Oktory menjelaskan, air danau kawah Gunung Galunggung saat berlebih akan mengalir melalui terowongan tersebut dan kemudian langsung dialirkan ke sungai-sungai yang ada di sekitar Gunung Galunggung.
Menurutnya ada beberapa tunnel-tunnel lain di sekitar Gunung Galunggung yang dibuat di sejumlah tingkat ketinggian.
"Istilahnya 'outlet' pembuangan air danau kawah," jelasnya.
Ia menyebut, air danau kawah perlu dikurangi sebab jika terjadi situasi kritis seperti aktivitas gunung yang meningkat, potensi bahaya dapat lebih berkurang.
"Jika aktivitas gunung meningkat, air danau bisa terpanasi, yang berpotensi menjadi lahar," tuturnya.
Selain itu menurutnya volume danau kawah tersebut berisiko menjadi erupsi freatik berupa lumpur-lumpur panas jika aktivitas meningkat.
"Ini kan bahaya kalau diangkat ke atas dalam bentuk erupsi, makanya dikurangi (volume air danau kawah)," kata dia.
Oktory mengatakan, saat ini status Gunung Galunggung masih normal atau tak ada anomali.
Terkait terowongan yang ada di Gunung Galunggung, saluran serupa juga dibangun di sejumlah gunung di Indonesia yang memiliki danau kawah, seperti di Gunung Kelud.
Baca juga: Gunung Galunggung Ramai Disebut Aktif, PVMBG Pastikan Masih Normal
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.