Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benarkah Manusia Mulai Jarang Tertawa di Usia 23 karena Dunia Kerja? Ini Kata Psikolog

Kompas.com - 30/05/2022, 07:05 WIB
Taufieq Renaldi Arfiansyah,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

Dari penelitian tersebut menunjukkan jika orang yang berada dalam dunia kerja memiliki kecenderungan untuk tidak menunjukkan selera humor mereka.

Karena saat bekerja, humor atau tawa dinilai sebagai bentuk sikap ketidakseriusan dalam melakukan perkerjaan.

"Mereka menemukan konsep bahwa ternyata orang-orang dengan profesional bekerja, kalau profesional itu mereka takut menunjukkan sense of humor, karena takutnya dinilai bekerja tidak profesional, karena memasukkan humor di dalamnya," ungkap Vero.

Baca juga: Humor: Antara Tawa, Kritik, dan Resistensi Kekuasaan

Humor itu penting

Vero mengatakan jika humor itu penting. Ketika seorang punya selera humor maka ia dinilai memiliki kepercayaan diri, lebih berkompeten dan punya status pekerjaan yang lebih tinggi.

Sehingga, pola pikir para pekerja atau karyawan untuk selalu serius atau tidak ada humor dalam bekerja itu salah.

"Ternyata humor itu dibutuhkan gitu," ujarnya.

Namun dalam mengutarakan humor, Vero mewanti-wanti agar jangan sampai mengeluarkan humor yang justru menyakiti lawan bicaranya.

"Karena humor yang sehat itu bisa membuat ikatan hubungan kita dengan orang lain itu lebih kuat sebenernya," jelasnya.

Baca juga: Anak dengan Selera Humor yang Tinggi Biasanya Cerdas, Benarkah?

Bahaya jarang tertawa

Humor memiliki banyak manfaat untuk seseorang, karena sewaktu melakukan humor, tubuh akan merespons dengan tawa.

Ketika tertawa maka tubuh akan memicu hormon oksitoksin untuk membuat kita nyaman dan memiliki hubungan lebih erat dengan orang di sekitar.

Tertawa juga dapat membantu menghadirkan emosi yang lebih positif, sehingga seseorang akan jarang terkena stres.

Vero menuturkan, jika jarang atau tidak bisa tertawa, maka seseorang akan rentan terkena stres dan akan berdampak kepada kondisi kesehatan tubuh.

Berikut bahaya jika orang jarang tertawa:

  • Rentan terkena stres
  • Rentan sakit
  • Imun tubuh berkurang
  • Gangguan kesehatan mental
  • Gampang cemas
  • Dapat terkena gangguan emosi
  • Gampang depresi

Jika terdapat orang yang susah tertawa, saat ini dapat berlatih humor dengan mengikuti terapi tawa.

"Humor atau bercanda menurunkan kemungkinan terkena gangguan kesehatan mental, mengurangi kemungkinan kita gampang sakit, tentunya lemah secara imun tubuh, sehingga imun tubuh kita lebih kuat gitu dengan ini dan kita jadi lebih bisa menghadapi persoalan yang kita hadapin," jelasnya.

Tentunya dengan pikiran yang lebih jernih, dengan mental yang lebih sehat, dengan tubuh yang lebih sehat kita bisa mengambil keputusan yang lebih baik.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Deretan Insiden Pesawat Boeing Sepanjang 2024, Terbaru Dialami Indonesia

Deretan Insiden Pesawat Boeing Sepanjang 2024, Terbaru Dialami Indonesia

Tren
Asal-usul Gelar 'Haji' di Indonesia, Warisan Belanda untuk Pemberontak

Asal-usul Gelar "Haji" di Indonesia, Warisan Belanda untuk Pemberontak

Tren
Sosok Hugua, Politisi PDI-P yang Usul agar 'Money Politics' Saat Pemilu Dilegalkan

Sosok Hugua, Politisi PDI-P yang Usul agar "Money Politics" Saat Pemilu Dilegalkan

Tren
Ilmuwan Temukan Eksoplanet 'Cotton Candy', Planet Bermassa Sangat Ringan seperti Permen Kapas

Ilmuwan Temukan Eksoplanet "Cotton Candy", Planet Bermassa Sangat Ringan seperti Permen Kapas

Tren
8 Rekomendasi Makanan Rendah Kalori, Cocok untuk Turunkan Berat Badan

8 Rekomendasi Makanan Rendah Kalori, Cocok untuk Turunkan Berat Badan

Tren
Kronologi dan Fakta Keponakan Bunuh Pamannya di Pamulang

Kronologi dan Fakta Keponakan Bunuh Pamannya di Pamulang

Tren
Melihat 7 Pasal dalam RUU Penyiaran yang Tuai Kritikan...

Melihat 7 Pasal dalam RUU Penyiaran yang Tuai Kritikan...

Tren
El Nino Diprediksi Berakhir Juli 2024, Apakah Akan Digantikan La Nina?

El Nino Diprediksi Berakhir Juli 2024, Apakah Akan Digantikan La Nina?

Tren
Pria di Sleman yang Videonya Viral Pukul Pelajar Ditangkap Polisi

Pria di Sleman yang Videonya Viral Pukul Pelajar Ditangkap Polisi

Tren
Soal UKT Mahal Kemendikbud Sebut Kuliah Pendidikan Tersier, Pengamat: Terjebak Komersialisasi Pendidikan

Soal UKT Mahal Kemendikbud Sebut Kuliah Pendidikan Tersier, Pengamat: Terjebak Komersialisasi Pendidikan

Tren
Detik-detik Gembong Narkoba Perancis Kabur dari Mobil Tahanan, Layaknya dalam Film

Detik-detik Gembong Narkoba Perancis Kabur dari Mobil Tahanan, Layaknya dalam Film

Tren
7 Fakta Menarik tentang Otak Kucing, Mirip seperti Otak Manusia

7 Fakta Menarik tentang Otak Kucing, Mirip seperti Otak Manusia

Tren
Cerita Muluwork Ambaw, Wanita Ethiopia yang Tak Makan-Minum 16 Tahun

Cerita Muluwork Ambaw, Wanita Ethiopia yang Tak Makan-Minum 16 Tahun

Tren
Mesin Pesawat Garuda Sempat Terbakar, Jemaah Haji Asal Makassar Sujud Syukur Setibanya di Madinah

Mesin Pesawat Garuda Sempat Terbakar, Jemaah Haji Asal Makassar Sujud Syukur Setibanya di Madinah

Tren
Ada Vitamin B12, Mengapa Tidak Ada B4, B8, B10, dan B11?

Ada Vitamin B12, Mengapa Tidak Ada B4, B8, B10, dan B11?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com