Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Aiman Witjaksono
Jurnalis

Jurnalis

Misteri Niat Sumbangan Rp 2 Triliun Keluarga Akidi Tio

Kompas.com - 10/08/2021, 15:52 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

SAYA mencoba mencari tahu sebenarnya berapa banyak uang yang dimiliki keluarga Akidi Tio? Benarkah mereka memiliki uang sebanyak Rp 2 triliun yang tertulis dalam angka yang katanya hendak disumbangkan ke Polda Sumatera Selatan?

Saya menemukan tanda dari lembaga negara yang memeriksanya.

Sumbangan sebesar Rp 2 riliun bukan angka main-main. Dalam program AIMAN saya mencoba menggambarkan ada berapa banyak uang Rp 2 triliun dengan pecahan 100 ribu.

Sedikit hitungan. Jika 1 brut itu artinya adalah 1.000 lembar maka 1 brut pecahan 100 ribu nilainya adalah Rp 100 Juta. Ruang seluas 1 meter persegi bisa menampung 20 brut atau Rp 2 miliar.

Truk kontainer ukuran 200 feet atau sekitar 30 meter kubik hanya mampu menampung 6.000 brut atau Rp 600 miliar. So, setidaknya butuh empat truk kontainer untuk membawa uang sebanyak Rp 2 triliun.

Luar biasa banyak kan.

Cuma ada Rp 3 juta di rekening

Saya mencoba menggali informasi dari Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) soal berapa banyak uang yang ada di rekening Heriyanti, putri bungsu Akidi Tio.

"Jauh.. sangat jauh dari angka itu (Rp 2 triliun)," kata Kepala PPATK Dian Ediana Rae kepada saya di program AIMAN yang tayang setiap Senin pukul 20.00 di Kompas TV.

Seberapa jauh? Apakah nilainya tidak sampai 1 persen dari Rp 2 triliun? Dia hanya tertawa, tak menjawab pertanyaan saya.

Dikutip dari majalah Tempo, salah satu penegak hukum di Polda Sumatera Utara menyebut, isi rekening itu hanya Rp 3,7 juta. Rekening lain miliki suami Heriyanti bahkan tidak mencapai Rp 1 juta.

Lantas, kok bisa Heriyanti mendatangi kantor polisi dan menjanjikan Rp 2 triliun?

Penelusuran Dahlan Iskan

Ini yang jadi tanda tanya hingga sekarang. Mabes Polri pun masih mencari motifnya.

Saya sempat mewawancarai pengusaha yang juga mantan Menteri BUMN Dahlan Iskan. Ia mengatakan, keluarga Akidi Tio adalah keluarga baik-baik.

Berdasarkan penelusuran Dahlan, mereka punya bisnis di Singapura. Namun, apakah bisnisnya itu masih bisa dicairkan atau bahkan sudah ditipu orang, Dahlan tak berani berspekulasi.

 

"Yang jelas ini keluarga baik-baik, dan memang dari rekan saya yang dekat dengan keluarga ini, mereka ini punya bisnis di Singapura. Tapi apakah bisnisnya itu sekarang ada atau sudah dibawa lari uangnya atau ada masalah yang lain, saya belum dapat informasinya," tutur Dahlan.

Ia mengungkapkan, ada banyak orang-orang kaya di Indonesia yang hanya tampak bersandal jepit, tapi bisnisnya luar biasa di luar negeri.

Dahlan sulit percaya bahwa janji Rp 2 triliun itu bakal direalisasikan karena begitu besarnya jumlah uang.

Spekulasi motif Hamid Awaluddin

Soal kasus ini, mantan Menteri Hukum dan HAM Hamid Awaluddin juga ikut bersuara. Ia mencoba mengungkap motif Heriyanti.

"Memang dari awalnya saya tidak pernah percaya, karena sebagaimana PPATK mengatakan, terjadi inkonsistensi antara profil dengan tawaran yang begitu dahsyat. Kalau ia punya Rp 2 triliun untuk disumbangkan, berapa banyak uangnya? Dari mana uang itu? Bagaimana bisa membuat uang sebegitu banyak?" ungkap Hamid.

Hamid lalu berspekulasi soal motif alias niat Heriyanti datang ke kantor polisi dan memberi janji sumbangan Rp 2 triliun kepada Kapolda Sumatera Selatan Irjen Pol Eko Indra Heri.

"Ketika Heriyanti melapor ke polisi, saya sudah mulai curiga. Jangan-jangan, orang ini memiliki kasus pidana ingin menipu polisi untuk meminta perlindungan," kata Hamid.

"Itu yang pertama di benak saya. Karena banyak sekali orang yang selalu mencari celah untuk menutupi kasus pidananya. Terlintas di pikiran saya, kenapa dia tidak ke Satgas Covid-19? Ternyata dugaan saya benar ini, Heriyanti banyak bermasalah dengan kasus pidana," tambah Hamid.

Apapun spekulasinya, motif Heriyanti masih belum diungkap polisi.

Air jadi bensin dan harta karun terpendam

Kasus Akidi Tio mengingatkan kita pada dua kejadian bohong sebelumnya. Ada kasus green energy, air bisa jadi bensin pada 2008 yang dipopulerkan staf khusus pesiden saat itu.

Ada pula kasus harta terpendam di Istana Batu Tulis Bogor, Jawa Barat, yang penggaliannya ditunggui seorang menteri kala itu.

Latar belakang orang bisa saja membuai harapan. Tapi fakta-fakta dan verifikasinya layak jadi tumpuan utama.

Saya Aiman Witjaksono...
Salam!

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Kapan Tes Online Tahap 2 Rekrutmen BUMN 2024? Berikut Jadwal, Kisi-kisi, dan Syarat Lulusnya

Kapan Tes Online Tahap 2 Rekrutmen BUMN 2024? Berikut Jadwal, Kisi-kisi, dan Syarat Lulusnya

Tren
Ramai soal Pertalite Dihapus Agustus 2024 Diganti Pertamax Green 95

Ramai soal Pertalite Dihapus Agustus 2024 Diganti Pertamax Green 95

Tren
Jarang Diketahui, Ini 5 Manfaat Mengonsumsi Daun Sambung Nyawa

Jarang Diketahui, Ini 5 Manfaat Mengonsumsi Daun Sambung Nyawa

Tren
Korlantas Polri: Nomor SIM Akan Diganti NIK KTP mulai 2025

Korlantas Polri: Nomor SIM Akan Diganti NIK KTP mulai 2025

Tren
Bisakah Jaminan Pensiun BPJS Ketenagakerjaan Cair Sebelum Pensiun?

Bisakah Jaminan Pensiun BPJS Ketenagakerjaan Cair Sebelum Pensiun?

Tren
Ini Nasib Barang yang Tertahan Bea Cukai tapi Tidak Diambil Pemiliknya

Ini Nasib Barang yang Tertahan Bea Cukai tapi Tidak Diambil Pemiliknya

Tren
Panggung Kampanye Capres di Meksiko Roboh, 9 Orang Meninggal dan Puluhan Luka-luka

Panggung Kampanye Capres di Meksiko Roboh, 9 Orang Meninggal dan Puluhan Luka-luka

Tren
Matahari Tepat di Atas Kabah 27 Mei, Ini Cara Meluruskan Kiblat Masjid

Matahari Tepat di Atas Kabah 27 Mei, Ini Cara Meluruskan Kiblat Masjid

Tren
Kisah Pilu Simpanse yang Berduka, Gendong Sang Bayi yang Mati Selama Berbulan-bulan

Kisah Pilu Simpanse yang Berduka, Gendong Sang Bayi yang Mati Selama Berbulan-bulan

Tren
Bobot dan Nilai Minimum Tes Online 2 Rekrutmen BUMN 2024, Ada Tes Bahasa Inggris

Bobot dan Nilai Minimum Tes Online 2 Rekrutmen BUMN 2024, Ada Tes Bahasa Inggris

Tren
6 Artis yang Masuk Bursa Pilkada 2024, Ada Ahmad Dhani dan Raffi Ahmad

6 Artis yang Masuk Bursa Pilkada 2024, Ada Ahmad Dhani dan Raffi Ahmad

Tren
7 Dokumen Syarat Pendaftaran CPNS 2024 yang Wajib Disiapkan

7 Dokumen Syarat Pendaftaran CPNS 2024 yang Wajib Disiapkan

Tren
Kelompok yang Boleh dan Tidak Boleh Beli Elpiji 3 Kg, Siapa Saja?

Kelompok yang Boleh dan Tidak Boleh Beli Elpiji 3 Kg, Siapa Saja?

Tren
Jarang Diketahui, Ini Manfaat dan Efek Samping Minum Teh Susu Setiap Hari

Jarang Diketahui, Ini Manfaat dan Efek Samping Minum Teh Susu Setiap Hari

Tren
Pertamina Memastikan, Daftar Beli Elpiji 3 Kg Pakai KTP Tak Lagi Dibatasi hingga 31 Mei 2024

Pertamina Memastikan, Daftar Beli Elpiji 3 Kg Pakai KTP Tak Lagi Dibatasi hingga 31 Mei 2024

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com