Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PM India Kecam Kasus 2 Wanita Diarak Telanjang dan Dianiaya Massal

Kompas.com - 22/07/2023, 09:30 WIB
Aditya Priyatna Darmawan,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Perdana Menteri (PM) India Narendra Modi mengecam kasus dua wanita di Manipur, India yang diarak telanjang dan diduga dianiaya massal.

Modi mengatakan pada Kamis (20/7/2023), kasus tersebut tidak dapat dimaafkan.

“Yang bersalah tidak akan terhindar. Apa yang terjadi pada anak perempuan Manipur tidak akan pernah bisa dimaafkan,” kata Modi dilansir dari GlobalNews.

Tanpa merujuk langsung pada kekerasan tersebut, Modi mendesak kepada para kepala pemerintahan negara bagian untuk memastikan keselamatan perempuan.

Lebih lanjut Modi mengatakan, insiden persekusi tersebut merupakan hal yang memalukan bagi negara beradab mana pun.

“Hati saya dipenuhi dengan rasa sakit dan kemarahan,” ungkapnya.

Kronologi kejadian

Polisi menerangkan, aksi persekusi terhadap kedua wanita itu terjadi pada 4 Mei 2023. Namun videonya baru-baru ini viral di media sosial pada Rabu (19/7/2023).

Menurut polisi, salah satu wanita yang diarak juga sempat diperkosa oleh gerombolan pria tersebut.

Kepala menteri negara bagian Manipur, Siren Singh menjelaskan pada Kamis (20/7/2023), polisi telah melakukan “penangkapan pertama” pelaku sehubungan dengan penyerangan tersebut.

“Penyelidikan menyeluruh saat ini sedang berlangsung, dan kami akan memastikan tindakan tegas diambil terhadap semua pelaku, termasuk mempertimbangkan kemungkinan hukuman mati,” ucap Singh dikutip dari VOA.

Baca juga: Kerusuhan di Penjara Wanita Honduras 46 Tahanan Tewas, Apa Pemicunya?

Memicu reaksi berbagai pihak

Partai-partai oposisi mengkritik Modi karena konflik yang melanda Manipur. Salah satu pihak yang mengkritik yakni Presiden Partai Kongres, Mallikarjun Kharge.

“Manipur terbakar, perempuan diperkosa, telanjang, diarak, dan kekerasan mengerikan terjadi. Tapi PM (perdana menteri) diam begitu lama hingga hari ini,” kata Kharje.

Selain itu, insiden memalukan terhadap dua wanita tersebut juga memicu tanggapan dari Mahkamah Agung India.

“Dalam demokrasi konstitusional itu tidak dapat diterima. Jika pemerintah tidak bertindak, kami akan melakukannya,” tutur Ketua Mahkamah Agung India D.Y. Chandrachud.

Dia meminta pemerintah untuk menginformasikan kepada pengadilan mengenai langkah-langkah yang diambil untuk menangkap para pelaku dan memastikan kejadian itu tidak terulang kembali.

Baca juga: Kronologi Dugaan Pelecehan Guru Honorer oleh Oknum ASN di Makassar

 

Adanya konflik berkepanjangan

Manipur terletak di sepanjang perbatasan dengan Myanmar dengan sebagian besar dari 3,6 penduduknya terdiri dari suku Meitei yang beragama mayoritas Hindu.

Selain itu, juga ada suku Kuki yang sebagian besar beragama Kristen.

Sejak Mei 2023 lalu, kedua suku ini berselisih satu sama lain yang menyebabkan bentrokan sipil di negara bagian Manipur itu.

Kekerasan tersebut dipicu oleh kekhawatiran bahwa program yang lebih berpihak pada suku Meitei dengan status kesukuannya memberi keuntungan bagi mereka dalam pemerintahan.

Selain itu, program itu juga memudahkan bagi suku Meitei membeli tanah di perbukitan yang merupakan tempat tinggal suku Kuki.

Bentrokan antara dua komunitas telah menyebabkan puluhan rumah, gereja, dan kuil hancur atau rusak.

Layanan internet di Manipur juga sudah ditutup sejak bentrokan meletus pada Mei 2023 lalu.

Tentara sudah dikerahkan untuk berpatroli di wilayah itu, namun masih ada bentrokan sporadis yang terus berlanjut.

Baca juga: Kronologi Kerusuhan Suporter Sepak Bola di El Salvador, 12 Orang Tewas

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Jarang Diketahui, Ini 5 Manfaat Minum Madu Campur Lemon

Jarang Diketahui, Ini 5 Manfaat Minum Madu Campur Lemon

Tren
Catat, Ini 4 Suplemen yang Bisa Sebabkan Kepala Pusing

Catat, Ini 4 Suplemen yang Bisa Sebabkan Kepala Pusing

Tren
Cerita Ed Dwight, Butuh 60 Tahun Sebelum Wujudkan Mimpi Terbang ke Luar Angkasa

Cerita Ed Dwight, Butuh 60 Tahun Sebelum Wujudkan Mimpi Terbang ke Luar Angkasa

Tren
Kisah Bocah 7 Tahun di Nepal Tak Sengaja Telan Pensil Sepanjang 10 Cm

Kisah Bocah 7 Tahun di Nepal Tak Sengaja Telan Pensil Sepanjang 10 Cm

Tren
Lulusan SMK Sumbang Pengangguran Terbanyak, Menaker: Selama Ini Memang 'Jaka Sembung'

Lulusan SMK Sumbang Pengangguran Terbanyak, Menaker: Selama Ini Memang "Jaka Sembung"

Tren
Penelitian Ungkap Mikroplastik Sekarang Terdeteksi di Testis Manusia

Penelitian Ungkap Mikroplastik Sekarang Terdeteksi di Testis Manusia

Tren
Kuning Telur Direbus hingga Keabuan Disebut Tidak Sehat, Benarkah?

Kuning Telur Direbus hingga Keabuan Disebut Tidak Sehat, Benarkah?

Tren
Presiden Iran Meninggal, Apa Pengaruhnya bagi Geopolitik Dunia?

Presiden Iran Meninggal, Apa Pengaruhnya bagi Geopolitik Dunia?

Tren
Tanda Seseorang Kemungkinan Psikopat, Salah Satunya dari Gerakan Kepala

Tanda Seseorang Kemungkinan Psikopat, Salah Satunya dari Gerakan Kepala

Tren
5 Pillihan Ikan untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Bantu Tubuh Lebih Sehat

5 Pillihan Ikan untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Bantu Tubuh Lebih Sehat

Tren
Apakah Masyarakat yang Tidak Memiliki NPWP Tak Perlu Membayar Pajak?

Apakah Masyarakat yang Tidak Memiliki NPWP Tak Perlu Membayar Pajak?

Tren
BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 21-22 Mei 2024

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 21-22 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Kasus Covid-19 di Singapura Naik Hampir Dua Kali Lipat | Ayah dan Anak Berlayar Menuju Tempat Terpencil di Dunia

[POPULER TREN] Kasus Covid-19 di Singapura Naik Hampir Dua Kali Lipat | Ayah dan Anak Berlayar Menuju Tempat Terpencil di Dunia

Tren
Apa Perbedaan Presiden dan Pemimpin Tertinggi di Iran?

Apa Perbedaan Presiden dan Pemimpin Tertinggi di Iran?

Tren
Jadwal dan Susunan Peringatan Waisak 2024 di Borobudur, Ada Festival Lampion

Jadwal dan Susunan Peringatan Waisak 2024 di Borobudur, Ada Festival Lampion

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com