Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Hewan Darat Terbesar yang Pernah Berjalan di Permukaan Bumi?

Kompas.com - 09/07/2023, 20:30 WIB
Diva Lufiana Putri,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Hewan terbesar yang pernah berjalan di atas permukaan Bumi, hidup berjuta-juta tahun yang lalu.

Sebuah studi dari Adelphi University, New York, Amerika Serikat mengungkapkan bahwa sauropoda, dinosaurus dengan ciri khas leher panjang adalah hewan darat terbesar yang pernah ada.

Dinosaurus pemakan tumbuhan ini bahkan telah mengembangkan ukurannya yang tak tertandingi selama ratusan tahun evolusinya.

Baca juga: Ilmuwan Temukan Ichthyosaurus, Hewan Darat yang Berevolusi Jadi Monster Laut dari Zaman Dinosaurus


36 garis keturunan tercatat jadi hewan darat terbesar

Dilansir dari Reuters (8/5/2023), studi baru dalam jurnal Current Biology itu untuk pertama kali menghitung jumlah garis keturunan sauropoda yang berbeda.

Studi berfokus pada garis keturunan sauropoda yang menghasilkan spesies melebihi ukuran hewan darat lain.

Adapun hewan darat besar yang menjadi tolok ukur, yakni mamalia terbesar seperti kerabat gajah, palaeoloxodon dan mammut, serta kerabat badak, paraceratherium dengan bobot kisaran 17-25 metrik ton.

Ahli paleontologi dan penulis studi, Mike D'Emic pun mengidentifikasi 45 spesies dari 36 garis keturunan sauropoda yang memiliki berat lebih besar dari mamalia tersebut.

Dia mengungkapkan, 36 garis keturunan dinosaurus ini hidup dalam rentang waktu sekitar 100 juta tahun, yang menjembatani periode Jurassic dan Cretaceous.

"Sauropoda bukan hanya hewan terbesar yang pernah berjalan di Bumi. Mereka mendapatkan gelar itu secara mandiri lebih dari 30 kali sepanjang sejarah evolusi mereka," kata dia.

"Melalui analisis baru, kita sekarang tahu bahwa jumlah ini jauh lebih tinggi, dengan sekitar tiga lusin contoh selama 100 juta tahun," lanjutnya.

Dengan demikian, bahkan dalam 36 garis keturunan di zaman berbeda, sauropoda tetap menjadi juara hewan terbesar yang pernah berjalan di atas planet Bumi.

Baca juga: Ingin Tahu Lokasi Rumah Saat Zaman Dinosaurus? Cek Di Sini!

Bobot sauropoda terbesar 76 metrik ton

Sementara itu, sang juara adalah Argentinosaurus, sauropoda yang hidup sekitar 95 juta tahun lalu di kawasan Argentina, dengan bobot sekitar 76 metrik ton.

Menyusul, Brachiosaurus dengan berat 63 metrik ton, menjadi hewan darat terbesar berikutnya yang hidup sekitar 150 juta tahun lalu.

Masih di zaman yang sama, hidup juga sauropoda bernama Barosaurus di Amerika Utara bagian barat dengan berat 60 metrik ton.

Selanjutnya, ada sauropoda berbobot sekitar 48 metrik ton yang disebut Notocolossus, Dreadnoughtus, dan Patagotitan dari Argentina, serta Yunmenglong dari China tengah, dan Australotitan dari Australia.

Ukuran sauropoda tersebut hanya dikalahkan oleh paus biru terbesar saat ini, dengan berat sekitar 150 metrik ton.

Baca juga: Asteroid yang Musnahkan Dinosaurus 66 Juta Tahun Lalu Picu Tsunami Raksasa

Tubuh raksasa bawa keuntungan untuk sauropoda

Sauropoda sendiri muncul sekitar 200 juta tahun yang lalu, menurut laman Scitech Daily, Sabtu (8/7/2023).

Spesies pertama dengan ukuran superlatif adalah Xinjiangtitan, yang hidup sekitar 165 juta tahun lalu di dataran China.

Sementara itu, spesies terakhir adalah Alamosaurus, yang hidup di Amerika Serikat bagian barat daya, tepat sebelum serangan asteroid 66 juta tahun lalu.

"Beberapa memiliki leher yang mencerminkan panjang ekor mereka, sementara yang lain memiliki leher yang terlihat sangat panjang untuk tubuh mereka," ujar D'Emic.

Spesies sauropoda lain memiliki leher yang lebih keras dan kuat, sedangkan beberapa di antaranya ramping seperti jerapah maupun kekar layaknya badak.

Di sisi lain, dalam hal makanan, satwa ini juga bervariasi, terlihat dari bentuk gigi dan tengkoraknya.

D'Emic mengatakan, ukuran memberikan sejumlah keuntungan bagi sauropoda. Salah satunya, memudahkannya menghadapi dinosaurus pemakan daging yang berbahaya.

Ukuran raksasa juga membuat hewan ini lebih mudah mendapatkan sumber daya tumbuhan sebagai makanan.

"Kemampuan menjangkau makanan yang tidak bisa dijangkau hewan lain, dan kemampuan memiliki jangkauan geografis yang lebih luas," terang D'Emic.

"Jadi, bahkan jika ada kekurangan makanan atau hilangnya habitat di satu wilayah, hewan ini dapat bermigrasi ke wilayah lain," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com