Psikolog klinis Christine Wibhowo mengatakan, RP bukanlah hal baru melainkan sudah sejak zaman dahulu.
“Misalnya kayak zaman dulu itu pasaran ya jadi bermain peran sebagai penjual pembeli, itu semua menurut saya oke banget ya,” ucap Christine dilansir dari Kompas.com, Rabu (21/6/2023).
Christine menuturkan, manfaat game roleplay dapat membuat anak belajar bagaimana menjadi orang dewasa nantinya dan diterima di kalangannya.
Baca juga: Bermain Roleplay Online dan Rumah-rumahan, Apa Bedanya?
Kendati memiliki manfaat, game roleplay juga dapat menjadi hal yang membahayakan bagi anak. Salah satunya yakni jika anak memainkan perang yang tidak baik di dalam game.
“Karena (sesuatu) yang dilakukan anak atau dilakukan orang berkali-kali walaupun awalnya hanya menirukan tapi karena melakukannya berkali-kali maka itu akan jadi karakter,” jelasnya.
Jika terus dibiarkan, hal itu dapat menyebabkan roleplayer kehilangan identitasnya sendiri di dunia nyata.
Game roleplay juga dapat menyebabkan terjadinya gangguan kejiwaan pada anak.
“Perlu dicek pada saat anak memainkan peran jadi orang lain atau tokoh idolanya, dia masih sadar enggak kalau dia itu sebenarnya bukan si pemeran itu,” terangnya.
Adapun pada orang yang mengalami masalah kejiwaan, game roleplay juga bisa menjadi berbahaya karena bisa memperparah masalah kejiawaan.
“Pada orang-orang yang sedang mengalami masalah, maka hati-hati ketika bermain roleplay. Karena bisa jadi si peran itu masuk ke dalam diri kita. Apalagi kita lagi bermasalah pikirannya nge-blank lagi kosong. Nah itu kemungkinan kitab isa ketularan dari si perannya itu,” ungkap dia.
“Sebagai orang yang nyata ini hilang gitu (kepribadiannya). Jadi kayak pecah kepribadiannya. Nah, ini tambah gangguan lain,” tutupnya.
Baca juga: Cara Ganti Password Akun TikTok, Praktis dan Mudah
Mengutip dari Kompas.com, Kamis (22/6/2023), berikut tanda-tanda anak kecanduan roleplay yang perlu diwaspadai oleh orangtua:
Anak akan mudah kesal, memberontak, membentak, cepat marah, dan tidak sabar dengan aktivitas normal sehari-hari, maka ada yang salah pada dirinya dan mungkin itu adalah tanda ia kecanduan game roleplay.
Beberapa game roleplay mendorong pemainnya untuk melakukan pembayaran asli dalam aplikasi, seperti untuk membeli atribut atau peralatan tertentu yang menunjang karakter yang dimainkan.
Anak yang sudah kecanduan roleplay, akan mudah lupa dengan kebutuhan di dunia nyata, seperti mengerjakan tugas sekolah, belajar, dan sebagainya. Waktunya hanya dihabiskan dnegan bermain game.
Anak yang sudah kecanduan dengan game roleplay ada kecenderungan besar acuh dengan orang di sekitarnya, di dunia nyata, termasuk keluarga atau teman dekatnya.
Bahkan, dari sikap pengabaiannya ini, anak bisa mulai belajar berbohong untuk menghindari interaksi dengan orang di dunia nyata.
Individu yang kecanduan game bisa lupa makan makanan sehat atau sama sekali tidak makan, mandi, serta ganti pakaian untuk kesehatan dan kebersihan dirinya sendiri. Akibatnya, mereka bisa kekurangan nutrisi dan mudah sakit.
Baca juga: Apa Arti Kata Ajojing yang Ramai di TikTok? Ini Penjelasan Ahli Bahasa