Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Apa Itu Sabu, Risiko Kesehatan, dan Efek Sampingnya

Kompas.com - 19/03/2022, 10:05 WIB
Taufieq Renaldi Arfiansyah,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

Metamfetamin atau dikenal dengan sabu di Indonesia sangat adiktif, karena obat tersebut dapat membuat sel-sel dopamin tetap aktif dalam waktu yang lama sehingga memungkinkan untuk mengalami perasaan euforia yang kuat.

Namun, ketika efek metamfetamin berakhir, tubuh pengguna tidak dapat seketika memproduksi dopamin secara alami dan membutuhkan obat untuk merasa kembali normal, sehingga membutuhkan dosis obat yang lebih besar untuk menghadirkan perasaan senang.

Jika pengguna berhenti menggunakannya, akan ada dampak yang dirasakan oleh fisiknya, seperti merasa sangat lelah, depresi mental, lekas marah, apatis, dan disorientasi.

Baca juga: Video Rendang Berisi Narkoba Ternyata di Nigeria, Ini Penjelasannya...

2. Masalah jantung dan stroke

Penggunaan metamfetamin atau sabu meningkatkan risiko masalah jantung, seperti nyeri dada, detak jantung yang tidak normal, dan tekanan darah tinggi.

Hal ini dapat menyebabkan serangan jantung, diseksi aorta akut dan berhentinya jantung mendadak.

Risiko ini lebih tinggi bila menggunakan obat dengan alkohol, kokain, atau opioid.

Selain itu terdapat risiko stroke yang lebih tinggi, mungkin karena tekanan darah tinggi atau laju aterosklerosis yang lebih cepat.

Baca juga: Terjawab Sudah, Ini Fakta Viral Daging Rendang yang Berisi Narkoba

3. Kerusakan gigi

Penyalahgunaan sabu atau metamfetamin juga dapat menyebabkan kerusakan gigi yang sangat parah sehingga sebagian besar gigi membusuk, yang dikenal sebagai “mulut sabu”.

Penyebabnya diperkirakan sebagai berikut

  • Memiliki mulut kering
  • Banyak konsumsi minuman manis
  • Mengatupkan dan menggertakkan gigi
  • Kebersihan gigi yang kurang

4. Penyakit parkinson

Metamfetamin atau sabu mungkin memiliki efek neurologis yang efeknya akan dirasakan ketika pengguanya berhenti menggunakan obat tersebut.

Para peneliti mengaitkan penggunaan amfetamin berisiko lebih tinggi terkena penyakit parkinson (suatu kondisi yang memengaruhi saraf gerakan).

Baca juga: Artis Banyak Terjerat Narkoba, Fenomena Apa?

KOMPAS.com/PALUPI ANNISA AULIANI Negeri Darurat Narkoba

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Tren
Harta Prajogo Pangestu Tembus Rp 1.000 Triliun, Jadi Orang Terkaya Ke-25 di Dunia

Harta Prajogo Pangestu Tembus Rp 1.000 Triliun, Jadi Orang Terkaya Ke-25 di Dunia

Tren
Media Asing Soroti Banjir Bandang Sumbar, Jumlah Korban dan Pemicunya

Media Asing Soroti Banjir Bandang Sumbar, Jumlah Korban dan Pemicunya

Tren
Sejarah Lari Maraton, Jarak Awalnya Bukan 42 Kilometer

Sejarah Lari Maraton, Jarak Awalnya Bukan 42 Kilometer

Tren
Rekonfigurasi Hukum Kekayaan Intelektual terhadap Karya Kecerdasan Buatan

Rekonfigurasi Hukum Kekayaan Intelektual terhadap Karya Kecerdasan Buatan

Tren
Basuh Ketiak Tanpa Sabun Diklaim Efektif Cegah Bau Badan, Benarkah?

Basuh Ketiak Tanpa Sabun Diklaim Efektif Cegah Bau Badan, Benarkah?

Tren
BPJS Kesehatan Tegaskan Kelas Pelayanan Rawat Inap Tidak Dihapus

BPJS Kesehatan Tegaskan Kelas Pelayanan Rawat Inap Tidak Dihapus

Tren
Cara Memindahkan Foto dan Video dari iPhone ke MacBook atau Laptop Windows

Cara Memindahkan Foto dan Video dari iPhone ke MacBook atau Laptop Windows

Tren
Video Viral Pusaran Arus Laut di Perairan Alor NTT, Apakah Berbahaya?

Video Viral Pusaran Arus Laut di Perairan Alor NTT, Apakah Berbahaya?

Tren
Sosok Rahmady Effendi Hutahaean, Eks Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta yang Dilaporkan ke KPK

Sosok Rahmady Effendi Hutahaean, Eks Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta yang Dilaporkan ke KPK

Tren
Harta Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Disebut Janggal, Benarkah Hanya Rp 6,3 Miliar?

Harta Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Disebut Janggal, Benarkah Hanya Rp 6,3 Miliar?

Tren
5 Potensi Efek Samping Minum Susu Campur Madu yang Jarang Diketahui

5 Potensi Efek Samping Minum Susu Campur Madu yang Jarang Diketahui

Tren
5 Penyebab Anjing Peliharaan Mengabaikan Panggilan Pemiliknya

5 Penyebab Anjing Peliharaan Mengabaikan Panggilan Pemiliknya

Tren
8 Fakta Penggerebekan Laboratorium Narkoba di Bali, Kantongi Rp 4 Miliar

8 Fakta Penggerebekan Laboratorium Narkoba di Bali, Kantongi Rp 4 Miliar

Tren
UPDATE Banjir Sumbar: 50 Orang Meninggal, 27 Warga Dilaporkan Hilang

UPDATE Banjir Sumbar: 50 Orang Meninggal, 27 Warga Dilaporkan Hilang

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com