Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Botol Parfum Tua Ungkap seperti Apa Aroma Orang Romawi Kuno

Kompas.com - 12/07/2023, 14:15 WIB
Aditya Priyatna Darmawan,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

Zat utama yang terkandung disebut dengan patchoulenol atau alkohol nilam.

Peran penting segel aspal

Ruiz mengatakan, segel aspal adalah kunci penting dalam menjaga keawetan nilam yang ada di botol kaca tersebut.

Segel ini tidak hanya menjaga aroma di dalam botol awet, namun juga memerangkap molekul parfum melalui proses yang disebut adsorpsi.

"Secara kimiawi, aspal berperilaku seperti karbon, yang merupakan penyerap terbaik untuk senyawa organik," terangnya.

Ia menjelaskan, prosesnya mirip dengan filter karbon yang digunakan dalam masker gas.

"Setelah teradsorpsi, (molekul-molekul) tidak mudah menguap lagi dan tidak dapat keluar,” jelasnya.

Selain segel aspal, pengawetan yang luar biasa dari situs pemakaman juga berperan.

"Berada di tempat tertutup dan dalam kegelapan total adalah hal yang memungkinkan (parfum) itu bertahan hingga sekarang," ungkap Ruiz.

"Seandainya makam itu runtuh ada cahaya masuk, parfum itu tidak akan bertahan karena cahaya adalah musuh terburuk bagi bahan kimia jenis ini,” sambungnya.

Baca juga: Arkeolog Temukan Sarkofagus Era Romawi Berusia 2.000 Tahun di Gaza

Hanya digunakan orang kelas atas

Ruiz menyebut, temuan ini tidak berarti bahwa seluruh Kekaisaran Romawi beraroma seperti nilam.

"Pada saat itu, parfum hanya diperuntukkan bagi masyarakat kelas atas," ucap Ruiz.

Menurutnya, parfum itu dibuat dari esensi eksotis yang kemungkinan diimpor dari tempat lain dan dibotolkan dalam botol mahal.

Hal itu menunjukkan tanda bahwa pemiliknya adalah orang kaya.

Pada saat yang sama, tidak jelas apakah parfum ini dimaksudkan untuk digunakan dalam kehidupan sehari-hari, memiliki makna spiritual, atau hanya untuk pemakaman.

Keberadaan botol yang belum dibuka di dalam guci pemakaman menunjukkan sebuah isyarat khusus, bahwa parfum bukan untuk dipamerkan di depan umum.

Itu mengapa, sejarawan Universitas Girona, Jordi Pérez González meyakini bahwa parfum nilam tua itu berkaitan dengan dunia pemakaman.

"Kemewahan tidak ada gunanya jika tidak dapat ditampilkan di depan masyarakat," kata Pérez González, yang tidak terlibat dalam penelitian ini.

"Jadi nilam mungkin lebih terkait dengan dunia pemakaman daripada kehidupan sehari-hari," pungkasnya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com