Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hujan Mengguyur Banyak Daerah, Apakah Sudah Masuk Musim Penghujan?

Kompas.com - 08/10/2022, 20:05 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Hujan lebat akhir-akhir ini dilaporkan mengguyur beberapa daerah di Indonesia.

Tak sedikit di antaranya bahkan menyebabkan banjir dan tanah longsor.

Di Bengkulu, lima kabupaten terdampak banjir akibat hujan deras yang mengguyur pada Kamis (6/10/2022) hingga Jumat (7/10/2022).

Seorang warga dari Kabupaten Rejang Lebong dilaporkan meninggal dunia setelah terseret arus banjir.

Kondisi banjir juga dilaporkan di sejumlah wilayah di Jawa.

Di Jakarta Selatan, tiga siswa MTsN 19 Pondok Labu, Cilandak meninggal dunia akibat tertimpa tembok sekolah yang rubuh setelah diterjang banjir.

Baca juga: BMKG: Cuaca Ekstrem di Jabodetabek Diprediksi Masih Terjadi 5 Hari ke Depan

Dengan banyaknya wilayah yang diguyur hujan, apakah saat ini Indonesia sudah memasuki musim penghujan?

Periode peralihan musim kemarau ke musim hujan

Kepala Bidang Prediksi dan Peringatan Dini Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Maming Saepudin mengatakan, beberapa wilayah di Indonesia pada periode Oktober ini masih memasuki periode peralihan dari musim kemarau ke musim hujan.

"Awal musim hujan di sebagian wilayah Indonesia mulai masuk di November 2022 termasuk wilayah Jabodetabek," kata Maming kepada Kompas.com, Sabtu (8/10/2022).

Menurutnya, terdapat peningkatan aktivitas dinamika atmosfer hingga sepekan ke depan.

Peningkatan dinamika atmosfer tersebut, misalnya aktifitas low pressure yang berdampak pada terbentuknya pola pertemuan dan perlambatan angin.

Baca juga: Apa Penyebab Hujan Lebat Belakangan? Ini Penjelasan BMKG


Tak hanya itu, aktivitas gelombang atmosfer Madden-Julian Oscillation (MJO), Kelvin Wave, dan Rossby Wave juga secara umum dapat meningkatkan pertumbuhan awan hujan, khususnya di Indonesia bagian barat dan tengah.

"Kondisi tersebut yang saat ini menjadi pemicu meningkatnya potensi hujan dan cuaca ekstrem di beberapa wilayah Indonesia dalam sepekan ke depan," jelas dia.

Selain bencana hidrologi, aktivitas atmosfer tersebut juga dapat menyebabkan gelombang tinggi dengan kisaran lebih dari 2,5 meter di sejumlah perairan Indonesia.

Baca juga: Melihat Cara Belanda Mengatasi Banjir...

Waspada gelombang tinggi

Perairan yang akan mengalami gelombang tinggi adalah wilayah perairan Utara Sabang, perairan Barat Sumatera, Samudera Hindia Barat Sumatera, serta Selat Sunda bagin barat dan selatan.

Kemudian perairan selatan Jawa hingga Bali, perairan selatan selaran Lombok hingga Sumba, Samudera Hindia selatan Jawa hingga Nusa Tenggara, dan Laut Natuna.

Maming pun mengimbau kepada masyarakat agar selalu waspada terhadap kondisi cuaca yang tidak menentu.

Baca juga: Sederet Fakta Robohnya Tembok MTsN 19 Jakarta

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Cara membersihkan rumah setelah banjir

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Rombongan Presiden Iran Ini Sempat Hidup Sejam Usai Helikopter Jatuh

Rombongan Presiden Iran Ini Sempat Hidup Sejam Usai Helikopter Jatuh

Tren
Mei Diklaim Bulan Terlama dan Bulan Saat Uang Habis-habisan, Apa Penyebabnya?

Mei Diklaim Bulan Terlama dan Bulan Saat Uang Habis-habisan, Apa Penyebabnya?

Tren
Pendaftaran Akun PPDB DKI Jakarta 2024 Dibuka, Klik Sidanira.jakarta.go.id

Pendaftaran Akun PPDB DKI Jakarta 2024 Dibuka, Klik Sidanira.jakarta.go.id

Tren
13 Manfaat Daun Kelor, Ampuh Kontrol Gula Darah dan Atasi Kolesterol

13 Manfaat Daun Kelor, Ampuh Kontrol Gula Darah dan Atasi Kolesterol

Tren
Pekerja yang Terkena PHK Masih Menerima Manfaat JKN Selama 6 Bulan, Ini Syaratnya

Pekerja yang Terkena PHK Masih Menerima Manfaat JKN Selama 6 Bulan, Ini Syaratnya

Tren
Embun Upas Akan Muncul Kembali di Dieng, Kapan Terjadi?

Embun Upas Akan Muncul Kembali di Dieng, Kapan Terjadi?

Tren
Apa Itu Mahkamah Pidana Internasional (ICC)? Berikut Tugas dan Wewenangnya

Apa Itu Mahkamah Pidana Internasional (ICC)? Berikut Tugas dan Wewenangnya

Tren
ICC Ajukan Surat Penangkapan Pimpinan Israel dan Hamas, Peluang Netanyahu Ditahan?

ICC Ajukan Surat Penangkapan Pimpinan Israel dan Hamas, Peluang Netanyahu Ditahan?

Tren
Ali Bagheri, Diplomat Ulung dan Pengkritik Keras Barat yang Kini Menjabat sebagai Menlu Iran

Ali Bagheri, Diplomat Ulung dan Pengkritik Keras Barat yang Kini Menjabat sebagai Menlu Iran

Tren
Cerita di Balik Jasa 'Santo Suruh' yang Mau Disuruh Apa Saja, dari Jemput Anak Main juga Kubur Ari-ari

Cerita di Balik Jasa "Santo Suruh" yang Mau Disuruh Apa Saja, dari Jemput Anak Main juga Kubur Ari-ari

Tren
Suhu Udara Capai 50 Derajat Celsius, Ini Imbauan bagi Jemaah Haji yang Tiba di Makkah

Suhu Udara Capai 50 Derajat Celsius, Ini Imbauan bagi Jemaah Haji yang Tiba di Makkah

Tren
Kemendikbud Rekomendasikan 177 Karya Sastra di Sekolah, Ada 'Bumi Manusia'

Kemendikbud Rekomendasikan 177 Karya Sastra di Sekolah, Ada "Bumi Manusia"

Tren
Hasil Tes Online 1 Rekrutmen BUMN Diumumkan 22 Mei 2024, Klik rekrutmenbersama2024.fhcibumn.id

Hasil Tes Online 1 Rekrutmen BUMN Diumumkan 22 Mei 2024, Klik rekrutmenbersama2024.fhcibumn.id

Tren
UKT Semakin Mahal dan Janji Prabowo Gratiskan Biaya Kuliah di Kampus Negeri

UKT Semakin Mahal dan Janji Prabowo Gratiskan Biaya Kuliah di Kampus Negeri

Tren
Jarang Diketahui, Ini 5 Manfaat Minum Madu Campur Lemon

Jarang Diketahui, Ini 5 Manfaat Minum Madu Campur Lemon

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com