KOMPAS.com - Sosok Julius Robert Oppenheimer tengah diperbincangkan pencinta layar lebar menyusul dirilisnya film "Oppenheimer".
Dilansir dari Kompas TV, film tersebut mengisahkan perjalanan Oppenheimer sebagai ahli fisika yang dijuluki sebagai Bapak Atom.
Dikisahkan, Oppenheimer memimpin Proyek Manhattan untuk pengembangan bom atom selama Perang Dunia II setelah direkrut pemerintah AS.
Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Tragedi Bom Atom Hiroshima 6 Agustus 1945, 140.000 Tewas
Sejauh yang diketahuinya, bom atom yang dikembangkan akan digunakan untuk mengalahkan kekuatan Nazi.
Tetapi, bom atom tersebut justru digunakan oleh AS untuk meluluhlantakan Hiroshima dan Nagasaki, Jepang.
Karena hal itu, Oppenheimer merasa bersalah dan memutuskan untuk mengendalikan senjata nuklir di sepanjang sisa hidupnya.
Terlepas dari perjalanan Oppenheimer sebagai ahli fisika dan tantangannya ketika menciptakan bom atom, sosoknya diliputi berbagai hal menarik.
Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: AS Jatuhkan Bom Atom di Nagasaki
Baca juga: Siapa Robert Oppenheimer, Bapak Bom Atom dalam Film Terbaru Christopher Nolan?
Dilansir dari History, berikut fakta soal Oppenheimer:
Great Depresion atau Depresi Besar yang bermula pada 1929 mendorong minat terhadap hak pekerja dan komunisme di AS.
Pada akhir 1930, Oppenheimer diketahui menghadiri acara yang mendukung gerakan kiri dan berlangganan surat kabar sayap kiri, People's World.
Meski begitu, penggagas bom atom tersebut tidak pernah secara resmi bergabung dengan Partai Komunis AS.
Tetapi beberapa orang dalam hidupnya bergabung dengan partai tersebut, mulai dari saudara laki-laki, kekasih, dan istrinya sendiri.
Jenderal Angkatan darat AS, Leslie Groves Jr, yang memilih Oppenheimer untuk memimpin Poryek Manhattan sebenarnya mengetahui bahwa ilmuwan ini memiliki kaitan dengan komunisme.
Namun, ia tidak menganggap hal tersebut sebagai masalah yang besar.
Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Lahirnya Partai Komunis Indonesia