Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kualitas Udara Jakarta Buruk, Ini Cara Mencegah Infeksi Pernapasan

Kompas.com - 23/06/2022, 15:30 WIB
Taufieq Renaldi Arfiansyah,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

 

Kondisi polusi udara DKI Jakarta

Dalam pantauan Kompas.com pada Kamis (23/6/2022) pukul 11.33 WIB, indeks kualitas udara (AQI) di DKI Jakarta menunjukkan 141 AQI US.

Polutan utama di udara DKI Jakarta adalah PM2.5, dan saat ini 10,4 kali di atas nilai panduan kualitas udara tahunan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Dengan begitu, kualitas udara DKI Jakarta saat ini tidak sehat dihirup untuk kelompok sensitif.

Baca juga: 5 Kota di Indonesia yang Memiliki Kualitas Udara Buruk dan Tak Sehat

Sedangkan pada Rabu (22/6/2022), DKI Jakarta sempat menyenuh level 159 AQI US dengan kualitas udara yang tidak sehat.

Berikut daftar daerah di Indonesia dengan kualitas udara terburuk, dilansir dari IQ Air pada Kamis (23/6/2022) pukul 11.33 WIB:

  1. Pasarkemis, Jawa Barat 167
  2. Kota Surabaya, Jawa Timur: 163 AQI US
  3. Kota Bekasi, Jawa Barat: 155 AQI US
  4. Kota Semarang, Jawa Tengah: 155 AQI US
  5. Cileungsir, Jawa Barat: 146 AQI US
  6. Kota Depok, Jawa Barat: 146 AQI US
  7. Jakarta, DKI Jakarta: 141 AQI US
  8. Kabupaten Malang, Jawa Timur: 120 AQI US
  9. Kabupaten Serang, Banten: 110 AQI US
  10. DI Yogyakarta, Yogyakarta: 98 AQI US

Dampak penyakit dan cara mencegahnya

Polusi udara yang memiliki konsentrasi rendah maupun yang tinggi adalah salah satu ancaman bagi kesehatan manusia.

Meskipun semua polutan dapat menimbulkan ancaman kesehatan, namun PM2.5 dan ultrafine adalah jenis yang paling berbahaya..

Hal tersebut disebabkan karena polutan tersebut berukuran sangat kecil, sehingga dapat menempel di paru-paru, memasuki aliran darah dan membahayakan setiap organ.

Baca juga: Cara Cek Kualitas Udara Hari Ini di HP via Aplikasi AirVisual

Berikut ini adalah beberapa benyakit yang disebabkan karena PM2.5:

  • Penyakit jantung
  • Paru-paru
  • Bronkitis
  • Empisema
  • Asma
  • Bahkan dapat menyebabkan kematian dini.

Apabila masyarakat tinggal di daerah yang memiliki kualitas udara tidak sehat atau polusi udaranya tinggi dapat melakukan cara pencegahan agar terhindar dari penyakit.

Berikut adalah caranya:

  • Hindari aktivitas di luar ruangan.
  • Memakai masker jika beraktivitas di luar ruangan.
  • Tutup jendela untuk menghindari udara luar yang kotor masuk ke dalam rumah.
  • Nyalakan permurni udara agar udara dalam ruangan tetap jernih.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Rumput Lapangan GBK Jelang Kualifikasi Piala Dunia usai Konser NCT Dream Disorot, Ini Kata Manajemen

Rumput Lapangan GBK Jelang Kualifikasi Piala Dunia usai Konser NCT Dream Disorot, Ini Kata Manajemen

Tren
Bukan UFO, Penampakan Pilar Cahaya di Langit Jepang Ternyata Isaribi Kochu, Apa Itu?

Bukan UFO, Penampakan Pilar Cahaya di Langit Jepang Ternyata Isaribi Kochu, Apa Itu?

Tren
5 Tokoh Terancam Ditangkap ICC Imbas Konflik Hamas-Israel, Ada Netanyahu

5 Tokoh Terancam Ditangkap ICC Imbas Konflik Hamas-Israel, Ada Netanyahu

Tren
Taspen Cairkan Gaji ke-13 mulai 3 Juni 2024, Berikut Cara Mengeceknya

Taspen Cairkan Gaji ke-13 mulai 3 Juni 2024, Berikut Cara Mengeceknya

Tren
Gaet Hampir 800.000 Penonton, Ini Sinopsis 'How to Make Millions Before Grandma Dies'

Gaet Hampir 800.000 Penonton, Ini Sinopsis "How to Make Millions Before Grandma Dies"

Tren
Ramai soal Jadwal KRL Berkurang saat Harpitnas Libur Panjang Waisak 2024, Ini Kata KAI Commuter

Ramai soal Jadwal KRL Berkurang saat Harpitnas Libur Panjang Waisak 2024, Ini Kata KAI Commuter

Tren
Simak, Ini Syarat Hewan Kurban untuk Idul Adha 2024

Simak, Ini Syarat Hewan Kurban untuk Idul Adha 2024

Tren
BMKG Keluarkan Peringatan Dini Kekeringan di DIY pada Akhir Mei 2024, Ini Wilayahnya

BMKG Keluarkan Peringatan Dini Kekeringan di DIY pada Akhir Mei 2024, Ini Wilayahnya

Tren
8 Bahaya Mencium Bayi, Bisa Picu Tuberkulosis dan Meningitis

8 Bahaya Mencium Bayi, Bisa Picu Tuberkulosis dan Meningitis

Tren
3 Alasan Sudirman Said Maju sebagai Gubernur DKI Jakarta, Siap Lawan Anies

3 Alasan Sudirman Said Maju sebagai Gubernur DKI Jakarta, Siap Lawan Anies

Tren
Starlink Indonesia: Kecepatan, Harga Paket, dan Cara Langganan

Starlink Indonesia: Kecepatan, Harga Paket, dan Cara Langganan

Tren
AS Hapuskan 'Student Loan' 160.000 Mahasiswa Senilai Rp 123 Triliun

AS Hapuskan "Student Loan" 160.000 Mahasiswa Senilai Rp 123 Triliun

Tren
Apakah Setelah Pindah Faskes, BPJS Kesehatan Bisa Langsung Digunakan?

Apakah Setelah Pindah Faskes, BPJS Kesehatan Bisa Langsung Digunakan?

Tren
Apakah Gerbong Commuter Line Bisa Dipesan untuk Rombongan?

Apakah Gerbong Commuter Line Bisa Dipesan untuk Rombongan?

Tren
Kapan Tes Online Tahap 2 Rekrutmen BUMN 2024? Berikut Jadwal, Kisi-kisi, dan Syarat Lulusnya

Kapan Tes Online Tahap 2 Rekrutmen BUMN 2024? Berikut Jadwal, Kisi-kisi, dan Syarat Lulusnya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com