Kaum muda di China tak ingin seperti generasi itu.
Baca juga: Update Corona 5 Agustus: Klaster Olimpiade Tokyo 2020 hingga Pembatasan di China
Pada akhirnya, menurut para pengamat, tang ping menjadi cerminan atas kekecewaan kelas menengah China, yang dihadapkan dengan upah stagnan di kota-kota yang semakin mahal dan kompetitif.
"Orang-orang menyadari tidak ada mobilitas ke atas. Ini adalah penerimaan negatif: Hidup saya seperti ini. Akan selalu seperti ini," kata Yicheng Wang, seorang mahasiswa PhD ilmu politik di Universitas Boston yang mempelajari propaganda dan wacana populer, mengutip Washington Post.
Semakin populer tang ping, semakin menimbulkan kekhawatirkan dari otoritas.
Tak hanya menghapus grup di media sosial, tang ping juga diberitakan negatif oleh media yang berafiliasi dengan pemerintah China.
Surat kabar Guangzhou yang didukung pemerintah, Nanfang Daily, menyebut filosofi tang ping "memalukan".
Global Times yang dikelola pemerintah, menggambarkan "lying flat" bukanlah filosofi yang serius.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.