Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Fakta Oppenheimer, Bapak Bom Atom yang Disebut Bodoh oleh Albert Einstein

Kompas.com - 21/07/2023, 21:15 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sosok Julius Robert Oppenheimer tengah diperbincangkan pencinta layar lebar menyusul dirilisnya film "Oppenheimer".

Dilansir dari Kompas TV, film tersebut mengisahkan perjalanan Oppenheimer sebagai ahli fisika yang dijuluki sebagai Bapak Atom.

Dikisahkan, Oppenheimer memimpin Proyek Manhattan untuk pengembangan bom atom selama Perang Dunia II setelah direkrut pemerintah AS.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Tragedi Bom Atom Hiroshima 6 Agustus 1945, 140.000 Tewas

Sejauh yang diketahuinya, bom atom yang dikembangkan akan digunakan untuk mengalahkan kekuatan Nazi.

Tetapi, bom atom tersebut justru digunakan oleh AS untuk meluluhlantakan Hiroshima dan Nagasaki, Jepang.

Karena hal itu, Oppenheimer merasa bersalah dan memutuskan untuk mengendalikan senjata nuklir di sepanjang sisa hidupnya.

Terlepas dari perjalanan Oppenheimer sebagai ahli fisika dan tantangannya ketika menciptakan bom atom, sosoknya diliputi berbagai hal menarik.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: AS Jatuhkan Bom Atom di Nagasaki

Baca juga: Siapa Robert Oppenheimer, Bapak Bom Atom dalam Film Terbaru Christopher Nolan?

Dilansir dari History, berikut fakta soal Oppenheimer:

1. Mendukung gerakan kiri

Great Depresion atau Depresi Besar yang bermula pada 1929 mendorong minat terhadap hak pekerja dan komunisme di AS.

Pada akhir 1930, Oppenheimer diketahui menghadiri acara yang mendukung gerakan kiri dan berlangganan surat kabar sayap kiri, People's World.

Meski begitu, penggagas bom atom tersebut tidak pernah secara resmi bergabung dengan Partai Komunis AS.

Tetapi beberapa orang dalam hidupnya bergabung dengan partai tersebut, mulai dari saudara laki-laki, kekasih, dan istrinya sendiri.

Jenderal Angkatan darat AS, Leslie Groves Jr, yang memilih Oppenheimer untuk memimpin Poryek Manhattan sebenarnya mengetahui bahwa ilmuwan ini memiliki kaitan dengan komunisme.

Namun, ia tidak menganggap hal tersebut sebagai masalah yang besar.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Lahirnya Partai Komunis Indonesia

2. Belajar bahasa Sanskerta

Julius Robert OppenheimerImage Jurnal/KOMPAS.com Julius Robert Oppenheimer

Oppenheimer ternyata memiliki ketertarikan terhadap bahasa Sanskerta yang menjadi bahasa dalam kitab suci agama Hindhu.

Ia mempelajari bahasa tersebut ketika mengajar di Berkeley dan membaca Bhagavad Gita dalam bahasa Sansekerta.

Ketertarikan Oppenheimer terhadap bahasa Sanskerta dapat dilihat ketika kisahnya diangkat melalui film "The Decision to Drop the Bomb".

Di film tersebut, Oppenheimer mengingat saat ia melihat uji coba bom nuklir pertama pada tanggal 16 Juli 1945.

Ia berkata:

"Kami tahu dunia tidak akan sama lagi. Beberapa orang tertawa, beberapa orang menangis, sebagian besar orang terdiam. Saya teringat sebuah kalimat dari kitab suci Hindu, Bhagavad Gita: Wisnu mencoba membujuk Pangeran agar ia melakukan tugasnya, dan untuk membuatnya terkesan, ia mengambil wujudnya yang bertangan banyak dan berkata, 'Sekarang saya menjadi Maut, penghancur dunia. Saya kira kita semua pernah berpikir seperti itu, dengan satu atau lain cara."

Baca juga: Kisah Oppenheimer, Einstein, dan Bom Atom: Kebenaran di Balik Hubungan Mereka

3. AS cabut izin keamanan Oppenheimer

Sutradara Christopher Nolan berbicara di atas panggung tentang filmnya Oppenheimer selama presentasi Universal Pictures dan Focus Features di CinemaCon 2023, konvensi resmi National Association of Theatre Owners (NATO), di The Colosseum di Caesars Palace pada 26 April 2023 di Las Vegas, Nevada, Amerika Serikat.AFP/VALERIE MACON Sutradara Christopher Nolan berbicara di atas panggung tentang filmnya Oppenheimer selama presentasi Universal Pictures dan Focus Features di CinemaCon 2023, konvensi resmi National Association of Theatre Owners (NATO), di The Colosseum di Caesars Palace pada 26 April 2023 di Las Vegas, Nevada, Amerika Serikat.

Oppenheimer pernah dianugerahi Enrico Fermi Award oleh Presiden AS ke-35, John F Kennedy.

Penghargaan tersebut diberikan pada 1963 atas pencapaian dalam bidang ilmiah dan kepemimpinannya.

Meski begitu, pemerintah AS memutuskan untuk mencabut izin keamanan Oppenheimer pada 1954.

Padahal, izin tersebut diperlukan Oppenheimer untuk terlibat di proyek senjata nuklir sehingga ia tidak bisa berpartisipasi untuk keamanan nasional.

Oppenheimer tidak pernah mendapatkan kembali izin keamanannya namun ia terus berbicara dan menulis tentang fisika dan teknologi nuklir.

Hal tersebut ia lakukan hingga kematiannya pada 1967 ketika berusia 62 tahun.

4. Pernah menolak bom hidrogen

Setelas AS menjatuhkan boma atom ke Hiroshima dan Nagasaki, Oppenheimer menentang rencana negaranya untuk mengembangkan bom hidrogen yang disebut-sebut lebih mematikan dari bom yang pernah ia buat.

Oppenheimer khawatir akan potensi kehancuran yang akan ditimbulkan oleh perlombaan senjata untuk membuat bom yang lebih besar dan lebih besar.

Melihat sikap Oppenheimer, pengusaha Lewis Strauss sebagai Ketua Komisi Energi Atom pada 1953 menyatakan ketidaksukaannya terhadap sang ilmuwan.

Strauss kemudian mengadakan sidang keamanan untuk menyelidiki kesetiaan Oppenheimer.

Buntut dari sikap Oppenheimer yang menentang rencana pengembangan bom hidrogen, izin keamananya dicabut pada 1954.

Ia juga menjadi salah satu orang di AS yang namanya masuk ke dalam daftar hitam.

Baca juga: Perbandingan Film Barbie Vs Oppenheimer, Pilih Menonton yang Mana?

5. Pernah dijuluki bodoh oleh Albert Einstein

Robert Oppenheimer, Bapak Bom AtomImage Jurnal/KOMPAS.com Robert Oppenheimer, Bapak Bom Atom

Nama Oppenheimer yang berada di balik bom atom pernah dijuluki bodoh salah satu ilmuwan tercerdas di dunia, Albert Einstein.

Dilansir dari Live Science, ungkapan bodoh yang diungkapkan Einstein bermula ketika ia bertemu Oppenheimer di Institute for Advanced Study, Princeton pada 1950-an.

Pada saat itu, Oppenheimer mengatakan bahwa ia menyadari upaya untuk mencabut izin keamanannya.

Kecerdasan Oppenheimer yang luar biasa dan pembelajarannya yang luas tidak selalu mengatasi ketidakdewasaan emosional dan kenaifan politiknya.

Baca juga: Alasan Mengapa Rusia Rebut Chernobyl dari Ukraina

Einstein lalu menasihati Oppenheimer bahwa ia tidak perlu tunduk pada penyelidikan dan pengadilan oleh Komisi Energi Atom.

Tetapi Oppenheimer menjawab bahwa ia akan melakukan lebih banyak kebaikan dari dalam pemerintahan Washington daripada dari luar.

Ia juga mengatakan telah memutuskan untuk tetap berjuang meski hal ini akan membuat dirinya kalah.

Jika Oppenheimer kalah, berakhir sudah sisa hidup sang ilmuwan.

Setelah itu, Einstein berjalan ke kantornya sambil mengangguk pada Oppenheimer.

Ia kemudian berkata kepada sekretarisnya, "Itulah narr (bahasa Yiddish untuk bodoh)."

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Bom Atom Dijatuhkan di Nagasaki, Tewaskan 80.000 Penduduk

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Viral, Video Pelajar di Yogyakarta Dikepung Usai Tertinggal Rombongan

Viral, Video Pelajar di Yogyakarta Dikepung Usai Tertinggal Rombongan

Tren
Daftar Pelayanan Rawat Inap Rumah Sakit yang Tidak Menerapkan KRIS

Daftar Pelayanan Rawat Inap Rumah Sakit yang Tidak Menerapkan KRIS

Tren
Pohon Purba Beri Bukti Musim Panas 2023 adalah yang Terpanas dalam 2.000 Tahun

Pohon Purba Beri Bukti Musim Panas 2023 adalah yang Terpanas dalam 2.000 Tahun

Tren
7 Makanan Tinggi Kalori yang Menyehatkan, Cocok untuk Menaikkan Berat Badan

7 Makanan Tinggi Kalori yang Menyehatkan, Cocok untuk Menaikkan Berat Badan

Tren
Sosok Kemal Redindo, Anak SYL yang Minta Uang ke Pejabat Kementan untuk Aksesori Mobil

Sosok Kemal Redindo, Anak SYL yang Minta Uang ke Pejabat Kementan untuk Aksesori Mobil

Tren
Sejumlah Pemerintah Daerah Larang dan Batasi 'Study Tour', Pengamat Pendidikan: Salah Sasaran

Sejumlah Pemerintah Daerah Larang dan Batasi "Study Tour", Pengamat Pendidikan: Salah Sasaran

Tren
Gerbang Dunia Bawah di Siberia Semakin Terbuka Lebar Imbas Es Mencair

Gerbang Dunia Bawah di Siberia Semakin Terbuka Lebar Imbas Es Mencair

Tren
Viral, Video Penumpang KRL Terperosok Celah Peron Stasiun Sudirman

Viral, Video Penumpang KRL Terperosok Celah Peron Stasiun Sudirman

Tren
WNA Rusia Mengaku Dideportasi Usai Ungkap Kasus Narkoba, Ini Kata Polda Bali dan Imigrasi

WNA Rusia Mengaku Dideportasi Usai Ungkap Kasus Narkoba, Ini Kata Polda Bali dan Imigrasi

Tren
Video Viral Petugas Dishub Medan Disebut Memalak Pedagang Martabak, Ini Faktanya

Video Viral Petugas Dishub Medan Disebut Memalak Pedagang Martabak, Ini Faktanya

Tren
21 Layanan yang Tidak Ditanggung BPJS Kesehatan dalam Perpres Nomor 59 Tahun 2024, Apa Saja?

21 Layanan yang Tidak Ditanggung BPJS Kesehatan dalam Perpres Nomor 59 Tahun 2024, Apa Saja?

Tren
Rincian Penerimaan Gratifikasi Rp 23,5 Miliar Eks Kepala Bea Cukai DIY Eko Darmanto

Rincian Penerimaan Gratifikasi Rp 23,5 Miliar Eks Kepala Bea Cukai DIY Eko Darmanto

Tren
Persib Bandung Gandeng Pinjol sebagai Sponsor, Bagaimana Aturannya?

Persib Bandung Gandeng Pinjol sebagai Sponsor, Bagaimana Aturannya?

Tren
Berkaca pada Kasus Anak Depresi karena HP-nya Dijual, Psikolog: Kenali Bocah yang Berpotensi Depresi

Berkaca pada Kasus Anak Depresi karena HP-nya Dijual, Psikolog: Kenali Bocah yang Berpotensi Depresi

Tren
BMKG Keluarkan Peringatan Dini Gelombang Tinggi 15-16 Mei 2024, Ini Daftar Wilayahnya

BMKG Keluarkan Peringatan Dini Gelombang Tinggi 15-16 Mei 2024, Ini Daftar Wilayahnya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com