"Di wilayah pendudukan, tentara Rusia melakukan kejahatan perang terhadap manusia dan genosida. Rusia sekarang berusaha dengan segala cara untuk mengganggu serangan balik," imbuh Nikolenko.
Diberitakan pula bahwa tahun lalu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga menawarkan diri sebagai perantara perdamaian peperangan dua negara ini ketika melakukan kunjungan ke Moskow dan Kiev.
Baca juga: Sederet Dampak Perang Rusia Ukraina bagi Ekonomi Indonesia
Media Rusia, Tass mengunggah artikel berkaitan dengan proposal perdamaian Prabowo.
Artikel itu berjudul "Jakarta holds meeting with Russian diplomats on peace plan for Ukraine," Selasa (6/6/2023).
Dalam artikel itu, disebutkan bahwa pejabat Indonesia sempat mengadakan pertemuan dengan diplomat Rusia untuk membahas inisiatif proposal perdamaian Ukraina.
TASS melaporkan hal tersebut dengan mengutip keterangan dari sumber yang tidak ingin disebutkan identitasnya.
"Pertemuan seperti itu memang terjadi," ungkap sumber itu.
"Belum ada detailnya," imbuhnya.
Baca juga: Perang Rusia Ukraina Bisa Pengaruhi APBN dan Picu Inflasi, Benarkah?
Sebelumnya, Wakil Menteri Luar Negeri Andrey Rudenko mengatakan bahwa Rusia akan mempertimbangkan semua proposal yang masuk mengenai penyelesaian di Ukraina, termasuk dari Indonesia.
Tak berapa lama, Menteri Pertahanan Indonesia Prabowo Subianto mengusulkan rencana penyelesaian konflik Ukraina secara damai.
Rencana perdamaian itu berupa gencatan senjata, pembentukan zona demiliterisasi dan pengerahan pasukan penjaga perdamaian PBB.
Baca juga: Apa Kata Pemimpin Dunia soal Rusia-Ukraina di KTT G20?
Surat kabar finansial dan investasi di Autralia juga menyoroti proposal perdamaian Prabowo Subianto melalui artikel berjudul, "Indonesia floats Ukraine peace plan, sparks criticism," Minggu (4/6/2023).
Diberitakan bahwa proposal tersebut menuai kritik dari negara-negara Barat, namun mendapat pujian dari China.