Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apakah Rem Cakram yang Panas Boleh Disiram Air? Ini Kata Ahli Otomotif

Kompas.com - 01/08/2023, 09:30 WIB
Erwina Rachmi Puspapertiwi,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Saat kendaraan melalui jalan turunan yang curam dan panjang, hal itu menuntut pengendara menekan rem agar laju kendaraan dapat dikendalikan. 

Pada saat jalan turunan, dibutuhkan pengereman yang kuat untuk menahan beban kendaraaan. Kondisi tersebut akan membuat sistem pengereman menjadi panas atau mengalami kenaikan suhu.

Bukan hanya di jalan menurun, penggunaan di jalan datar dengan durasi lama juga dapat menyebabkan sistem pengereman menjadi panas.

Namun yang penting diperhatikan dari rem cakram adalah jangan menyiramnya dengan air saat rem cakram dalam kondisi panas.

Kondisi rem cakram yang panas memang bisa menurunkan performa rem itu sendiri, tapi dengan menyiramnya akan merusak rem cakram.

Baca juga: Haruskah Pengendara Motor dengan Tangki di Depan Turun Saat Isi Bensin?


Siram rem saat panas bisa sangat berbahaya

Ahli otomotif dari Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) Zainal Arifin mengungkapkan bahwa menyiram rem cakram motor yang panas dengan air sangat membahayakan kendaraan.

Oleh karena itu, pihaknya sangat tidak menyarankan untuk mendinginkan secara langsung ketika kampas rem dan tromol rem dalam keadaan panas. 

Kampas rem merupakan bagian sistem pengereman yang bertujuan untuk menekan rem sehingga menghasilkan daya gesek yang memperlambat dan menghentikan putaran roda kendaraan.

Motor listrik Kool EV Bima pakai cakram rem Brembo dan ban Perelli Diablo ScooterKOMPAS.com/daafa Motor listrik Kool EV Bima pakai cakram rem Brembo dan ban Perelli Diablo Scooter

Rem tromol adalah rem yang biasanya dipasang di roda belakang sedangkan rem cakram biasanya dipasang di roda depan.

"Rem motor tidak boleh disiram karena akan akan mengubah sifat spesifik material yang digunakan membuat rem," kata dia kepada Kompas.com, Senin (31/7/2023).

Sebab jika hal itu dilakukan, berpotensi menimbulkan retakan pada bagian tromol rem. Kerusakan ini sangat berbahaya karena mengurangi kemampuan rem sehingga dapat mengakibatkan tabrakan.

Baca juga: Ramai soal Indikator Bensin Mobil Tidak Naik Saat Isi BBM 50 Ribu, Ini Penjelasan Pakar

 

Efek rem kendaraan terlalu panas

Kampas rem tromol rontokAgus Setiawan Kampas rem tromol rontok
Meski rem kendaraan yang panas tidak boleh disiram air. Zainal mengatakan, ada risiko negatif yang akan dialami kendaraan saat remnya terlalu panas.

"Sesuai dengan bahan yang digunakan pada (pembuatan) kampas rem, maka akan terjadi perubahan pada resinnya sehingga (rem) akan meleleh dan mengeras sehingga menjadi licin," jelas dia.

Kondisi ini muncul akibat gesekan antara tromol rem dan kampas rem akan menyebabkan panas berlebihan.

Temperatur panas membuat permukaan kampas rem mengeras sehingga gesekan rem menjadi terlalu rendah. Akibatnya, permukaan rem menjadi licin.

Jika hal tersebut dibiarkan, daya gesek rem akan berkurang sehingga berisiko menyebabkan kegagalan pengereman dan lama-kelamaan membuat rem tidak berfungsi dengan baik.

"Sehingga permukaannya (rem) harus digosok atau digergaji atau bahkan diganti," tambahnya.

Baca juga: Mitos Goyang-goyang Motor Saat Isi Bensin yang Berujung Kebakaran

Solusi rem panas

Zainal menjelaskan, pengendara umumnya sering menarik rem utama untuk mengurangi kecepatan kendaraan di jalan turun. Kenyataannya, tindakan ini berisiko membuat rem tambah panas.

Untuk mengatasi rem motor yang terlalu panas, Zainal menyarankan agar pengendara harus menunggu kendaraannya dingin sebelum melanjutkan perjalanan.

"Kalau rem panas, tentunya ditunggu hingga dingin, atau dengan mengubah pola pengendaraan khususnya pola pengereman," lanjutnya.

Perubahan cara mengerem kendaraan yang turun ini berarti pengendara tidak menggunakan rem utama seperti rem trombol dan cakram saat jalan turunan.

Sebaliknya, pengendara motor dapat memperlambat laju kendaraan dengan menggunakan rem mesin.

"Kita dapat menggunakan rem mesin dengan cara mengurangi tingkat kecepatan atau mengurangi injakan pedal gas, sehingga putaran motor menurun," jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Soal Kasus Fat Cat di China, Polisi Sebut Mantan Pacar Tidak Bersalah

Soal Kasus Fat Cat di China, Polisi Sebut Mantan Pacar Tidak Bersalah

Tren
Meteor Biru Melintasi Langit Spanyol dan Portugal, Ini Penjelasan Badan Antariksa Eropa

Meteor Biru Melintasi Langit Spanyol dan Portugal, Ini Penjelasan Badan Antariksa Eropa

Tren
7 Orang Dekat SYL yang Disebut Dapat Duit dari Kementan

7 Orang Dekat SYL yang Disebut Dapat Duit dari Kementan

Tren
Penjelasan TNI AL soal Lettu Eko Disebut Akhiri Hidup karena Judi

Penjelasan TNI AL soal Lettu Eko Disebut Akhiri Hidup karena Judi

Tren
Ada 2 WNI, Ini Daftar Penumpang Singapore Airlines yang Alami Turbulensi

Ada 2 WNI, Ini Daftar Penumpang Singapore Airlines yang Alami Turbulensi

Tren
Angka Kematian akibat Kecelakaan di Swedia Terendah, Apa Rahasianya?

Angka Kematian akibat Kecelakaan di Swedia Terendah, Apa Rahasianya?

Tren
Viral, Video Balita Ketumpahan Minyak Panas di Yogyakarta, Ini Kronologinya

Viral, Video Balita Ketumpahan Minyak Panas di Yogyakarta, Ini Kronologinya

Tren
Hasil Tes Online 1 Rekrutmen BUMN Diumumkan Hari Ini, Begini Cara Ceknya

Hasil Tes Online 1 Rekrutmen BUMN Diumumkan Hari Ini, Begini Cara Ceknya

Tren
Virus Raksasa Berusia 1,5 Miliar Tahun Ditemukan di Yellowstone, Ungkap Asal-usul Kehidupan di Bumi

Virus Raksasa Berusia 1,5 Miliar Tahun Ditemukan di Yellowstone, Ungkap Asal-usul Kehidupan di Bumi

Tren
3 Cara Melihat Aplikasi dan Situs yang Terhubung dengan Akun Google

3 Cara Melihat Aplikasi dan Situs yang Terhubung dengan Akun Google

Tren
BMKG: Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 22-23 Mei 2024

BMKG: Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 22-23 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] ICC Ajukan Surat Penangkapan Pemimpin Israel dan Hamas | Mengintip Jasa 'Santo Suruh' yang Unik

[POPULER TREN] ICC Ajukan Surat Penangkapan Pemimpin Israel dan Hamas | Mengintip Jasa "Santo Suruh" yang Unik

Tren
Kronologi Singapore Airlines Alami Turbulensi, 1 Penumpang Meninggal

Kronologi Singapore Airlines Alami Turbulensi, 1 Penumpang Meninggal

Tren
Kronologi Makam Mahasiswi UMY Dibongkar Sehari Usai Dimakamkan

Kronologi Makam Mahasiswi UMY Dibongkar Sehari Usai Dimakamkan

Tren
4 Korupsi SYL di Kementan: Beli Durian Rp 46 Juta dan Gaji Pedangdut

4 Korupsi SYL di Kementan: Beli Durian Rp 46 Juta dan Gaji Pedangdut

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com