Sikap abstain ini pun diapresiasi oleh Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia (UI) Hikmahanto Juwana.
Menurutnya, ada tiga alasan mengapa Indonesia harus mengambil sikap abstain.
Pertama, Indonesia dalam posisi belum mendapatkan hasil verifikasi terkait dengan gambar yang ada dan siapa pelakunya.
"Kedua, Indonesia tidak mengekor AS dalam menghakimi Rusia bahwa Rusia salah," kata Hikmahanto kepada Kompas.com, Sabtu (9/4/2022).
Ketiga, AS dan sekutunya berupaya agar Rusia dikenakan sanksi dalam keanggotaan berbagai organisasi dan forum internasional, termasuk G20.
Hikmahanto menyebut, tindakan itu justru bisa mengeskalasi konflik dan tidak akan menghentikan serangan Rusia terhadap Ukraina.
"Tentu Indonesia tidak setuju dengan jalan yang diambil oleh AS dan sekutunya, mengingat Indonesia berkeinginan untuk menciptakan perdamaian di Ukraina dan mengakhir tragedi kemanusiaan," jelas dia.
Baca juga: Konflik Rusia-Ukraina, Indonesia Harap Anggota G20 Jadi Solusi
Selain itu, ia juga mengapresiasi langkah Menteri Luar Negeri Retno Masudi yang terbang langsung ke Eropa untuk berkonsultasi dengan pihak terkait.
Sebab, konflik Rusia-Ukraina berpotensi membuat G20 gagal diselenggarakan.
Menurutnya, ada beberapa strategi yang perlu dilakukan untuk "mendinginkan" konflik ini.
Pertama, Indonesia harus memberi pemahaman kepada negara-negara pro-AS bahwa permintaan Rusia adalah jaminan agar NATO tidak melakukan ekspansi ke Timur.
"Selanjutnya, minta negara-negara Eropa untuk membuat jaminan tertulis bahwa mereka tidak akan menerima Ukraina sebagai anggota NATO," ujarnya.
Dengan bekal ini, ia berharap Indonesia bisa bertemu Rusia dan memintanya untuk melakukan gencatan senjata.
Langkah ini kemudian diikuti dengan permintaan Indonesia kepada Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky agar tidak melakukan provokasi ke Rusia dan lebih mengedepankan rakyatnya.
"Karena provokasi terhadap Rusia akan meningkatkan agresivitas Rusia dan itu dilampiaskan dengan membuat rakyat Ukraina dalam situasin yang sulit," tambah dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.