"(Kekerasan) Itu dimaafkan di setiap tingkat: politik, militer dan hukum. Alasan untuk ini adalah bahwa Belanda ingin mengalahkan Republik Indonesia - yang telah mendeklarasikan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945 - dengan biaya berapa pun, dan siap untuk menundukkan hampir segalanya untuk tujuan itu,” ungkap peneliti Belanda dan Indonesia, dikutip dari The Guardian, Kamis (17/2/2022).
Awalnya, pemerintah Belanda menolak kemerdekaan Indonesia yang dideklarasikan Soekarno dan Mohammad Hatta pada 17 Agustus 1945.
Belanda mengirimkan pasukan untuk menumpas pemberontakan kemerdekaan sebagai upaya mempertahankan wilayah jajahannya.
Pemberontakan terus terjadi hingga pada tanggal 27 Desember 1949 Belanda memutuskan untuk menarik pasukannya.
Akibat dari serangan tersebut, diperkirakan 100.000 orang Indonesia tewas dan 5.300 pasukan Belanda tewas, termasuk pelayan mereka yang merupakan orang Indonesia.
Topik kemerdekaan Indonesia memang sedang ramai diperbincangkan di ruang-ruang publik Belanda melalui film dan pameran.
Salah satu fim yang mengorek kekejaman Belanda di masa kelam tersebut adalah De Oost.
Sementara pameran terbaru, dibuka di Rijksmuseum Amsterdam pada minggu lalu.
Baca juga: Sejarah 17 Januari, Perjanjian Renville Indonesia dan Belanda