Penderita gangguan dismorfik tubuh kemungkinan terlalu fokus pada satu atau lebih bagian tertentu dari tubuh.
Fitur tubuh yang menjadi fokus atau perhatian ini dapat berubah seiring waktu, dan biasanya meliputi:
Dikutip dari laman Cleveland Clinic, khususnya pada pria, dismorfia otot menjadi salah satu bentuk spesifik dari gangguan ini.
Gangguan ini merupakan perasaan negatif terhadap bentuk tubuh yang terlalu kecil atau tak cukup berotot.
Baca juga: Ramai Soal Menimbun Barang yang Sudah Tidak Dipakai, Benarkah Gejala Hoarding Disorder?
Para pakar belum memahami sepenuhnya mengapa body dysmorphic disorder terjadi. Namun, menurut dugaan, kondisi ini melibatkan banyak faktor, termasuk:
Seseorang lebih mungkin mengidap body dysmorphic disorder jika kerabat pertamanya, yakni anak, orangtua kandung, atau saudara kandung memilikinya.
Orang dengan gangguan dismorfik tubuh sering memiliki area otak yang terlalu aktif atau bekerja secara berbeda dari yang diharapkan.
Perbedaan tersebut membuatnya sulit untuk mengontrol pikiran dan tindakan yang berkaitan dengan penampilan.
Budaya yang berbeda memiliki standar kecantikan dan penampilan berbeda pula.
Media populer, budaya, atau kombinasi keduanya dapat berpengaruh terhadap bagaimana gangguan dismorfik tubuh menyerang pikiran atau perilaku seseorang.
Riwayat pengalaman tidak menyenangkan selama masa kanak-kanak, seperti pelecehan atau pengabaian dapat mengembangkan gangguan ini.
Riwayat diintimidasi atau diejek juga dapat meningkatkan risiko seseorang untuk menderita body dysmorphic disorder.
Baca juga: Apa Itu Anxiety Disorder? Kenali Penyebab dan Cara Menanganinya
Rasa malu akan penampilan tak jarang membuat penderita body dysmorphic disorder enggan mencari pengobatan.
Namun, masih dari NHS, orang dengan body dysmorphic disorder harus mendapatkan bantuan untuk menanganinya.
Penderita dapat mendatangi penyedia layanan kesehatan atau seorang profesional di bidang kesehatan mental.
Pasalnya, gangguan dismorfik tubuh biasanya tidak akan membaik dengan sendirinya.
Jika tidak diobati, kondisi ini dapat memburuk dari waktu ke waktu, menyebabkan kecemasan, depresi berat, dan bahkan pikiran untuk mengakhiri hidup.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.