Kabupaten Intan Jaya yang merupakan Daerah Otonomi Baru (DOB) hasil pemekaran dari Kabupaten Paniai pada 2008.
Di sub sektor peternakan, daerah ini sangat potensial dikembangkan ternak babi karena aktifitas beternak babi sudah menjadi tradisi masyarakat, bahkan menjadi simbol status seseorang.
Dilansir laman Puncakkab.go.id, Kabupaten Puncak adalah sebuah kabupaten di Provinsi Papua, Indonesia.
Kabupaten ini dibentuk pada tanggal 4 Januari 2008 berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2008, bersama-sama dengan pembentukan 5 kabupaten lainnya di Papua.
Peresmiannya dilakukan oleh Menteri Dalam Negeri Mardiyanto pada tanggal 21 Juni 2008. Kabupaten Puncak adalah hasil pemekaran dari Kabupaten Puncak Jaya.
Baca juga: Indonesia Segera Miliki 3 Provinsi Baru, Total Jadi 37 Provinsi, Apa Saja?
Luas hutan Kabupaten Puncak Jaya sekitar 1.453,20 ha dengan potensi hasil hutan yang bisa diandalkan terutama di wilayah dataran rendah (Fawi dan Torere) antara lain, kayu Merbau, kayu Matoa, kayu Bakau, kayu gaharu, rotan, dan hasil hutan lainnya.
Lembah Baliem adalah areal yang luas yang sangat subur sehingga cocok untuk berbagai jenis komoditi pertanian yang di kembangkan tanpa pupuk kimia.
Makan pokok masyarakat asli adalah ubi jalar, talas (keladi), dan jagung sehingga pada areal pertanian mereka di penuhi dengan jenis tanaman makanan pokok ini.
Secara Geografis Kabupaten Lanny Jaya terletak di daerah Pegunungan Tengah, Papua dan menyimpan banyak pesona alam yang masih “Perawan”.
Hutan yang lebat dengan kekayaan flora dan fauna terdapat Distrik Dimba dan Kuyawage dan dapat pula dijumpai air terjun dan gua-gua yang belum tereksplorasi oleh para petualang.
Mamberamo Raya memiliki wilayah yang bisa dikatakan cukup potensial untuk pengembangan Kelautan dan Perikanan karena wilayah Kabupaten Mamberamo Raya memiliki Sungai, Danau dan Laut. Kabupaten Mamberamo Raya memiliki panjang garis pantai kurang lebih 484 km.
Babi merupakan jenis ternak yang paling banyak dipelihara di Kabupaten Nduga. Jumlahnya mencapai 25.845 ekor pada 2011.
Hewan ternak lainnya yang dikembangkan adalah kelinci, dengan jumlah 1.774 ekor. Terdapat juga hewan unggas, yang didominasi oleh ayam buras atau ayam kampung.
Perkebunan yang berkembang di Kabupaten Tolikara berdasarkan Data Dinas Pertanian Kabupaten Tolikara adalah Kopi meskipun kondisi fisik dan lingkungan mendukung untuk beberapa komoditas perkebunan, diantaranya: kakao, vanili, kelapa sawit.
Luas areal tanaman perkebunan kopi pada tahun 2011 di Kabupaten Yahukimo adalah 127 ha dengan produksi 30 654 kg.
Sedangkan luas areal perkebunan Buah Merah dan Sagu adalah 1116 ha dan 100 ha. Serta produksinya sebesar 7998 kg (tanaman buah merah) dan 1877 kg (tanaman sagu).
Potensi lahan tanaman pangan yang telah dimanfaatkan untuk pengembangan komoditas hingga 2012 meliputi jagung dan ubi kayu seluas 42,56 ha, kacang tanah 24,67 ha, kedelai 28,92 ha, kacang merah 4,57 ha, kacang hijau 8,98 ha, keladi/talas 25,07 ha, sayuran 156,51 ha, buah-buahan 42.46 ha, ubi jalar 3.045,89 ha.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.