Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Spesifikasi dan Kisah KRI Matjan Tutul-602: Kapal Cepat Pertama TNI AL, Saksi Pertempuran Laut Aru

Kompas.com - 02/04/2022, 18:00 WIB
Dandy Bayu Bramasta,
Rendika Ferri Kurniawan

Tim Redaksi

Keunggulan KRI Matjan Tutul-602

Keunggulan lainnya, MTB ini memiliki lunas hanya sedalam 2,5 meter. KRI Matjan Tutul-602 mampu melaju di laut dangkal tanpa hambatan.

Kondisi tersebut menjadikan kapal cepat pembawa torpedo ini sanggup berkelok-kelok di selat sempit dan dangkal.

Rancangan MTB Jaguar Class sejatinya merupakan pengembang dari kapal cepat andalan Jerman era Perang Dunia II, yakni E Boat.

Dalam sekali jalan, kapal ini dapat membawa 25 ton bahan bakar, 1,12 ton pelumas, dan 2 ton air tawar.

KRI Matjan Tutul-602 diawaki 39 anak buah kapal (ABK) yang terdiri dari 4 perwira, 2 juru masak, 17 petugas kamar mesin, 18 pelaut.

Baca juga: Spesifikasi Pesawat Tempur Hawk 200 TNI AU: Radar hingga Persenjataan

Kapal mampu beroperasi dalam radius sejauh 700 nautical mile (setara 1.300 kilometer) pada kecepatan 35 knot.

Bila membawa empat torpedo MK-3 533 mm yang merupakan senjata andalannya, kapal perang tipe ini bakal berubah menjadi ancaman berbahaya bagi musuh.

Kapal kelas ini dipersenjatai oleh dua pucuk meriam Bofors kaliber 40 mm yang terpasang di haluan dan buritan serta senapan mesin berat anti serangan udara kaliber 12,7 mm.

Sejak 1960, MTB Type 140 resmi memperkuat Satuan Kapal Cepat TNI AL.

Dari delapan unit yang dibeli Indonesia, sampai 1961 baru dua MTB yang pernah mengikuti latihan perang di laut, yakni KRI Matjan Tutul dan KRI Adjak.

Baca juga: Spesifikasi KRI Fatahillah-361, Kapal Perang TNI AL yang Dilengkapi Persenjataan Modern

Tenggelamnya KRI Matjan Tutul

Dalam paket pembeliannya, torpedo tidak termasuk klausul yang didapatkan Indonesia karena Jerman Barat saat itu tidak boleh membuat senjata sebagai bagian dari perjanjian dengan sekutu.

Selanjutnya, pemerintah Indonesia berencana mendatangkan torpedo MK-3 dari Inggris, namun sebagai sekutu Belanda negara ini tidak mau menjualnya ke Indonesia.

Pemerintah kemudian melirik pembelian torpedo dengan Uni Soviet sebagai bagian dari akusisi MTB kelas P-6 yang dikenal sebagai Kelas Angin Bohorok.

Saat dicanangkan Trikora, alutsista tersebut belum tiba dan kapal-kapal MTB kelas Jaguar tetap disiapkan untuk tugas infiltrasi.

Satgas STC-9 dengan misi pendaratan pasukan ke Vlakke Hoek (Kaimana) menjadi tugas tempur perdana Komando Djenis Kapal Kapal Tjepat (Kodjenkat) khususnya Skwadron Kapal Tjepat Torpedo (Skwadkatjepedo) yang berujung pada Pertempuran Laut Arafuru 15 Januari 1962.

Dalam operasi itu sebuah MTB tenggelam, yaitu KRI Matjan Tutul bersama Komodor Yos Sudarso.

Kisah pertempuran Laut Arafuru selengkapnya dapat dibaca di sini: Majalah Cakrawala Edisi Khusus 442 Tahun 2019.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com