KOMPAS.com - Siberia, sebuah wilayah di Rusia, tercatat mencapai suhu terdingin pada Rabu (16/11/2022).
Dikutip dari laman AccuWeather, salah satu tempat terdingin di Rusia ini mencatatkan suhu 53 derajat Fahrenheit di bawah nol.
Bahkan, udara dingin di Siberia berembus hingga pegunungan di Timur Tengah, termasuk Irak bagian utara.
Kendati begitu, kemarin bukanlah satu-satunya suhu ekstrem yang terjadi di Siberia. Pasalnya, wilayah ini memang dikenal sering memiliki suhu terdingin dan terekstrem.
Misalnya, laporan AccuWeather yang menyebut bahwa Segyan Kyukl di timur laut Rusia mencapai suhu -53,5 derajat Fahrenheit atau -47,5 derajat Celsius.
Ada pula kota terpencil di Siberia timur, Oymyakon, sebagai tempat terdingin yang dihuni manusia secara permanen.
Menurut catatan sejarah, suhu di Oymyakon pernah mencapai -71 derajat Celsius pada 1924. Suhu ekstrem ini pun diabadikan dalam sebuah monumen.
Lantas, seperti apa kehidupan di wilayah paling dingin ini?
Baca juga: Meski Membeku 24.000 Tahun, Organisme di Siberia Ini Masih Hidup
Dilansir dari The Washington, sekitar 500 penduduk Oymyakon harus bertahan pada suhu musim dingin rata-rata -58 derajat Fahrenheit atau -50 derajat Celsius.
Saking dinginnya, saat keluar rumah, bulu mata dan air liur akan membeku membentuk jarum-jarum kecil yang menyakitkan.
Saat berbicara atau mengembuskan napas, akan keluar uap dari mulut yang berputar-putar seperti asap rokok.
Untuk itu, penduduk atau pengunjung sebisa mungkin tidak terlalu banyak mengeluarkan udara jika tidak ingin pandangan terganggu oleh uap.
Sebagai salah satu tempat terdingin di dunia, Oymyakon sangat sedikit mendapatkan sinar matahari. Saat musim dingin, setidaknya desa ini akan melewati malam selama 21 jam.
Lalu, bagaimana cara mereka bertahan hidup di tengah cuaca ekstrem?
Baca juga: Begini Kehidupan di Yakutsk, Kota Terdingin di Dunia dengan Suhu -40 Derajat Celsius
Penduduk Oymyakon bertahan hidup di cuaca ekstrem dengan mengonsumsi ikan, daging, dan produk susu.