Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jaya Suprana
Pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan

Penulis adalah pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan.

Sebenarnya, Virus Itu Makhluk atau Apa?

Kompas.com - 11/05/2022, 07:58 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

SAYA sudah terbiasa menggunakan kata mahluk tanpa sadar bahwa kata tersebut tidak bisa saya temukan di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Yang hadir di dalam KBBI ternyata bukan mahluk tanpa huruf "k" sebelum huruf "h" tetapi "makhluk" dengan "k" sebelum "h".

Para penyusun KBBI sepakat dalam memaknakan kata makhluk sebagai makh•luk n (noun atau kada benda) sesuatu yang dijadikan atau yang diciptakan oleh Tuhan (seperti manusia, binatang, dan tumbuh-tumbuhan); -- dini makhluk beragama; makhluk religius: seorang anak bukan saja makhluk jasadi, makhluk akhlaki, tetapi juga -- dini; -- halus makhluk yang dianggap hidup di alam gaib yang berada di luar alam fisik (misalnya setan, jin); -- ijtimaiah makhluk sosial: -- ijtimaiah berkewajiban membantu tetangga yang sedang mendapat musibah; -- rohaniah makhluk yang tidak mempunyai nafsu, tidak memerlukan makan dan minum, bukan laki-laki dan bukan perempuan; malaikat; -- sosial manusia yang berhubungan secara timbal-balik dengan manusia lain; -- syahsiah makhluk individu: sebagai -- syahsiah seseorang mempunyai kewajiban terhadap Allah.

Baca juga: Misteri Virus Hepatitis Akut dan Pesan Rajin Cuci Tangan...

Menarik bahwa KBBI secara eksplisit tidak mengaitkan "makhluk” dengan “hidup” berarti dapat disimpulkan bahwa makhluk belum tentu hidup.

Berdasar pemaknaan KBBI oleh para ilmuwan dan ahliwan bahasa terhadap kata makhluk maka perdebatan mengenai virus itu makhluk atau benda apa, bukan terselesaikan tetapi malah makin ruwet dan bundet berkelanjutan.

Sudah lebih dari sekitar seratus tahun masyarakat sains masih belum sepakat dalam menyepakati apa sebenarnya sesuatu yang disebut sebagai virus. Semula ada yang menganggap virus adalah zat, kemudian racun, lalu mahluk eh makhluk hidup, lalu kimiawi biologikal, lalu sebagai kawasan abu-abu antara makhluk hidup dengan benda tidak hidup yang tidak mampu mereplikasi diri sendiri tetapi dapat memengaruhi sel hidup serta kesehatan bahkan kehidupan mahkluk hidup yang dihinggapi virus.

Pengkategorian virus sebagai benda tidak hidup telah memengaruhi pemikiran para ilmuwan biologi untuk menghindari virus dalam penelitian evolusi. Sementara para biologimolekularolog menghormati peran virus dalam ikut membentuk kehidupan di planet Bumi ini seiring setujuan dengan para ilmuwan astrobiologi yang meyakini bahwa virus pasti ditemukan di planet-planet lain di alam semesta ini.

Para ilmuwan filsafat maupun para neurosaintis menganggap virus sangat menarik didayagunakan sebagai bahan latihan pemikiran di pusat-pusat kebugaran otak. Berdebat tentang virus dianggap manjur sebagai pengasah otak secara efektif dan efisien.

Para pemikir lincah maka kritis sambil skeptis seperti Descrates dan Kierkegaard atau Russel pastinya setuju dengan anggapan cenderung bersuasana manunggaling kawula gusti tersebut. Legenda Dewa Ruci pada hakikatnya meyakini adanya mikrokosmos serta merta juga makrokosmos.

Jika saya renungkan secara lebih mendalam maka timbul gejolak rasa kagum terhadap pemikiran kakek-nenek moyang umat manusia yang melahirkan kearifan animisme maupun dinamisme yang meyakini KeTanpaBatasan KeMahaKuasaan Yang Maha Kuasa dalam menciptakan segala sesuatu di alam semesta. Sesuai pemaknaan utama Kamus Besar Bahasa Indonesia tentang makhluk.

Baca juga: WHO Konfirmasi Kematian Satu Pasien akibat Infeksi Virus Ebola di Kongo

Bagi yang menganggap naskah ini sampah sebab terkesan tidak memisahkan apa yang dianggap sebagai takhayul dengan apa yang dianggap bukan takhayul, silakan buang naskah sampah ini ke tong sampah. Namun mohon jangan repot polisikan saya sebab di samping saya tidak berharga untuk dipolisikan juga sama sekali tidak berniat menyebar ujaran kebencian apalagi bikin kegaduhan di negeri tata tentram kerta raharja ini.

Ketimbang memubazirkan tenaga batin untuk berdebat tentang virus makhluk hidup atau benda tidak hidup atau entah apa, adalah jauh lebih bijak khusyuk berdoa sambil disiplin mematuhi protokol kesehatan agar diri sendiri tidak tertular virus dari orang lain mau pun menularkan virus ke orang lain. Amin!

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Salinan Putusan Cerai Ria Ricis Beredar di Medsos, Bagaimana Aturan Publikasi Dokumen Perceraian?

Salinan Putusan Cerai Ria Ricis Beredar di Medsos, Bagaimana Aturan Publikasi Dokumen Perceraian?

Tren
Spyware Mata-mata asal Israel Diduga Dijual ke Indonesia

Spyware Mata-mata asal Israel Diduga Dijual ke Indonesia

Tren
Idap Penyakit Langka, Seorang Wanita di China Punya Testis dan Kromosom Pria

Idap Penyakit Langka, Seorang Wanita di China Punya Testis dan Kromosom Pria

Tren
Ribuan Kupu-kupu Serbu Kantor Polres Mentawai, Fenomena Apa?

Ribuan Kupu-kupu Serbu Kantor Polres Mentawai, Fenomena Apa?

Tren
Ramai soal Susu Dicampur Bawang Goreng, Begini Kata Ahli Gizi

Ramai soal Susu Dicampur Bawang Goreng, Begini Kata Ahli Gizi

Tren
57 Tahun Hilang Saat Perang Vietnam, Tentara Amerika Ini 'Ditemukan'

57 Tahun Hilang Saat Perang Vietnam, Tentara Amerika Ini "Ditemukan"

Tren
5 Tahun Menjabat, Sekian Uang Pensiun Seumur Hidup Anggota DPR RI

5 Tahun Menjabat, Sekian Uang Pensiun Seumur Hidup Anggota DPR RI

Tren
Kisah Celia, Wanita yang Tidak Makan Selama 4 Tahun akibat Sindrom Langka

Kisah Celia, Wanita yang Tidak Makan Selama 4 Tahun akibat Sindrom Langka

Tren
Tema Met Gala dari Masa ke Masa, 'Sleeping Beauties: Reawakening Fashion' Jadi Tajuk 2024

Tema Met Gala dari Masa ke Masa, "Sleeping Beauties: Reawakening Fashion" Jadi Tajuk 2024

Tren
Cabut Gigi Bungsu, ke Dokter Gigi Umum atau Spesialis Bedah Mulut?

Cabut Gigi Bungsu, ke Dokter Gigi Umum atau Spesialis Bedah Mulut?

Tren
Cara Daftar Anggota PPS Pilkada 2024, Berikut Syarat dan Prosedurnya

Cara Daftar Anggota PPS Pilkada 2024, Berikut Syarat dan Prosedurnya

Tren
Profil CNF Clairefontaine di Perancis, Tempat Pertandingan Indonesia Vs Guinea

Profil CNF Clairefontaine di Perancis, Tempat Pertandingan Indonesia Vs Guinea

Tren
Kronologi Fortuner Polda Jabar Picu Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ, Diselesaikan secara Kekeluargaan

Kronologi Fortuner Polda Jabar Picu Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ, Diselesaikan secara Kekeluargaan

Tren
Tabrakan KA Pandalungan Vs Mobil Terjadi di Pasuruan, 3 Orang Meninggal Dunia

Tabrakan KA Pandalungan Vs Mobil Terjadi di Pasuruan, 3 Orang Meninggal Dunia

Tren
Kisah Pemuda China, Rela Hidup Hemat demi Pacar tapi Berakhir Tragis

Kisah Pemuda China, Rela Hidup Hemat demi Pacar tapi Berakhir Tragis

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com