar mau menikah dan memiliki bayi. Bahkan, mereka mengadakan acara kencan yang disponsori oleh negara.

Sayangnya, kecemasan dan kekhawatiran yang telah meluas membuat upaya ini sulit terlaksana.

Wanita berusia 25-29 tahun di perkotaan China yang belum pernah menikah naik menjadi 40,6 persen pada 2020 dari 8,6 persen pada 2000.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Terkini Lainnya

5 Efek Samping Minum Kopi Susu Saat Perut Kosong di Pagi Hari

5 Efek Samping Minum Kopi Susu Saat Perut Kosong di Pagi Hari

Tren
Prakiraan BMKG: Wilayah Indonesia Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang 24-25 Mei 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah Indonesia Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang 24-25 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Pencairan Jaminan Pensiun Sebelum Waktunya | Prakiraan Cuaca BMKG 24-25 Mei

[POPULER TREN] Pencairan Jaminan Pensiun Sebelum Waktunya | Prakiraan Cuaca BMKG 24-25 Mei

Tren
Rumput Lapangan GBK Jelang Kualifikasi Piala Dunia usai Konser NCT Dream Disorot, Ini Kata Manajemen

Rumput Lapangan GBK Jelang Kualifikasi Piala Dunia usai Konser NCT Dream Disorot, Ini Kata Manajemen

Tren
Bukan UFO, Penampakan Pilar Cahaya di Langit Jepang Ternyata Isaribi Kochu, Apa Itu?

Bukan UFO, Penampakan Pilar Cahaya di Langit Jepang Ternyata Isaribi Kochu, Apa Itu?

Tren
5 Tokoh Terancam Ditangkap ICC Imbas Konflik Hamas-Israel, Ada Netanyahu

5 Tokoh Terancam Ditangkap ICC Imbas Konflik Hamas-Israel, Ada Netanyahu

Tren
Taspen Cairkan Gaji ke-13 mulai 3 Juni 2024, Berikut Cara Mengeceknya

Taspen Cairkan Gaji ke-13 mulai 3 Juni 2024, Berikut Cara Mengeceknya

Tren
Gaet Hampir 800.000 Penonton, Ini Sinopsis 'How to Make Millions Before Grandma Dies'

Gaet Hampir 800.000 Penonton, Ini Sinopsis "How to Make Millions Before Grandma Dies"

Tren
Ramai soal Jadwal KRL Berkurang saat Harpitnas Libur Panjang Waisak 2024, Ini Kata KAI Commuter

Ramai soal Jadwal KRL Berkurang saat Harpitnas Libur Panjang Waisak 2024, Ini Kata KAI Commuter

Tren
Simak, Ini Syarat Hewan Kurban untuk Idul Adha 2024

Simak, Ini Syarat Hewan Kurban untuk Idul Adha 2024

Tren
BMKG Keluarkan Peringatan Dini Kekeringan di DIY pada Akhir Mei 2024, Ini Wilayahnya

BMKG Keluarkan Peringatan Dini Kekeringan di DIY pada Akhir Mei 2024, Ini Wilayahnya

Tren
8 Bahaya Mencium Bayi, Bisa Picu Tuberkulosis dan Meningitis

8 Bahaya Mencium Bayi, Bisa Picu Tuberkulosis dan Meningitis

Tren
3 Alasan Sudirman Said Maju sebagai Gubernur DKI Jakarta, Siap Lawan Anies

3 Alasan Sudirman Said Maju sebagai Gubernur DKI Jakarta, Siap Lawan Anies

Tren
Starlink Indonesia: Kecepatan, Harga Paket, dan Cara Langganan

Starlink Indonesia: Kecepatan, Harga Paket, dan Cara Langganan

Tren
AS Hapuskan 'Student Loan' 160.000 Mahasiswa Senilai Rp 123 Triliun

AS Hapuskan "Student Loan" 160.000 Mahasiswa Senilai Rp 123 Triliun

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com