Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Update Kerusuhan Perancis: Barisan Wali Kota Unjuk Rasa, Polisi Tetap Siaga

Kompas.com - 04/07/2023, 11:30 WIB
Benediktus Agya Pradipta,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kerusuhan di Perancis dilaporkan mulai mereda setelah lima hari penuh ketegangan.

Situasi kerusuhan Perancis yang mulai mereda dilaporkan oleh sejumlah media internasional pada Senin (3/7/2023).

Guardian melaporkan, kerusuhan di Perancis terlihat mulai mereda setelah jumlah penangkapan oleh pihak kepolisian menurun drastis dari angka 719 menjadi 49 pada Minggu (2/7/2023).

Sementara itu, laporan lain menyebutkan jumlah penangkapan pada Minggu malam mencapai angka 150 orang.

Menurut laporan BBC, jumlah tersebut masih lebih rendah daripada total penangkapan yang mencapai 700-an orang pada Sabtu (1/7/2023).

Baca juga: Duduk Perkara Kerusuhan di Perancis, Dipicu oleh Kematian Remaja 17 Tahun


Baca juga: Kondisi Perancis Selama Kerusuhan, dari Penjarahan, Jam Malam, dan Konser yang Dibatalkan

Barisan wali kota unjuk rasa

Petugas polisi berjalan saat mereka mencoba membubarkan pengunjuk rasa dengan gas air mata selama a
demonstrasi menentang polisi di Marseille, Perancis selatan pada 1 Juli 2023. Perancis sempat mengerahkan 45.000 petugas, didukung oleh kendaraan lapis baja ringan dan unit polisi untuk memadamkan kekerasan atas kematian Nahel yang berusia 17 tahun, yang terbunuh saat berhenti. di pinggiran Paris pada 27 Juni 2023.AFP/CLEMENT MAHOUDEAU Petugas polisi berjalan saat mereka mencoba membubarkan pengunjuk rasa dengan gas air mata selama a demonstrasi menentang polisi di Marseille, Perancis selatan pada 1 Juli 2023. Perancis sempat mengerahkan 45.000 petugas, didukung oleh kendaraan lapis baja ringan dan unit polisi untuk memadamkan kekerasan atas kematian Nahel yang berusia 17 tahun, yang terbunuh saat berhenti. di pinggiran Paris pada 27 Juni 2023.

Setelah kerusuhan mereda, para wali kota dari berbagai daerah di Perancis melakukan unjuk rasa di sejumlah Balai Kota pada Senin (3/7/2023).

Unjuk rasa tersebut dilakukan sebagai bentuk protes atas kekerasan dan penjarahan yang terjadi dalam kerusuhan Perancis.

Para wali kota bergerak setelah ada pemimpin daerah yang rumahnya menjadi sasaran amuk massa.

Vincent Jeanbrun, seorang wali kota di daerah bernama L'Hay-les-Roses, dilaporkan berada di Balai Kota ketika rumahnya diserang oleh perusuh.

Baca juga: Mengenal Revolusi Perancis dan Faktor yang Menyebabkannya

Sementara itu, istri dan dua anak dari Vincent Jeanbrun disebutkan berada di rumah saat insiden penyerangan terjadi.

Dilaporkan Reuters, pada perusuh menyerang dengan membakar mobil dan meluncurkan kembang api ke arah rumah sehingga membuat istri dan anak-anak Vincent Jeanbrun harus kabur melalui halaman belakang.

"Saat berusaha melindungi mereka dan melarikan diri dari para penyerang, istri saya dan salah satu anak saya terluka," kata Vincent Jeanbrun.

Setelah itu, ratusan orang yang juga terdiri dari para wali kota dilaporkan hadir dalam unjuk rasa di L'Hay-les-Roses untuk mendukung Vincent Jeanbrun.

Baca juga: Kerusuhan Perancis Meluas, Bagaimana Nasib WNI di Sana?

Polisi tetap siaga

Polisi Perancis berpatroli saat para demonstran memenuhi jalan di daerah Champs Elysees di Paris, 1 Juli 2023, lima hari setelah Nahel M (17) tewas ditembak polisi di Nanterre, pinggiran barat Paris.AFP/LUDOVIC MARIN Polisi Perancis berpatroli saat para demonstran memenuhi jalan di daerah Champs Elysees di Paris, 1 Juli 2023, lima hari setelah Nahel M (17) tewas ditembak polisi di Nanterre, pinggiran barat Paris.

Halaman:

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com