Dalam studi oleh Georgetown University yang terbit pada 28 April 2022, peneliti melakukan penilaian komprehensif tentang bagaimana perubahan iklim bisa memunculkan penyakit menular lain.
Saat mamalia melakukan perjalanan ke habitat baru, mereka akan bertemu dengan mamalia lain. Studi menjelaskan, pada pertemuan tersebut, mamalia akan saling berbagi ribuan virus.
Penulis utama studi, Colin Carlson menerangkan, lompatan virus antar mamalia tersebut sudah terjadi melalui perdagangan satwa liar di pasar.
Memindahkan hewan secara tidak alami berpeluang menciptakan lompatan virus dari satu spesies ke spesies lain.
"Seperti bagaimana SARS melompat dari kelelawar ke musang, lalu musang ke manusia," kata dia, dikutip dari laman Georgetown University.
Temuan lain yang mengkhawatirkan adalah dampak kenaikan suhu pada kelelawar, yang mana menjadi penyebab sebagian besar penyebaran virus baru.
Kemampuan kelelawar untuk terbang memungkinkan mereka melakukan perjalanan jarak jauh dan menyebarkan virus lebih banyak dari hewan lain.
Adapun menurut studi, dampak terbesar diproyeksikan terjadi di Asia Tenggara, sebagai kawasan yang dinilai menjadi hot spot dari penyebaran virus baru.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.