Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sederet Fakta Robohnya Tembok MTsN 19 Jakarta

Kompas.com - 07/10/2022, 14:04 WIB
Diva Lufiana Putri,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Tembok pembatas bangunan Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) 19 Jakarta, di Pondok Labu, Cilandak, Jakarta Selatan, roboh pada Kamis (6/10/2022).

Peristiwa yang terjadi pada sore hari itu menyebabkan tiga siswa meninggal dunia dan tiga lainnya luka-luka.

Diberitakan Kompas.com (6/10/2022), insiden ini bersamaan dengan hujan deras yang mengguyur wilayah tersebut.

Bukan hanya merobohkan tembok pembatas, hujan deras juga mengakibatkan banjir di lingkungan sekolah.

Baca juga: 8 Sekolah Kedinasan, Lulus Bisa Jadi CPNS hingga Biaya Pendidikan Gratis

Berikut sejumlah fakta insiden MTsN 19 Jakarta yang menewaskan tiga siswa:

Posisi sekolah lebih rendah daripada jalan

Wali Kota Jakarta Selatan Munjirin mengatakan, sekolah yang berlokasi di Jalan Pinang Kalijati tersebut berada di dataran lebih rendah daripada jalan.

Hal ini yang membuat MTs Negeri 19 Jakarta kerap dilanda banjir.

"Jadi posisi ini sangat rendah, jadi semua air mengalir ke tempat rendah," kata Munjirin di lokasi kejadian, Kamis (6/10/2022).

Baca juga: Analisis BMKG soal Banjir Jakarta, dari Penyebab hingga Fenomena La Nina

Kronologi kejadian

Lokasi tembok bangunan yang roboh di Madrasah Tsanawiyah (MTs) Negeri 19, Jalan Pinang Kalijati, Pondok Labu, Cilandak, Jakarta Selatan, Kamis (6/10/2022) malam.  Akibat peristiwa ini 3 orang siswa meninggal dunia dan 1 orang luka-luka.KOMPAS.com/KRISTIANTO PURNOMO Lokasi tembok bangunan yang roboh di Madrasah Tsanawiyah (MTs) Negeri 19, Jalan Pinang Kalijati, Pondok Labu, Cilandak, Jakarta Selatan, Kamis (6/10/2022) malam. Akibat peristiwa ini 3 orang siswa meninggal dunia dan 1 orang luka-luka.

Dilansir dari pemberitaan Kompas.com (6/10/2022), salah seorang guru, Edison mengatakan, robohnya dinding sekolah terjadi pada pukul 14.30 WIB.

Kala itu, hujan deras mengguyur wilayah setempat dan menyebabkan dua tembok roboh.

"Roboh tembok ada dua. Pertama tembok pembatas sekolah dengan permukiman warga, terus menimpa tembok panggung," ujar Edison saat ditemui di lokasi.

Ia melanjutkan, para korban merupakan siswa yang tengah bermain hujan di panggung, di balik salah satu tembok yang roboh.

"Mereka lagi pada di balik tembok panggung itu. Semua korban yang tertimpa itu laki-laki. Tiga meninggal dunia," kata Edison.

Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta, Isnawa Adji menjelaskan,  robohnya tembok diduga karena tidak kuat menahan luapan air gorong-gorong.

Halaman:

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com