Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jaya Suprana
Pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan

Penulis adalah pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan.

Saya Memang Bebal Matematika

Kompas.com - 14/09/2021, 11:04 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Kebetulan ada buku lebih tipis lagi yaitu tulisan Kurt Goedel dengan judul panjang meliak-liuk ke sana ke mari sambil kontradiktif dengan dirinya sendiri yaitu On Formally Undecidable Propositons of Principia Mathematica and Related Systems.

Jelas otak dangkal saya jatuh menjadi korban kegesitan Goedel bermain dengan logika otaknya sendiri sehingga saya makin sadar bahwa saya memang bebal matematika lebih bebal ketimbang sebelum saya membaca buku tipis tapi kejam tersebut.

Nyata

Sudah kepalang basah maka saya menyemplungkan diri ke samudra buku-buku matematika kaliber super dahsyat yang kadar kekompleksan matematematikalnya sudah bisa disimpulkan dari judulnya saja seperti Naïve Set Theory atau yang ke arah topologi Real Variables With Basic Metric Space Topology atau yang beraroma hewan peliharaan Abstract or Concrete Categories: The Joy of Cats atau yang sama sekali tidak saya mengerti apa artinya seperti Partial Differential Equations With Fourier Series And Boundary Value Problems atau yang agresif Attacking Probability and Statistical Problems atau Attacking Problem in Logarithm and Exponental Functions atau Calculus: An Intuitive and Physical Approach atau yang tidak obyektif The Subjectivity of Scientists and The Bayesian Approach atau yang blasfemis seperti Do Dice Plays God, The Mathematics of Uncertainity dan lain dan sebagainya dan seterusnya.

Judul-judulnya saja sudah membingungkan apalagi isi-isinya.

Gagal paham

Setiap hari matematika sudah berkembang sedemikian rupa sehingga mustahil saya bisa mengejar ketertinggalan saya memahami matematika.

Bahkan nama mata pelajaran matematika di Jerman sempat diganti menjadi Mengenlehre namun kembali lagi ke matematika akibat diprotes publik.

Alhasil makin saya berupaya mempelajari matematik makin saya mengalami nasib yang mencoba mempelajari matahari di dalam kisah-kisah rakyat Rusia yang dikisahkan kembali oleh Leo Tolstoi tentang para ilmuwan ingin mempelajari matahari maka terus menerus intensif memelototi matahari sehingga akhirnya buta.

Makin saya mempelajari apa yang disebut musik alih-alih makin paham malah saya makin gagal-paham musik.

Makin saya mempelajari humor malah saya makin tidak mengerti apa yang disebut humor.

Makin lama saya mempelajari lelucon makin saya tidak bisa tertawa akibat lelucon yang sudah kehilangan daya kejutnya akibat sudah saya kenal.

Makin saya mempelajari apa yang disebut sebagai matematika alih-alih makin paham malah makin gagal-paham matematika.

Namun syukur alhamdullilah akhirnya secara kelirumologis saya sadar atas kekeliruan diri saya dalam berupaya mempelajari matematika.

Pada hakikatnya makna matematika memang terlalu luas-dalam, tinggi-rendah,panjang-pendek, vertikal-horisontal, diagonal-sentrifugal untuk dipahami secara abstrak apalagi konkret oleh daya-paham dangkal saya.

Matematika sama halnya dengan filsafat, sains, seni, seks, ekonomi, sosial, politik, ideologi dan lain-lain memang jauh lebih bijak digunakan secara nyata positif dan konstruktif oleh manusia demi kesejahteraan manusia ketimbang diperdebatkan tentang definisinya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com