Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemenkes Buka Suara soal Video Viral Dokter Dipukuli Pasien di Lampung

Kompas.com - 27/04/2023, 16:30 WIB
Alinda Hardiantoro,
Farid Firdaus

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) buka suara terkait video viral dokter dipukuli pasien di Lampung.

Aksi pemukulan itu terjadi di Puskesmas Pajar Bulan, Kecamatan Way Tenong, Lampung Barat, Sabtu (22/4/2023).

Dirjen Tenaga Kesehatan Kemenkes, Arianti Anaya mengatakan, pihaknya akan memberikan pendampingan kepada dua dokter internsip (magang) yang memberikan keterangan selama penyidikan.

"Dalam memberikan keterangan ke kepolisian, dua dokter ini akan kita dampingi. Kemenkes juga akan mengawal proses hukum terkait kasus ini," ujarnya, dikutip dari keterangan resmi yang diterima Kompas.com (26/4/2023).

Kemenkes juga akan mengevaluasi penempatan dokter internsip di Provinsi Lampung untuk memastikan kepala daerah dapat lebih menjamin keamanan dan keselamatan para dokter.

Untuk keamanan, Arianti berkata, kedua dokter magang tersebut akan ditempatkan di RSUD setempat untuk sementara waktu.

Baca juga: Kemenkes Buka Suara soal Video Nakes Bedakan Pelayanan Pasien BPJS dan Umum

Kronologi kejadian

Kapolres Lampung Barat AKBP Heri Sugeng mengonfirmasi adanya tindak pemukulan yang dilakukan pasien kepada dokter di Lampung Barat.

Diberitakan Kompas.com Selasa (25/4/2023), insiden itu menimpa dr Carel Triwiyono (29), warga Kota Tangerang yang tengah berdinas di Puskesmas Pajar Bulan.

Pelaku yang berinisial AW (32) itu mulanya tidak terima sakit nyeri di ulu hatinya tidak kunjung sembuh pasca berobat di puskermas tersebut.

"Diduga karena sakitnya tidak langsung sembuh pelaku naik pitam dan mengeroyok korban," tutur Heri.

Sebelumnya, dokter sekaligus korban sudah memberikan melakukan penanganan sesuai SOP puskesmas dan menjelaskan bahwa obat tersebut masih menunggu reaksi.

Dokter juga mengatakan, jika pasien tidak kuat menahan sakitnya, bisa segera ke IGD rumah sakit terdekat.

Setelah dijelaskan, pelaku malah emosi dan melakukan penganiayaan.

Baca juga: Jelang Mudik, Marak Jasa Tembak Vaksin Covid-19 Tanpa Suntik Diklaim Tembus Aplikasi Satu Sehat, Kemenkes: Hati-hati Penipuan!

Pelaku ditangkap

Dikutip dari Kompas.com Rabu (26/4/2023), pihak kepolisian berhasi menangkap dua pelaku pengeroyokan dokter itu.

"Sudah kami tangkap, sekarang telah ditahan dan masih proses pemeriksaan lebih lanjut," tutur Heri

Pelaku merupakan kakak beradik warga Bandar Lampung.

Menurut Heri, saat ini keduanya masih dalam tahanan dan dikenai Pasal 170 KUHP juncto Pasal 351 KUHP.

Adapun ancaman hukuman penjaranya maksimal adalah 5 tahun 6 bulan.

Baca juga: Kemenkes Buka Suara soal Pengobatan Tradisional Ida Dayak

Viral di media sosial

Sebelumnya, lini masa media sosial ramai oleh video dokter dipukuli pasiennya di Lampung Barat.

Salah satu pengunggahnya adalah akun ini pada Selasa (25/4/2023). 

"Demi apapun parah banget sih ini, dokter sampe dianiyaya kaya gini," tulis pengunggah.

Hingga Kamis (27/4/2023), unggahan tersebut telah dikomentari 1.135 warganet, dibagikan kepada 2.294 akun, dan disukai hingga 13.700 pengguna Twitter.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Blunder Kemendikbud Ristek Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Dinilai Melukai Rakyat

Blunder Kemendikbud Ristek Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Dinilai Melukai Rakyat

Tren
Kisah Godzilla, Monyet Thailand yang Mati akibat Makan 'Junk Food'

Kisah Godzilla, Monyet Thailand yang Mati akibat Makan "Junk Food"

Tren
Link Download Logo dan Tema Hari Kebangkitan Nasional 2024

Link Download Logo dan Tema Hari Kebangkitan Nasional 2024

Tren
UPDATE Banjir Sumbar: 61 Orang Meninggal, Potensi Bencana Susulan Masih Ada

UPDATE Banjir Sumbar: 61 Orang Meninggal, Potensi Bencana Susulan Masih Ada

Tren
7 Sarapan Sehat untuk Usia 50 Tahun, Diyakini Bikin Panjang Umur

7 Sarapan Sehat untuk Usia 50 Tahun, Diyakini Bikin Panjang Umur

Tren
5 Update Kasus Pembunuhan Vina, Bareskrim Turun Tangan dan Dugaan Kejanggalan BAP

5 Update Kasus Pembunuhan Vina, Bareskrim Turun Tangan dan Dugaan Kejanggalan BAP

Tren
Pelaku Penyelundupan Orang Bermodus Iklan Lowker via TikTok Ditangkap di Surabaya, Ini Kronologinya

Pelaku Penyelundupan Orang Bermodus Iklan Lowker via TikTok Ditangkap di Surabaya, Ini Kronologinya

Tren
Apa yang Akan Terjadi Saat Berjalan Kaki 10.000 Langkah Per Hari Selama Sebulan?

Apa yang Akan Terjadi Saat Berjalan Kaki 10.000 Langkah Per Hari Selama Sebulan?

Tren
3 Manfaat Mengonsumsi Madu dan Teh Hijau, Baik bagi Penderita Diabetes

3 Manfaat Mengonsumsi Madu dan Teh Hijau, Baik bagi Penderita Diabetes

Tren
BMKG: Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir pada 18-19 Mei 2024

BMKG: Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir pada 18-19 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Wilayah Berpotensi Hujan Lebat 17-18 Mei 2024 | Ikan Tinggi Purin Pantangan Penderita Asam Urat

[POPULER TREN] Wilayah Berpotensi Hujan Lebat 17-18 Mei 2024 | Ikan Tinggi Purin Pantangan Penderita Asam Urat

Tren
Kondisi Geografis Mahakam Ulu, Tetangga IKN yang Dikepung Sungai dan Kini Darurat Banjir

Kondisi Geografis Mahakam Ulu, Tetangga IKN yang Dikepung Sungai dan Kini Darurat Banjir

Tren
Pesona Air Terjun

Pesona Air Terjun

Tren
Update Banjir Mahakam Ulu, Ratusan Orang Masih Mengungsi

Update Banjir Mahakam Ulu, Ratusan Orang Masih Mengungsi

Tren
Ribka Sugiarto Mundur dari Pelatnas, Kekasih Ungkap Alasannya

Ribka Sugiarto Mundur dari Pelatnas, Kekasih Ungkap Alasannya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com