"Kalau untuk stres itu titiknya di bawah pergelangan tangan, tepatnya selisih 3 jari dari pergelangan tangan kita," kata Yoshua.
Jika sudah ditentukan titiknya, lalu dilakukan penekanan pada titik tersebut selama 30 detik.
Titik di bawah pergelangan tangan ini berfungsi untuk mengurangi stres dan menurunkan detak jantung.
Dengan demikian, orang yang mengalami terapi ini akan merasa rileks dan tidak stres.
Baca juga: Unggahan Viral Efek Makan Kecubung, Jangan Anggap Lucu, Ini Bahayanya!
Yoshua menegaskan, tidak sembarang titik disebut untuk meredakan stres.
Dalam ilmu akupuntur medik, ada sekitar 365 lebih titik untuk mengatasi atau merespons segala kondisi tubuh.
"Masing-masing titik itu memiliki fungsi masing-masing," ujar Yoshua.
"Jadi belum tentu untuk keluhan yang sama itu kita bisa menggunakan titik-titik yang sesuai dengan fungsinya," kata dia.
Baca juga: Video Viral Orangtua Bakar Album Kpop Koleksi Anaknya, Dikecam Netizen
Yoshua juga menjelaskan mengenai mekanisme kerja akupunktur pada gangguan cemas.
Ia mengatakan, mekanisme kerja akupuntur pada gangguan cemas yakni melalui regulasi sistem saraf otonom, hormonal dan neurotransmiter otak.
"Selain itu, akupunktur juga terbukti dapat memperbaiki kualitas tidur pada penderita gangguan cemas, sehingga dapat menjadi pilihan dalam tatalaksana gangguan cemas," sambungnya.
Sebagai informasi, gangguan cemas (Anxietas disorder) adalah sekelompok gangguan mental dengan perasaan cemas dan takut yang berlebihan.
Gangguan cemas terjadi ketika seseorang merasa takut, dengan penyebab yang tidak diketahui, tidak dikenali, atau tidak cukup untuk menjelaskan timbulnya gejala.
Yang termasuk dalam gangguan cemas adalah gangguan cemas umum, gangguan panik, gangguan obsesif-kompulsif, fobia spesifik, fobia sosial (gangguan kecemasan sosial), dan gangguan stres pasca trauma.
Tanda dan gejala gangguan cemas meliputi:
Adapun gangguan cemas dapat juga meliputi gejala somatis seperti berkeringat, berdebar, pusing, pingsan, gangguan pencernaan seperti diare dan meningkatnya frekuensi berkemih.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.