Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramai soal Pengaruh Email terhadap Kondisi Bumi, Adakah Hubungannya?

Kompas.com - 15/04/2022, 14:30 WIB
Dandy Bayu Bramasta,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebuah twit berisi pertanyaan mengenai pengaruh email terhadap kondisi bumi, ramai di media sosial.

Twit itu dibagikan oleh akun @areajulid, Jumat (15/4/2022).

"Mo nanya, emg email tuh bner-bner berpengaruh banget ya sama kondisi bumi?," demikian pertanyaan yang tertulis dalam tangkapan layar.

Hingga Jumat siang, twit tersebut telah dikomentari 427 kali, di-retweet 720 kali, dan disukai 8.616 kali oleh warganet Twitter.

Baca juga: Mengenal Apa Itu Gmail, Fungsi, hingga Kelebihan, dan Kekurangannya

Baca juga: Lupa atau Belum Aktivasi Nomor EFIN? Cukup Urus via Email

Lantas, apakah benar email berpengaruh terhadap kondisi bumi?

Pegiat keamanan digital Yerry Niko Borang mengatakan, perlu dipahami bahwa email disimpan di komputer-komputer yang khusus dinyalakan 24 jam per server.

Sementara itu, server tidak bisa hidup tanpa listrik.

Yerry mencontohkan, satu server misalnya setara dengan pemakaian listrik 2 bola lampu 40 watt.

Server tersebut akan tergantung milik perusahaan pengelolanya.

"Jika itu Gmail, yang dimiliki Google, servernya di satu lokasi bisa ribuan dan server enggak cuma buat nyimpan email, buat lalu lintas produk-produk internet ya email, website, koneksi video call, sosmed dan sebagainya," ujar Yerry saat dihubungi Kompas.com, Jumat (15/4/2022).

Menurutnya, email hanya satu bagian kecil yang ada di layanan server-server perusahaan ini.

Baca juga: Salah Kirim Email Via Gmail? Jangan Panik, Begini Cara Membatalkannya

Media sosial lebih tinggi

Yerry mengungkapkan, penggunaan listrik untuk email masih kalah jauh daripada media sosial, misalnya Instagram dan TikTok.

"Kalah jauh sama penyimpanan buat TikTok atau Instagram, karena yang disimpan gambar dan video sedang email biasanya hanya teks," kata dia.

"Sosmed (sosial media) jauh menghabiskan listrik ketimbang email," sambung Yerry.

Yerry mengatakan, penggunaan listrik ini tidak serta merta berpengaruh ke masalah ozon.

Hal ini lebih kepada sumber listriknya, pembangkit listrik yang digunakan di masing-masing negara.

Baca juga: Cara Membatalkan Email yang Terlanjur Terkirim di Gmail

Di Eropa dan AS, imbuhnya, rata-rata lokasi server perusahaan IT sudah memakai energi hijau.

"Seperti kincir angin, panel surya bahkan gas dan nuklir yang sebenarnya polusi ke ozon-nya kecil," kata Yerry.

Justru pembangkit listrik yang ada di Asia seperti China, India, hingga Indonesia yang menggunakan batu bara, berkontribusi menyebabkan polusi sehingga berpotensi merusak ozon.

"Karena batu bara melepaskan zat atau unsur-unsur Co2 dan gas lain. Jadi enggak sesimpel email merusak ozon, tapi listrik dan pembangkit listrik apa yang digunakan," tandas Yerry.

Baca juga: [HOAKS] Email Berisi Surat Panggilan Seleksi Calon Pegawai PT Jasa Marga

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com